25 January 2012

[Bukan Surat Cinta]; Apa Kata Jakarta?

(Ditulis 23 Januari, 2012.)

Bhak. Iya, saya lebay. Tapi benar. Pernahkah ada yang sadar atau err, merasakan bahwa Jakarta bisa berbicara kepada penghuninya? Ini saya rasakan sendiri setiap sampai di kota ini. Ihiks. Mungkin hanya perasaan sendiri. Saat tiba di sini saya selalu mendengar seakan Jakarta sedang berbicara. Banyak sekali perkataannya, seperti “Selamat datang, dan selamat stress.”, “Mending pulang sebelum menjadi orang gila.”, dan perkataan ‘nyeleneh’ lain semacam itu.

Medium yang berbeda dibanding kota lain di endonesa raya membuat Jakarta terasa sangat anu saat pertama kali anu. Ambil contoh, antara kampung halaman saya dan Jakarta amat sangat jauh bedanya. Seperti bumi dan langit, surga dan neraka, bakso dansushi, dan apa sajalah itu yang penting kita saling mengerti maksudnya gimana-gimana.

Entah sudah berapa juta keluh kesah yang terlontar oleh penghuni Jakarta. Tapi tidak sedikit juga sih kebahagiaan yang pernah tercipta di kota ini. Sekali lagi ini hanya masalah selera (?). Karena tulisan ini sudah mulai ngga jelas tujuan, arah, navigasi dan kiblatnya kemana, mending saya akhiri dengan khidmat sambil memberikan pertanyaan seputar bahasan keren ini.

Bayangkan kamu adalah seorang Jakarta. Kamu tua. Kamu renta. Kamu selalu mendengar, melihat, merasakan, kegilaan aktivitas di sekitar kamu. Tidak bisa dihindari lagi kamu akan gila karenanya. Lalu, apa yang akan kamu katakan? Dan terapkan sendiri itu semua kepada “Apa Kata Jakarta?

Ngerti? AKU ENGGAK! BHAHAHAHAK! Sudah dibilangin juga ini bukan surat cinta tapi masih ngga percaya. Hih. Ya sudah. Salam anu. \(^o^)/



Oleh:

Diambil dari: http://ibnuhabibi.wordpress.com

No comments:

Post a Comment