25 January 2012

metro yang bukan politan

Knock knock! Look who’s knocking at your door. Salam dari Bandung untuk kamu, kota Metro di Lampung. Meski kamu bukan Metropolitan seperti yang dibayangkan, tapi cukup banyak alasan yang membuat aku merindukanmu dan mengharuskan aku menengokmu yah minimal sekali dalam setahun. Di bawah ini beberapa alasannya:

Aku selalu merindukan saat-saat memandang bintang di langit melalui gelapnya malam dari atas kapal yang tangguh. Dan itu aku dapatkan ketika aku mengunjungimu. Aku selalu suka menghampirimu lewat laut. Meski waktu yang kubutuhkan lebih lama, tapi aku menikmatinya. Sangat. Yah anggap saja latihan jika suatu hari nanti aku berpelesir dengan si kapal pesiar, dengan atau tanpa jodohku kelak.

Aku tergila-gila dengan Empek-empek! Atau Tekwan, atau apapun itu namanya yang bercuka dan pedas. Dan juga DURIAN! Ya, Aku suka! Dan dengan mengunjungimu, aku bisa menemukan mereka di setiap sudut kota. Murah, nikmat, dan itu artinya surga dunia! Hanya di tempatmu ini aku bisa menjadikan mereka sarapanku, makan siangku, sekaligus cemilan penutup malam.

Berharap menemukan kemacetan? Tidak akan! Apa karena kamu kota kecil, sehingga macet merupakan barang langka? Bayangkan, waktu yang kuperlukan untuk menjelajahimu setara dengan jarak antara tempat tinggalku dengan pasar terdekat di Bandung. Dan kamu tahu? Walau kadang harus menikmatinya, tapi aku sangat benci macet! Jalanan di sini lengang, lebar, tanpa polusi. Bukan, bukan jarang ada kendaraan, tapi memang orang lebih suka memakai kendaraan roda dua di sini. Dan meski banyak bangunan yang sederhana, tidak megah, tapi cukup terawatt dengan rapi. Minus sampah atau coretan-coretan yang tidak jelas.

Mungkin bukan tepat di kotamu, tapi dengan mengunjungi kamu aku dapat keuntungan dengan suguhan pantai di sepanjang jalan. Aku ingat, di masa kecilku hampir sebulan sekali aku dan keluarga meninggalkanmu dan menuju pantai-pantai yang bertebaran. Dari pagi smapai sore, sampai kami pulang ke pangkuanmu lagi menjelang malam. Kamu tahu, rencananya dalam waktu dekat aku akan kembali mengunjungimu, dan aku akan beri tahu satu rahasia. Aku akan meninggalkanmu sebentar untuk mengunjungi TELUK KILUAN dan menyapa lumba-lumba. Tolong, jangan iri.

Ya, jangan iri. Meski lebih dari setengah hidupku kuhbaiskan di kota Kembang, aku akan kembali ke pelukanmu. Karena kamu adalah pilihan keluarga aku untuk menghabiskan waktu. Meski mereka memaksa aku untuk mendiami dirimu juga, tapi aku belum bisa. Bukan, bukan karena aku tidak suka. Yah meskipun aku alergi dengan udara panasmu, tapi bukan itu. Aku masih harus menuntaskan studiku, dan tentu saja setelah ini selesai asemua terserah pada jodohku kelak. Tapi meskipun begitu, aku masih tetap akan mengunjungimu. Terima kasih sudah menjaga keluargaku.


Salam rindu dari Bandung

Oleh:

No comments:

Post a Comment