25 January 2012

Kepada Padang

Kepada Padang,
Kota yang menawarkan alam yang tiada duanya.
Suatu kali ketika kembali menjajakkan kaki di kota ini, aku merasakan sesuatu yang janggal. Ada warna biru perbukitan di sekitaran. Angin yang meniup kencang. Sebuah atmosfir yang membangkitkan rasa kangen.
Sembari mobil melaju meninggalkan bandara menuju kembali ke rumah, jalan-jalan tampak lengang. Tak ada macet. Pepohonan di pinggir jalan serta pemandangan yang sederhana. Rumah-rumah berderet dan sesekali melewati jembatan dengan air mengalir di bawahnya.
Menghirup lagi udaranya, masih berasa segar. Karbon sepertinya tidak begitu banyak mengisi disini. Aku beranjak melangkah memerhatikan sekeliling. Di ujung sana, aku melihat bukit seperti mengitari. Bukit Barisan. Dan ingatan itu membawaku lagi ke kampung halaman di Batusangkar.
Di sana, lebih hijau, lebih banyak lagi oksigennya.Mengingat kembali hamparan sawah yang tertata rapih dan air mancur tempat pemandian. Berjalan kaki di sini sembari menikmati pemandangan alam sesuatu yang menenangkan.
Sepanjang perjalanan dari Padang ke Batusangkar adalah sebuah perjalanan yang lebih asik lagi. Dengan Ngarai dan Air Mancur yang menggoda. Ah, alamnya adalah sesuatu.
Begitu juga makanan. Suasana yang dingin akan membangkitkan gairah makan. Dan jangan tanya soal makanan apa yang enak di Padang. Semuanya enak. Semuanya lebih mengandalkan rasa saat mengolah makanan.
Warung Padang di Padang tidak sekedar menjual makanan. Mereka bersaing soal rasa. Karena makanan enak adalah hal utama. Soal menjual dan ramai pelanggan itu yang kedua.
Dari rendang yang kental, gulai ayam, dendeng balado, semuanya ditakar dengan rasa yang pas. Termasuk juga makanan kecil sebagai pencuci mulut. Ada beragam.
Orang-orang Padang adalah hal terakhir yang membuat kota ini menarik. Hampir semuanya ramah, baik hati dan suka menolong. Mengobrol atau maota adalah kesukaannya. Jadi jangan heran kalau banyak ditemui orang-orang mengobrol di warung kopi atau rumah makan. Karena, proses sosialisasi dimulai dari makan.
AH, Padang.
Selalu membangkitkan rasa rindu. Apakah sudah aku cerita soal pantainya. Oh, aku lupa bagian penting itu. Pantai adalah salah satu tempat yang paling penting dan sayang untuk dilewatkan.
Aku dan kamu pernah setiap hari melewati langit senja di sana. Tenggelam lambat lambat dengan cahaya yang mengesankan. Aku dan kamu tersenyum sembari waktu bergulir menjadi warna gelap.
Aku rindu.
Kepadamu
-Biyan

oleh: @
diambil dari: http://rairahmanindra.wordpress.com

No comments:

Post a Comment