Kepada:
@geyosi
Dear you, wherever you now..
Aku cukup lancang memang jika memiliki niat agar kamu membaca ini. Tetapi ini hal yg harus selesai, sejak dulu, sejak aku bukan siapa-siapa lagi.
Dengar, tak perlu banyak hal yg aku sampaikan.
sebelum kamu muak. Intinya aku hanya meminta maaf.
Maaf, untuk hal yang kemarin.
Kemarin yang sudah lalu berlalu.
Jika kamu bertanya berapa inginnya aku utk sebuah maaf, aku tak dpt menjawab. Tinggal kau saja yg menarik jawabannya.
Dengar lagi, semua orang punya masa lalu hey.
Aku yakin, sebagaimana pun kamu meniadakan aku, kamu pasti punya ingatan ttg aku.
Sebesar apa pun dayamu menolak ingatan itu.
Jika kebersamaan dulu membuat kamu sakit utk mengingatnya, lupakanlah.
Bila perlu baca setiap hari surat ini.
Maafku kuberikan segunung-gunung.
Untuk kali ketiga dengarkan, masa lalu tak lebih penting dari masa depan. Kamu hanya perlu menganggap aku teman yg pernah melewati masa sekolah dulu.
Teman SMA dengan guru yg sama dikelas yg sama.
Tak perlu mengingat berlebihan.
Aku sudah dengan hidupku sekarang, kamu juga demukian.
Tetapi ini memang harus kusampaikan.
Percuma ini dikatakan surat kaleng, bahkan mungkinpun kalimat-kalimatku diatas membuat otakmu sedikit mengarah tepat kepada pengirim surat ini.
MAAF. Kita dalam damai kan, teman ? :)
21 January 2012
Surat Kaleng untuk @teguhwicaksono1
Kepada,
Yang tercinta Teguh Wicaksono (@teguhwicaksono1)
Dihatiku.
Kepada Engguh,
Kamu ingat gak perjumpaan kita yang pertama, satu hari yang tidak boleh menjadi rahasia dibalik lembar-lembar takdir yang masih menjadi rahasia. Jika saja aku bisa memilih takdir mana yang dapat aku rasakan lebih dulu, aku tak akan memilihmu untuk yang pertama aku jumpai. Menyenangkan memang, sepertinya. Dapat bersamamu dalam jangka waktu yang lebih panjang, jika dibandingkan dengan sisa waktuku denganmu dihitung sejak pertama perjumpaan tolol kita itu. Tapi sudah aku buktikan sendiri, takdir-takdir pertamaku semuanya berantakan. Dan apakah ada jaminan akan lebih baik jika digantikan dengan kamu? Kamu, yang mungkin saja belum sebijaksana sekarang ini. Kamu, yang mungkin saja tidak akan menengok saat perjumpaan pertama kita itu.
Atau aku? Dulu aku yang masih melihat seseorang dari wajahnya, atau gayanya dan seberapa populernya dia. Bukan seberapa besar pengaruh kebaikan seseorang terhadap hidupku. Aku yang dulu, belum pantas jatuh cinta kepada seseorang se-bijaksana engkau sekarang. Dan kini, aku sedang belajar memantaskan diri.
Aku percaya, tak pernah ada jaminan takdir yang kita rencanakan sendiri lebih baik dari yang direncanakan Tuhan.
Aku mensyukuri perjumpaan kita, seterlambat apapun itu.
Dengan hangat dekapan doa,
yang mencintaimu.
Yang tercinta Teguh Wicaksono (@teguhwicaksono1)
Dihatiku.
Kepada Engguh,
Kamu ingat gak perjumpaan kita yang pertama, satu hari yang tidak boleh menjadi rahasia dibalik lembar-lembar takdir yang masih menjadi rahasia. Jika saja aku bisa memilih takdir mana yang dapat aku rasakan lebih dulu, aku tak akan memilihmu untuk yang pertama aku jumpai. Menyenangkan memang, sepertinya. Dapat bersamamu dalam jangka waktu yang lebih panjang, jika dibandingkan dengan sisa waktuku denganmu dihitung sejak pertama perjumpaan tolol kita itu. Tapi sudah aku buktikan sendiri, takdir-takdir pertamaku semuanya berantakan. Dan apakah ada jaminan akan lebih baik jika digantikan dengan kamu? Kamu, yang mungkin saja belum sebijaksana sekarang ini. Kamu, yang mungkin saja tidak akan menengok saat perjumpaan pertama kita itu.
Atau aku? Dulu aku yang masih melihat seseorang dari wajahnya, atau gayanya dan seberapa populernya dia. Bukan seberapa besar pengaruh kebaikan seseorang terhadap hidupku. Aku yang dulu, belum pantas jatuh cinta kepada seseorang se-bijaksana engkau sekarang. Dan kini, aku sedang belajar memantaskan diri.
Aku percaya, tak pernah ada jaminan takdir yang kita rencanakan sendiri lebih baik dari yang direncanakan Tuhan.
Aku mensyukuri perjumpaan kita, seterlambat apapun itu.
Dengan hangat dekapan doa,
yang mencintaimu.
Surat Kaleng untuk @novanggaaa
Surat Perangkai Malam yang Lancang
Teruntuk kamu @novanggaaa, yang tak mampu aku tulis menjadi sebuah nama.
Aku sudah dididik untuk dapat mahir menulis, tapi aku akan lumpuh ketika menulisnya; bahkan untuk menyebutnya dalam hati.
Dua belas tahun bukan waktu yang sebentar untuk belajar menulis, merangkaikan huruf demi huruf untuk menjadi kata dan kemudian menyempurnakannya menjadi kalimat. Untuk kata-kata, bisa kuolah menjadi sebuah terjemahan khusus yang tidak asing. Namun, untuk merangkaikan huruf punyamu itu aku takmampu menjadikannya nama.
Kita belum saling mengenal; aku menyebut belum karena ada (mungkin) kesempatan untuk kita. Aku hanya tau kamu dari temanmu, dari sahabatku. Aku dan temanmu tidak pernah sekalipun membincangkan kamu, aku juga takpernah menyebut namamu saat bergurau dengan sahabatku. Intinya tidak pernah ada pembicaraan dengan sengaja untuk menyebut namamu. Tapi kita saling memiliki satu sama lain.
Kita memiliki sebuah tali untuk bersatu, kita memiliki sebuah alat untuk bersama, tapi kita tidak memiliki pengenal masing-masing. Aku tidak berani menyebutnya cinta; cinta itu untuk sesuatu yang sangat sakral bagiku. Aku juga belum menyebutnya sayang karena untukku sayang adalah sebuah sebab-akibat dan memerlukan proses; sayang itu membutuhkan dua pihak. Kagum? Mana mungkin aku mengagumi sosok yang tidak pernah nyata di depan mataku. Aku juga tidak dapat menyebutnya suka, untuk yang satu ini aku belum menemukan alasannya. Pernahkah kamu menemukan jawaban tanpa alasan?
Seperti aritmatika, pembilang akan berbagi dengan penyebut. Aku bukan termasuk keduanya. Aku si pembilang yang takut untuk berbagi denganmu, si penyebut. Aku tidak suka hitungan, aku suka kata-kata. Belum kutemukan sebuah kata untuk melukiskan perasaan ini, waktu sedang mencarinya untukmu.
Kamu adalah subjek yang dapat menyita waktuku untuk beberapa saat. Tidak perlu berjam-jam, hanya karena melihat namamu (hanya ini yang aku mampu, melihat namamu) kita bisa saling memiliki. Kamu adalah musik pengantar aku terlelap di malam hari, kita selalu bercengkerama sebelum menutup mata.
Namun kamu tetap tidak pernah ada pada pagi hariku.
Selama malam menjadi milik kita, kamu adalah pria terhebat dalam duniaku. Gambar yang berisi aku dan kamu selalu kupandang dalam-dalam, kucoba menyempurnakannya sebagai pengobat rindu.
”Awal adalah sebuah akhir, tapi kita belum menemukan akhirnya. Jangan cari tahu awalnya, kau tidak perlu menjadi seorang pemikir. Waktumu akan terbuang sia-sia, apalagi ketika jawaban yang kautemukan itu nihil.” itu katamu. Kita tak sepaham.
”Sebuah akhir tidak akan pernah ada tanpa permulaan. Kedua tidak akan pernah ada tanpa pertama. Selesai tidak akan ada tanpa mulai. Bahkan saat kita mulai, akhir bisa menjadi pemikiran utama yang kita sisihkan untuk sebuah perjalanan. Kadang idealis diperlukan sekali-kali.”
”Kita tidak perlu berpengetahuan untuk dapat memulai sesuatu yang serius kan? Berpura-pura tahu itu perlu agar kamu terlihat kuat dan seakan-akan lebih tau. Dengan sendirinya kamu juga akan mengetahui apa yang tidak kamu tahu.”
”Akibatnya kau akan malu, jika mereka tahu bahwa kau tidak tahu sekalipun kamu berlagak sok tau.” kamu ingat perbincangan kita itu? Tentu tidak. Kamu tidak pernah mengatakannya.
Kita memang tidak pernah sama, obrolan kita tidak pernah sejalan, tapi itu yang membuat kita saling memiliki. Ibarat semboyan tanah air kita, walaupun berbeda tetapi tetap satu jua.
Kamu belum mau mengakhiri malam, aku juga tidak ingin terus terlelap di malam. Aku membutuhkan pagi, tapi kamu tidak pernah membangunkanku. Ini nikmat, bagiku. Biarlah hanya kita berdua yang tahu, hanya kita berdua yang mengerti; atau mungkin hanya aku?
Kamu, yang sedang dicari waktu untukku. Aku tidak tau kamu sedang bersandingkah atau tidak –aku juga tidak mau tau. Kita hanya saling menikmati malam, sebelum aku terlelap.
Mungkin ada sedikit keinginan untuk bisa bertemu denganmu di saat pagi, ketika matahari tidak digantikan oleh rembulan, tapi aku tidak berharap banyak. Maaf, jika kamu mungkin marah karena aku tidak mendapat izin untuk merangkaimu menjadi sebuah cerita di dunia malamku.
Terima kasih untuk menjadi bagian dari malamku, cerita kita belum berakhir. Biarkan ini berakhir saat aku terjaga, kutunggu kau malam nanti. Semoga kamu tidak terusik.
Sekian,
dari perangkai malam yang lancang
Teruntuk kamu @novanggaaa, yang tak mampu aku tulis menjadi sebuah nama.
Aku sudah dididik untuk dapat mahir menulis, tapi aku akan lumpuh ketika menulisnya; bahkan untuk menyebutnya dalam hati.
Dua belas tahun bukan waktu yang sebentar untuk belajar menulis, merangkaikan huruf demi huruf untuk menjadi kata dan kemudian menyempurnakannya menjadi kalimat. Untuk kata-kata, bisa kuolah menjadi sebuah terjemahan khusus yang tidak asing. Namun, untuk merangkaikan huruf punyamu itu aku takmampu menjadikannya nama.
Kita belum saling mengenal; aku menyebut belum karena ada (mungkin) kesempatan untuk kita. Aku hanya tau kamu dari temanmu, dari sahabatku. Aku dan temanmu tidak pernah sekalipun membincangkan kamu, aku juga takpernah menyebut namamu saat bergurau dengan sahabatku. Intinya tidak pernah ada pembicaraan dengan sengaja untuk menyebut namamu. Tapi kita saling memiliki satu sama lain.
Kita memiliki sebuah tali untuk bersatu, kita memiliki sebuah alat untuk bersama, tapi kita tidak memiliki pengenal masing-masing. Aku tidak berani menyebutnya cinta; cinta itu untuk sesuatu yang sangat sakral bagiku. Aku juga belum menyebutnya sayang karena untukku sayang adalah sebuah sebab-akibat dan memerlukan proses; sayang itu membutuhkan dua pihak. Kagum? Mana mungkin aku mengagumi sosok yang tidak pernah nyata di depan mataku. Aku juga tidak dapat menyebutnya suka, untuk yang satu ini aku belum menemukan alasannya. Pernahkah kamu menemukan jawaban tanpa alasan?
Seperti aritmatika, pembilang akan berbagi dengan penyebut. Aku bukan termasuk keduanya. Aku si pembilang yang takut untuk berbagi denganmu, si penyebut. Aku tidak suka hitungan, aku suka kata-kata. Belum kutemukan sebuah kata untuk melukiskan perasaan ini, waktu sedang mencarinya untukmu.
Kamu adalah subjek yang dapat menyita waktuku untuk beberapa saat. Tidak perlu berjam-jam, hanya karena melihat namamu (hanya ini yang aku mampu, melihat namamu) kita bisa saling memiliki. Kamu adalah musik pengantar aku terlelap di malam hari, kita selalu bercengkerama sebelum menutup mata.
Namun kamu tetap tidak pernah ada pada pagi hariku.
Selama malam menjadi milik kita, kamu adalah pria terhebat dalam duniaku. Gambar yang berisi aku dan kamu selalu kupandang dalam-dalam, kucoba menyempurnakannya sebagai pengobat rindu.
”Awal adalah sebuah akhir, tapi kita belum menemukan akhirnya. Jangan cari tahu awalnya, kau tidak perlu menjadi seorang pemikir. Waktumu akan terbuang sia-sia, apalagi ketika jawaban yang kautemukan itu nihil.” itu katamu. Kita tak sepaham.
”Sebuah akhir tidak akan pernah ada tanpa permulaan. Kedua tidak akan pernah ada tanpa pertama. Selesai tidak akan ada tanpa mulai. Bahkan saat kita mulai, akhir bisa menjadi pemikiran utama yang kita sisihkan untuk sebuah perjalanan. Kadang idealis diperlukan sekali-kali.”
”Kita tidak perlu berpengetahuan untuk dapat memulai sesuatu yang serius kan? Berpura-pura tahu itu perlu agar kamu terlihat kuat dan seakan-akan lebih tau. Dengan sendirinya kamu juga akan mengetahui apa yang tidak kamu tahu.”
”Akibatnya kau akan malu, jika mereka tahu bahwa kau tidak tahu sekalipun kamu berlagak sok tau.” kamu ingat perbincangan kita itu? Tentu tidak. Kamu tidak pernah mengatakannya.
Kita memang tidak pernah sama, obrolan kita tidak pernah sejalan, tapi itu yang membuat kita saling memiliki. Ibarat semboyan tanah air kita, walaupun berbeda tetapi tetap satu jua.
Kamu belum mau mengakhiri malam, aku juga tidak ingin terus terlelap di malam. Aku membutuhkan pagi, tapi kamu tidak pernah membangunkanku. Ini nikmat, bagiku. Biarlah hanya kita berdua yang tahu, hanya kita berdua yang mengerti; atau mungkin hanya aku?
Kamu, yang sedang dicari waktu untukku. Aku tidak tau kamu sedang bersandingkah atau tidak –aku juga tidak mau tau. Kita hanya saling menikmati malam, sebelum aku terlelap.
Mungkin ada sedikit keinginan untuk bisa bertemu denganmu di saat pagi, ketika matahari tidak digantikan oleh rembulan, tapi aku tidak berharap banyak. Maaf, jika kamu mungkin marah karena aku tidak mendapat izin untuk merangkaimu menjadi sebuah cerita di dunia malamku.
Terima kasih untuk menjadi bagian dari malamku, cerita kita belum berakhir. Biarkan ini berakhir saat aku terjaga, kutunggu kau malam nanti. Semoga kamu tidak terusik.
Sekian,
dari perangkai malam yang lancang
Surat Kaleng untuk @madahbahana
ada surat dari seorang sahabat...
"dear keluarga @madahbahana tercinta,
apa kabar? haha basi ya nanya kabar padahal hari minggu baru dateng ke latian. gw menerka2, pastinya ada diantara kalian yang lagi deg2an dan resah malam ini, malam2 menjelang pertunjukan. entah karna tiupan, tarian, lemparan, pukulan, penghayatan, dsb. atau mungkin sedang sibuk mempersiapkan segala kebutuhan di belakang panggung. mungkin ada juga yang biasa aja. ada yang sedang bersedih hati? ada, gw.
kalau boleh jujur, sedih banget sebetulnya. seharusnya saat ini gw berada di tengah2 kalian. mungkin sekarang gw sedang resah, ngga bisa tidur karna kepikiran belum sempurna main alat. mungkin sekarang gw sedang khawatir kalau2 lupa gerakan. mungkin gw sedang menari2 sendiri di depan kaca untuk mendapatkan feel menari daerah. mungkin... ah terlalu banyak kemungkinan.
tapi hei, kalau dipikir2 lagi, kalau gw punya waktu buat bersedih, berarti gw kehilangan waktu untuk berbahagia.
maka dari itu, tadi pagi, gw mengirim sepatah kalimat pemberi semangat kepada kalian, 32 orang teman section gw tercinta, anak2 guard. terbersit sedikit rasa 'patah hati' sebetulnya, seharusnya gw bisa menyisipkan kata 'kita' disitu. tapi yaudahlah, yang udah terjadi semua pasti ada hikmahnya. semoga sepatah kalimat sederhana itu bisa membantu menyemangati ya :)
kalian tau, gw sangat kangen kalian. sangat kangen bunyi2an membisingkan dan suara tepukan yang membahana. kangen gelak tawa dan suasana keakraban di mana2. kangen. kangen banget.
jutaan kali lagu part of that world gw putar dan senandungkan. "wish i could be, part of that world" ya, sebegitu besarnya keinginan gw untuk berada di tengah2 kalian.
di 3 kali terakhir gw dateng ke latian, gw berusaha menahan seonggok air yang turun dari mata ini, mencoba tersenyum dan terlihat riang. ngga. gw ngga berpura2. gw sungguh merasa senang berada di tengah2 kalian lagi. merasakan lagi aura yang sangat familiar itu. airmata yang hampir jatuh itu hanya setitik rasa perih yang tidak seberapa dibanding rasa bahagia melihat kalian semua.
hai keluarga madahbahana ku, sukses ya. puaskan para penonton. buat orang2 yang tidak menonton menyesal karena cerita yang terlalu hebat. buat diri kalian bangga atas apa yang akan kalian suguhkan. nikmati hari2 yang tersisa, jangan sisakan penyesalan.
pagelaran itu penuh kenangan. ceritakan kenangan itu dengan indah. buat semua yang menonton terhanyut dalam cerita yang kalian sajikan dan ciptakan kenangan baru yang tak terlupakan.
gw tau kalian semua hebat. selalu hebat. madahbahana tercintaku yang hebat. ditunggu kehebatan yang lebih luar biasa di pagelaran nanti ya. rangkum semuanya dalam "simfoni kenangan sebuah perjalanan"
SEMANGAT YA SEMUANYA!!!
salam hangat,
penonton kalian yang setia
"dear keluarga @madahbahana tercinta,
apa kabar? haha basi ya nanya kabar padahal hari minggu baru dateng ke latian. gw menerka2, pastinya ada diantara kalian yang lagi deg2an dan resah malam ini, malam2 menjelang pertunjukan. entah karna tiupan, tarian, lemparan, pukulan, penghayatan, dsb. atau mungkin sedang sibuk mempersiapkan segala kebutuhan di belakang panggung. mungkin ada juga yang biasa aja. ada yang sedang bersedih hati? ada, gw.
kalau boleh jujur, sedih banget sebetulnya. seharusnya saat ini gw berada di tengah2 kalian. mungkin sekarang gw sedang resah, ngga bisa tidur karna kepikiran belum sempurna main alat. mungkin sekarang gw sedang khawatir kalau2 lupa gerakan. mungkin gw sedang menari2 sendiri di depan kaca untuk mendapatkan feel menari daerah. mungkin... ah terlalu banyak kemungkinan.
tapi hei, kalau dipikir2 lagi, kalau gw punya waktu buat bersedih, berarti gw kehilangan waktu untuk berbahagia.
maka dari itu, tadi pagi, gw mengirim sepatah kalimat pemberi semangat kepada kalian, 32 orang teman section gw tercinta, anak2 guard. terbersit sedikit rasa 'patah hati' sebetulnya, seharusnya gw bisa menyisipkan kata 'kita' disitu. tapi yaudahlah, yang udah terjadi semua pasti ada hikmahnya. semoga sepatah kalimat sederhana itu bisa membantu menyemangati ya :)
kalian tau, gw sangat kangen kalian. sangat kangen bunyi2an membisingkan dan suara tepukan yang membahana. kangen gelak tawa dan suasana keakraban di mana2. kangen. kangen banget.
jutaan kali lagu part of that world gw putar dan senandungkan. "wish i could be, part of that world" ya, sebegitu besarnya keinginan gw untuk berada di tengah2 kalian.
di 3 kali terakhir gw dateng ke latian, gw berusaha menahan seonggok air yang turun dari mata ini, mencoba tersenyum dan terlihat riang. ngga. gw ngga berpura2. gw sungguh merasa senang berada di tengah2 kalian lagi. merasakan lagi aura yang sangat familiar itu. airmata yang hampir jatuh itu hanya setitik rasa perih yang tidak seberapa dibanding rasa bahagia melihat kalian semua.
hai keluarga madahbahana ku, sukses ya. puaskan para penonton. buat orang2 yang tidak menonton menyesal karena cerita yang terlalu hebat. buat diri kalian bangga atas apa yang akan kalian suguhkan. nikmati hari2 yang tersisa, jangan sisakan penyesalan.
pagelaran itu penuh kenangan. ceritakan kenangan itu dengan indah. buat semua yang menonton terhanyut dalam cerita yang kalian sajikan dan ciptakan kenangan baru yang tak terlupakan.
gw tau kalian semua hebat. selalu hebat. madahbahana tercintaku yang hebat. ditunggu kehebatan yang lebih luar biasa di pagelaran nanti ya. rangkum semuanya dalam "simfoni kenangan sebuah perjalanan"
SEMANGAT YA SEMUANYA!!!
salam hangat,
penonton kalian yang setia
Surat Cinta untuk @adDEEction
Kamu Kemana Aja Sih Mun?
Dear
@adDEEction
adDEEction : Posko sakaw buku Dee. Itu yang tertulis di bio twit kamu M. Kamu bilang, panggil saja M. Entah itu Maman, Mumun, Mimin, apapun itu yg pasti M. Hmmmm, surat kaleng ini sih katanya harus ditujukan buat twit seleb. Aku nggak tau sih kamu itu twit seleb apa bukan. Tapi, bisa mencapai jumlah 1000 followers di hari pertama berdirinya akun, kayaknya udah cukup deh bikin kamu jadi seleb. :)
Buat pecinta teh Dewi Lestari a.k.a Dee pasti kenal sama si M [aku putuskan memanggilmu Mumun]. ya begitulah yang aku alamin. Karena aku ngefans sama si teteh ya aku jadi tau kamu deh Mun. Aku langsung jatuh hati sama kamu Mun sejak pertama twit kamu bisa bikin mood aku kayak naik arung jeram. Kadang kamu itu nyenengin dengan twit lucu kamu, tapi kadang bikin tegang karena kutipan maut kamu. Kadang tenang terbawa arus tapi kadang keras melawan arus.
Ku kira bukan cuma aku yang jatuh hati sama kamu Mun, enam ribu sekian followers kamu juga pastinya banyak yang tergila gila sama kamu. Walaupun kamu sempet bikin aku kesel aku tetep cinta sama kamu Mun. Kamu ngefollow temen aku tuh rasanyaaaaa.... Aku cemburu buta banget Mun. Jujur deh aku jeles. Tapi gak tau kenapa aku nggak bisa berpaling darimu Mun. *halah*
Tapi akhir-akhir ini aku kehilangan kamu Mun. Kamu jarang muncul. Ada yang kurang Mun kalo kamu nggak seliweran di TimeLine. Aku kangen sama kamu Mun. Aku yakin bukan aku aja yang kangen sama kamu. Kamu kemana aja sih Mun? Sesibuk itu ya sampe jarang nongol di TimeLine. Kangen sama lawakan kamu, dan kangen sama kutipan maut kamu Mun. Mumun cepet balik ke posko dong. Seseruan lagi di posko. Terus kayak biasanya Mumun bikin gerakan 7000 followers atau bikin kuis berhadiah buku ibu suri. Mumun sayang, aku kangen loh sama Mumun.
Kalo Mumun baca, Mumun cepet balik ya ke posko.
Salam kangen buat Mumun.
Surat Kaleng untuk @yogiooh
Untuk Kamu, Pria yang Selalu Kunanikan Pesannya
Kepada:
@yogiooh
Halo, bayanganku! Eh, jangan tersinggung jika berbicara tentang hitam. Tidak, aku tidak sedang membicarakan warna kulit :p
Bagaimana keadaanmu sekarang, kawan? Pasti baik-baik saja. Ya, aku berani menjamin itu, karena kalau kamu sedang ada apa2, kamu selalu ingat aku untuk dihujani celotehanmu, kan? Tidak tidak, aku tidak ingin bilang kamu hanya ingat aku saat kamu sedih, tapi ingathlah kawan, aku tau kalau kamu baik baik saja di sana, dengan siapapun ia yang tak kau beritahu namanya.
Seandainya kamu tahu, aku tempe, eh tidak aku bercanda ._.
Seandainya kamu tau, aku selalu senang mendengarkan keluh kesahmu. Ya, walaupun yang kudengar selalu sedihmu, bukan berarti aku suka melihat kamu sedih ya. Aku senang melihat kamu senang, hanya saja kamu tidak memberikanku kesempatan untuk menunjukannya.
***
Halo pria yang selalu kunantikan pesannya,
Aku tau kita memang hanya sebatas teman, atau lebih? Ya, aku kembalikan semua ke kamu. Katanya pria? Hehe aku ikut saja.. :) sapaaanku di atas sungguhan lho, senyum selalu melatari wajahku kalau kita sedang bercakap-cakap via apapun, bbm, twitter, YM!, dan lain lain. Aku selalu menantikan kata “halo” yang dikhususkan untukku, yaa walaupun aku tau, bukan cuma aku yang kau kirimi halo itu.
Kamu tau aku suka kalimatmu. Semua kalimat dengan akhiran “<3” membuatku membacanya dengan nada lembut, selembut suara yang kau kirim ke aku sore itu. Siapapun itu, tapi dia menyanyikan lagu kita, ya, maksudku lagu favorit kita. Itu akan selalu menjadi lagu favoritku, bagaimana dengan kamu? :)
***
Teruntuk kamu yang mengetahui aku tanpa harus ku eja namaku,
Percayalah, aku senang kalau kamu senang. Aku tau semua percakapan kita selama ini memang tidak lebih dari sekedar guyonan. Aku tidak pernah menganggap itu serius kok (bohong(bohong(bohong(bohong(bohong))))), tapi aku serius ingin jadi temamu. Tentunya yang kamu ingat saat kamu senang maupun sedih. Sudah terlalu banyakkah temanmu sehingga kamu lupa menceritakan kebahagiaanmu kepadaku? Percayalah, aku tetap menunggu.
Sekarang, kapan mau kenalkan gadis yang akhir-akhir ini mengisi pikiranmu? Aku mohon jangan bilang gadis yang beruntung itu aku, aku lelah bersandiwara. Katakanlah apa yang sebenarnya terjadi dalam kehidupan nyatamu, jangan selalu bercerita tentang “aku” yang kau bilang jadi pusat tata suryamu. Percayalah, aku tidak menganggap itu serius..
***
Teruntuk kamu yang kupeluk dalam kata,
Ingatlah, apapun yang aku tau tentang dirimu, tidak akan mengubah posisiku dalam pertemanan kita. Ya, pertemanan, hubungan yang sedari awal memang kita pahat untuk itu. Apapun yang kau katakan nanti tentang hidupmu, takkan membuatku bergerak menjauhi kamu, kutub yang membekukan kekakuanku.
Kamu yang namanya selalu kuingat ketika ingin bercerita,
Tolong, ingatlah aku juga dalam setiap tawa yang kamu punya. Sungguh, aku haus akan kisah bahagia, dengan kamu sebagai pemiliknya. Aku bukannya letih mendengar kisah sedihmu, hanya saja aku ingin melihat kau tersipu malu menceritakan kesenangan yang juga kau tandu.
Satu kalimat penutup yang aku tujukan untukmu:
Ketika nanti saatnya tiba, kamu bisa dengar apa saja dariku --ingat itu dan selalu ingatkan aku--, kecuali marahku.
Dari aku pendengar yang menyimak,
Seseorang yang ingin dianggap sahabat :’)
Kepada:
@yogiooh
Halo, bayanganku! Eh, jangan tersinggung jika berbicara tentang hitam. Tidak, aku tidak sedang membicarakan warna kulit :p
Bagaimana keadaanmu sekarang, kawan? Pasti baik-baik saja. Ya, aku berani menjamin itu, karena kalau kamu sedang ada apa2, kamu selalu ingat aku untuk dihujani celotehanmu, kan? Tidak tidak, aku tidak ingin bilang kamu hanya ingat aku saat kamu sedih, tapi ingathlah kawan, aku tau kalau kamu baik baik saja di sana, dengan siapapun ia yang tak kau beritahu namanya.
Seandainya kamu tahu, aku tempe, eh tidak aku bercanda ._.
Seandainya kamu tau, aku selalu senang mendengarkan keluh kesahmu. Ya, walaupun yang kudengar selalu sedihmu, bukan berarti aku suka melihat kamu sedih ya. Aku senang melihat kamu senang, hanya saja kamu tidak memberikanku kesempatan untuk menunjukannya.
***
Halo pria yang selalu kunantikan pesannya,
Aku tau kita memang hanya sebatas teman, atau lebih? Ya, aku kembalikan semua ke kamu. Katanya pria? Hehe aku ikut saja.. :) sapaaanku di atas sungguhan lho, senyum selalu melatari wajahku kalau kita sedang bercakap-cakap via apapun, bbm, twitter, YM!, dan lain lain. Aku selalu menantikan kata “halo” yang dikhususkan untukku, yaa walaupun aku tau, bukan cuma aku yang kau kirimi halo itu.
Kamu tau aku suka kalimatmu. Semua kalimat dengan akhiran “<3” membuatku membacanya dengan nada lembut, selembut suara yang kau kirim ke aku sore itu. Siapapun itu, tapi dia menyanyikan lagu kita, ya, maksudku lagu favorit kita. Itu akan selalu menjadi lagu favoritku, bagaimana dengan kamu? :)
***
Teruntuk kamu yang mengetahui aku tanpa harus ku eja namaku,
Percayalah, aku senang kalau kamu senang. Aku tau semua percakapan kita selama ini memang tidak lebih dari sekedar guyonan. Aku tidak pernah menganggap itu serius kok (bohong(bohong(bohong(bohong(bohong))))), tapi aku serius ingin jadi temamu. Tentunya yang kamu ingat saat kamu senang maupun sedih. Sudah terlalu banyakkah temanmu sehingga kamu lupa menceritakan kebahagiaanmu kepadaku? Percayalah, aku tetap menunggu.
Sekarang, kapan mau kenalkan gadis yang akhir-akhir ini mengisi pikiranmu? Aku mohon jangan bilang gadis yang beruntung itu aku, aku lelah bersandiwara. Katakanlah apa yang sebenarnya terjadi dalam kehidupan nyatamu, jangan selalu bercerita tentang “aku” yang kau bilang jadi pusat tata suryamu. Percayalah, aku tidak menganggap itu serius..
***
Teruntuk kamu yang kupeluk dalam kata,
Ingatlah, apapun yang aku tau tentang dirimu, tidak akan mengubah posisiku dalam pertemanan kita. Ya, pertemanan, hubungan yang sedari awal memang kita pahat untuk itu. Apapun yang kau katakan nanti tentang hidupmu, takkan membuatku bergerak menjauhi kamu, kutub yang membekukan kekakuanku.
Kamu yang namanya selalu kuingat ketika ingin bercerita,
Tolong, ingatlah aku juga dalam setiap tawa yang kamu punya. Sungguh, aku haus akan kisah bahagia, dengan kamu sebagai pemiliknya. Aku bukannya letih mendengar kisah sedihmu, hanya saja aku ingin melihat kau tersipu malu menceritakan kesenangan yang juga kau tandu.
Satu kalimat penutup yang aku tujukan untukmu:
Ketika nanti saatnya tiba, kamu bisa dengar apa saja dariku --ingat itu dan selalu ingatkan aku--, kecuali marahku.
Dari aku pendengar yang menyimak,
Seseorang yang ingin dianggap sahabat :’)
Surat Kaleng untuk @adesiahaan
SURAT TAK BERNAMA
Kepada:
@adesiahaan
Hello lo yang di sana! Apa kabar? Baik? Gue enggak baik dong di sini. Gue sibuk pikirin lpo, sibuk ketar-ketir karena terus teringat lo. Cih! Apaan banget, kan? Padahal kalo dipikir-pikir ya lo itu cuma seorang cowo biasa. Cowo yang baik sama gue, cowo yang memesona ketika bermain futsal di lapangan, cowo yang berhasil membuat gue terpana ketika melihat lo berlari, lo yang pede nyanyi dengan suara keras di market sampai membuat orang kaget, lo yang memiliki kasih, lo yang banyak ngajarin gue banyak hal, dan lo yang berhasil membuat gue jatuh ke lautan bernama cinta.
Ih! Tapi jangan gede rasa dulu ya. Gue cuma kagum sama lo kok. Oke, mungkin agak sedikit sayang. Errr, nggak deh, ternyata kayaknya gue sayang banget sama lo! Dari cara lo care ke gue, dari setiap tatapan mata lo ke gue, dan dari setiap detik kita bersama, gue tahu kalau lo membuat gue sayang lo.
Tapi sebenarnya, sejak gue menganut paham ‘sayang itu gak perlu alasan’, gue bingung juga kenapa gue bilang kalau gue sayang sama lo.
Gue gak peduli deh respon lo kayak gimana. Sungguh, gue gak peduli. Gue cuma peduli dengan keadaan lo, gue peduli dengan kesehatan lo, gue peduli dengan perut buncit lo , dan gue peduli dengan semua yang ada di diri lo.
Eh tunggu, gue belum bilang makasih. Makasih ya udah jadi panutan positif dan negatif buat gue. Makasih juga selalu ada setiap gue nangis dan curhat apapun itu curhat gue. Gue berharap lo baik-baik aja di sana. Dan gue yakin lo pasti baik dan gak jadi anak nakal di sana.
Suatu saat nanti lo datang ke Jakarta dan bisa bertemu gue, kalo boleh sih ya, gue ingin isi hari-hari yang ada sama lo. Berdua boleh, ramai-ramai juga boleh.
Akhir surat gue yang tak bernama ini, gue sayang lo, gue rindu lo, gue rindu semua yang ada di diri lo. Gue berharap lo juga kayak gitu ke gue :p
So, see you when I see you
Salam buncit!
Kepada:
@adesiahaan
Hello lo yang di sana! Apa kabar? Baik? Gue enggak baik dong di sini. Gue sibuk pikirin lpo, sibuk ketar-ketir karena terus teringat lo. Cih! Apaan banget, kan? Padahal kalo dipikir-pikir ya lo itu cuma seorang cowo biasa. Cowo yang baik sama gue, cowo yang memesona ketika bermain futsal di lapangan, cowo yang berhasil membuat gue terpana ketika melihat lo berlari, lo yang pede nyanyi dengan suara keras di market sampai membuat orang kaget, lo yang memiliki kasih, lo yang banyak ngajarin gue banyak hal, dan lo yang berhasil membuat gue jatuh ke lautan bernama cinta.
Ih! Tapi jangan gede rasa dulu ya. Gue cuma kagum sama lo kok. Oke, mungkin agak sedikit sayang. Errr, nggak deh, ternyata kayaknya gue sayang banget sama lo! Dari cara lo care ke gue, dari setiap tatapan mata lo ke gue, dan dari setiap detik kita bersama, gue tahu kalau lo membuat gue sayang lo.
Tapi sebenarnya, sejak gue menganut paham ‘sayang itu gak perlu alasan’, gue bingung juga kenapa gue bilang kalau gue sayang sama lo.
Gue gak peduli deh respon lo kayak gimana. Sungguh, gue gak peduli. Gue cuma peduli dengan keadaan lo, gue peduli dengan kesehatan lo, gue peduli dengan perut buncit lo , dan gue peduli dengan semua yang ada di diri lo.
Eh tunggu, gue belum bilang makasih. Makasih ya udah jadi panutan positif dan negatif buat gue. Makasih juga selalu ada setiap gue nangis dan curhat apapun itu curhat gue. Gue berharap lo baik-baik aja di sana. Dan gue yakin lo pasti baik dan gak jadi anak nakal di sana.
Suatu saat nanti lo datang ke Jakarta dan bisa bertemu gue, kalo boleh sih ya, gue ingin isi hari-hari yang ada sama lo. Berdua boleh, ramai-ramai juga boleh.
Akhir surat gue yang tak bernama ini, gue sayang lo, gue rindu lo, gue rindu semua yang ada di diri lo. Gue berharap lo juga kayak gitu ke gue :p
So, see you when I see you
Salam buncit!
Surat Kaleng untuk @wanasita
Untuk Kamu Bidadari Berzodiak Leo
Kepada : @wanasita
Hay…
Entah sudah berapa kali ribuan sapaan yang engkau terima, dan aku hanya menyapamu dengan hay saja. Maaf ya. Seharusnya, sejak pertama kali aku belajar berbicara, aku seharusnya belajar untuk berbicara denganmu, atau paling tidak menyapamu dengan benar.
Untuk kamu, entah takdir apa lagi yang direncanakan olehNya. Semua berawal ketika ku ketik acak nama-mu dalam sebuah kotak pencarian di situs social media. Aku tulis W-A-N-A-S-I-T-A. Lucunya, kutemukan dirimu, dirimu yang lucu, raut wajah secerah awan di pagi hari, dan senyum mempesona mengalahkan rona langit di sore hari.
Waktu terus berjalan, seiring dengan sang waktu, ternyata jarak yang ribuan kilo ini malah mendekatkan kita pada huruf-huruf yang selalu kita tulis bersama, bergantian. Entah, sejak mengenalmu, sudah berapa banyak luka yang kamu sembuhkan. Mungkin kamu tak mengetahui, bahwa setiap detik senyuman yang kamu pancarkan, menghangatkan kembali benih-benih cinta, yang telah rusak atau bahkan telah mati. Kamu adalah obat dimana setiap millimeter hati ini, ternoda oleh luka-luka yang teramat sangat perih. Hingga goresan itu, tercipta hingga jutaan tahun lagi lamanya.
Untuk kamu, kamu bidadari yang masuk kedalam tubuh wanita lucu dan berzodiak Leo, asal kamu tahu, kamu wanita pertama yang belum pernah aku lihat, namun sudah membuat sang rindu memporak-porandakan isi di dalam kepalaku. Oia, asal kamu tahu juga, tatapan matamu yang hangat, telah mencairkan rasa cinta yang membeku. Dulu, aku merasa hampa, dingin berselimut kesepian. Namun kini, setiap detik dalam hidupku, selalu menunggu dirimu, menanti keluh kesah-mu, saling membagi rasa empati, dan sebuah senyum kecil yang hangat, sehangat kopi di pagi hari.
Kita punya persamaan, kita sama-sama suka hujan. Namun sayang, hujan yang kita suka mempunyai arti yang berbeda untuk kita berdua. Kamu, kamu mencintai hujan, karena hujan membuat hatimu terasa nyaman, setiap nada gemerciknya seakan sebuah nada lagu dengan not-not indah yang saling berpadu yang kamu dengar di telingamu. Kamu itu pecinta hujan yang setia, memandang mereka dengan bola mata bulatmu hingga langit terkuras habis tak berdaya. Sedang aku, aku menyukai mereka, hanya untuk menemaniku, menemani rasa kesedihanku. Aku ingin menyatu dalam hujan, karena setiap butir-butir air mataku yang aku keluarkan, akan mengalir bersama aliran hujan yang membelai wajahku. Air mata kesedihan dari mataku itu akan bersatu dengan jutaan butir air hujan lainnya, maka air mata kesedihanku itu tidak pernah menjadi diriku yang selalu kesepian. Hujan bagiku, adalah okestra terindah yang unik, dengan lantunan melodi kenangan, yang seakan menggiringku pada sebuah cerita yang cukup membuat pahit lidahku, kelu dan mati rasa.
Wahai bidadari bertubuh wanita berzodiak Leo. Kamu adalah pisau belati untuk-ku. Aku tahu walau Aku berlari-lari mengejarmu, menanti dirimu yang bahkan dalam hitungan ribuan tahun, hatimu tak akan bisa aku miliki, karena hatimu telah tertangkap oleh senyuman yang lain. Senyum, yang membuat hatimu berjangkar, serta berlabuh di dalamnya. Senyum yang telah membuat dirimu di hujani oleh jutaan sang rindu. Senyum, yang di setiap detik bersamanya adalah sebuah kebahagian termahal.
Aku ingin bercerita, namun malam terlalu larut untuk ku bekukan dengan perasaan cintaku, yang dingin kembali. Aku lelah, aku menyerah. Tubuhku berkata kepada hatiku, sudah hentikan. Hentikan pengembaraan jiwamu. Cukuplah hanya menyayanginya saja. Cukuplah hanya menjadi hujan untuknya, yang membuatnya merasa nyaman, merasa bahagia, dan merasa di cintai. Cukuplah bagimu, sebagai selimut ketika angin dingin kegalauan menerpanya, atau menjadi payung ketika hujan kesedihan melandanya. Bukankah cita-citamu hanya satu? Menjadi seseorang yang berguna.
Maafkan aku yang telah diam-diam menyukaimu, maafkan aku yang bermain-main dengan ke-munafikan hingga menciptakan rasa sayang kepadamu. Maafkan aku telah menulis surat ini, yang membuatmu sakit, bila kamu tahu bahwa, aku membutuhkanmu lebih dari oksigen untuk aku bernapas, dan hidup.
Kepada : @wanasita
Hay…
Entah sudah berapa kali ribuan sapaan yang engkau terima, dan aku hanya menyapamu dengan hay saja. Maaf ya. Seharusnya, sejak pertama kali aku belajar berbicara, aku seharusnya belajar untuk berbicara denganmu, atau paling tidak menyapamu dengan benar.
Untuk kamu, entah takdir apa lagi yang direncanakan olehNya. Semua berawal ketika ku ketik acak nama-mu dalam sebuah kotak pencarian di situs social media. Aku tulis W-A-N-A-S-I-T-A. Lucunya, kutemukan dirimu, dirimu yang lucu, raut wajah secerah awan di pagi hari, dan senyum mempesona mengalahkan rona langit di sore hari.
Waktu terus berjalan, seiring dengan sang waktu, ternyata jarak yang ribuan kilo ini malah mendekatkan kita pada huruf-huruf yang selalu kita tulis bersama, bergantian. Entah, sejak mengenalmu, sudah berapa banyak luka yang kamu sembuhkan. Mungkin kamu tak mengetahui, bahwa setiap detik senyuman yang kamu pancarkan, menghangatkan kembali benih-benih cinta, yang telah rusak atau bahkan telah mati. Kamu adalah obat dimana setiap millimeter hati ini, ternoda oleh luka-luka yang teramat sangat perih. Hingga goresan itu, tercipta hingga jutaan tahun lagi lamanya.
Untuk kamu, kamu bidadari yang masuk kedalam tubuh wanita lucu dan berzodiak Leo, asal kamu tahu, kamu wanita pertama yang belum pernah aku lihat, namun sudah membuat sang rindu memporak-porandakan isi di dalam kepalaku. Oia, asal kamu tahu juga, tatapan matamu yang hangat, telah mencairkan rasa cinta yang membeku. Dulu, aku merasa hampa, dingin berselimut kesepian. Namun kini, setiap detik dalam hidupku, selalu menunggu dirimu, menanti keluh kesah-mu, saling membagi rasa empati, dan sebuah senyum kecil yang hangat, sehangat kopi di pagi hari.
Kita punya persamaan, kita sama-sama suka hujan. Namun sayang, hujan yang kita suka mempunyai arti yang berbeda untuk kita berdua. Kamu, kamu mencintai hujan, karena hujan membuat hatimu terasa nyaman, setiap nada gemerciknya seakan sebuah nada lagu dengan not-not indah yang saling berpadu yang kamu dengar di telingamu. Kamu itu pecinta hujan yang setia, memandang mereka dengan bola mata bulatmu hingga langit terkuras habis tak berdaya. Sedang aku, aku menyukai mereka, hanya untuk menemaniku, menemani rasa kesedihanku. Aku ingin menyatu dalam hujan, karena setiap butir-butir air mataku yang aku keluarkan, akan mengalir bersama aliran hujan yang membelai wajahku. Air mata kesedihan dari mataku itu akan bersatu dengan jutaan butir air hujan lainnya, maka air mata kesedihanku itu tidak pernah menjadi diriku yang selalu kesepian. Hujan bagiku, adalah okestra terindah yang unik, dengan lantunan melodi kenangan, yang seakan menggiringku pada sebuah cerita yang cukup membuat pahit lidahku, kelu dan mati rasa.
Wahai bidadari bertubuh wanita berzodiak Leo. Kamu adalah pisau belati untuk-ku. Aku tahu walau Aku berlari-lari mengejarmu, menanti dirimu yang bahkan dalam hitungan ribuan tahun, hatimu tak akan bisa aku miliki, karena hatimu telah tertangkap oleh senyuman yang lain. Senyum, yang membuat hatimu berjangkar, serta berlabuh di dalamnya. Senyum yang telah membuat dirimu di hujani oleh jutaan sang rindu. Senyum, yang di setiap detik bersamanya adalah sebuah kebahagian termahal.
Aku ingin bercerita, namun malam terlalu larut untuk ku bekukan dengan perasaan cintaku, yang dingin kembali. Aku lelah, aku menyerah. Tubuhku berkata kepada hatiku, sudah hentikan. Hentikan pengembaraan jiwamu. Cukuplah hanya menyayanginya saja. Cukuplah hanya menjadi hujan untuknya, yang membuatnya merasa nyaman, merasa bahagia, dan merasa di cintai. Cukuplah bagimu, sebagai selimut ketika angin dingin kegalauan menerpanya, atau menjadi payung ketika hujan kesedihan melandanya. Bukankah cita-citamu hanya satu? Menjadi seseorang yang berguna.
Maafkan aku yang telah diam-diam menyukaimu, maafkan aku yang bermain-main dengan ke-munafikan hingga menciptakan rasa sayang kepadamu. Maafkan aku telah menulis surat ini, yang membuatmu sakit, bila kamu tahu bahwa, aku membutuhkanmu lebih dari oksigen untuk aku bernapas, dan hidup.
Surat Kaleng untuk @she_annisa
Dear @she_annisa ,
hallo elo yang selalu jutek sama gw! mau pake aku-kamu pasti lo langsung bilang "idih,berlebihan" hahahaha... gw selalu inget itu,lo selalu bilang gw berlebihan.. padahal, ya begitulah kalau lagi ngomong sama orang yang kita sayang dengan terlalu.
yah,ketawan kan pasti gw siapa? ah, biarin deh.. gw selalu punya cara buat nyamepin apa yang gw rasaian kan? even selalu aja lo bilang berlebihan.
apa kabar sih lo? kangen tau nggak? basi ya? tapi itu yang gw rasain dengan sangat! kangen elo yang dulu.. kangen ngabisin waktu sama lo.. kangen semua tentang lo sama gw. ga brani ngomong KITA,pasti lo pas baca langsung bilang "idiiihh..." hahahaha,hafal kan gw sama kebiasaan lo? elo yang kebo, elo yang moody abis, elo yang suka banget mukulin tangan gw, atau "noyor" kepala gw..
Sa, lo pernah inget ga pertama kali kita ketemu berdua? di jco penvil,dan itu pas gw ngasih cupcakes sebagai ucapan maaf gw sama lo! lo boro boro deh mau liat mata gw, sekalinya ngeliat gw juga muka lo males-malesan gitu.. eh,malah jadi nya gw ngintil lo sama temen lo nonton Insidious? hahahaha! dan yang paling ga bisa gw lupa hari itu adalah tweet lo ke gw! ga akan pernah gw lupain hari itu...
hari hari yang kita jalanin bareng-bareng terasa sangaaaattt menyenangkan! dari lo yang ga pernah mau liat muka gw sampe skarang lo bisa cerita tentang hari-hari lo sama gw.. sayang nya,semua harus kayak gini ya sekarang? atau itu cuma perasaan gw aja? mungkin lo merasa baik-baik aja tuh ga ada gw.. ga ada yang kurang.. yah,itu selalu jadi sifat jelek gw,menilai dengan pandangan gw sendiri gimana perasaan lo. karena gw ga pernah bisa tau apa perasaan lo.
Sa, pernah tau kalau 1 goresan senyum di bibir lo itu bisa membuat 1 minggu hari gw berwarna banget? pernah tau ga, kalo gw sedih liat lo sedih? gw ga suka lo sedih, gw ga suka orang yang selalu gw usahain untuk tersenyum malah sedih.. pernah tau, kalau gw kangen saat-saat dulu kita sama-sama. saat setiap hari gw bisa denger suara lo,ketawa sama-sama.
Sa, sekarang udah ada ya yang bisa kayak gw dulu? telfon lo sampe malem, bangunin lo setiap pagi, suka denger lo nyanyi dan ketawa-ketawa sama-sama? orang itu beruntung banget! beruntung bisa ngalamin salah satu moment paling indah di hidup gw..
Sa, buat gw ga pernah ada rasa sesal mengenal lo dengan cara seperti ini. karena kalau ga dengan cara seperti ini, kita ga mungkin kenal kan? gw ga akan pernah bisa kenal seorang Annisa Fitriani yang selalu gw suka senyum nya, binar mata nya, lesung pipi nya. bodoh mungkin ya alasan gw? Sa, gw kangen banget bisa ngabisin waktu gw sama lo. kesana kemari sama-sama. ketawa ketiwi di motor gw, berantem ga jelas.
Eh,panjang amat ini surat gw ya? hahahahaha! kangen lo,Sa! itu inti dari surat ini! sayang nya lo dibayangin ketakutan lo untuk "salah track". semoga lo selalu baik-baik aja ya.. pengen rasa nya punya waktu yang sangat privat sama lo, untuk ngomong dengan sangat dekat tentang kita.. baik-baik, Annisa :)
hallo elo yang selalu jutek sama gw! mau pake aku-kamu pasti lo langsung bilang "idih,berlebihan" hahahaha... gw selalu inget itu,lo selalu bilang gw berlebihan.. padahal, ya begitulah kalau lagi ngomong sama orang yang kita sayang dengan terlalu.
yah,ketawan kan pasti gw siapa? ah, biarin deh.. gw selalu punya cara buat nyamepin apa yang gw rasaian kan? even selalu aja lo bilang berlebihan.
apa kabar sih lo? kangen tau nggak? basi ya? tapi itu yang gw rasain dengan sangat! kangen elo yang dulu.. kangen ngabisin waktu sama lo.. kangen semua tentang lo sama gw. ga brani ngomong KITA,pasti lo pas baca langsung bilang "idiiihh..." hahahaha,hafal kan gw sama kebiasaan lo? elo yang kebo, elo yang moody abis, elo yang suka banget mukulin tangan gw, atau "noyor" kepala gw..
Sa, lo pernah inget ga pertama kali kita ketemu berdua? di jco penvil,dan itu pas gw ngasih cupcakes sebagai ucapan maaf gw sama lo! lo boro boro deh mau liat mata gw, sekalinya ngeliat gw juga muka lo males-malesan gitu.. eh,malah jadi nya gw ngintil lo sama temen lo nonton Insidious? hahahaha! dan yang paling ga bisa gw lupa hari itu adalah tweet lo ke gw! ga akan pernah gw lupain hari itu...
hari hari yang kita jalanin bareng-bareng terasa sangaaaattt menyenangkan! dari lo yang ga pernah mau liat muka gw sampe skarang lo bisa cerita tentang hari-hari lo sama gw.. sayang nya,semua harus kayak gini ya sekarang? atau itu cuma perasaan gw aja? mungkin lo merasa baik-baik aja tuh ga ada gw.. ga ada yang kurang.. yah,itu selalu jadi sifat jelek gw,menilai dengan pandangan gw sendiri gimana perasaan lo. karena gw ga pernah bisa tau apa perasaan lo.
Sa, pernah tau kalau 1 goresan senyum di bibir lo itu bisa membuat 1 minggu hari gw berwarna banget? pernah tau ga, kalo gw sedih liat lo sedih? gw ga suka lo sedih, gw ga suka orang yang selalu gw usahain untuk tersenyum malah sedih.. pernah tau, kalau gw kangen saat-saat dulu kita sama-sama. saat setiap hari gw bisa denger suara lo,ketawa sama-sama.
Sa, sekarang udah ada ya yang bisa kayak gw dulu? telfon lo sampe malem, bangunin lo setiap pagi, suka denger lo nyanyi dan ketawa-ketawa sama-sama? orang itu beruntung banget! beruntung bisa ngalamin salah satu moment paling indah di hidup gw..
Sa, buat gw ga pernah ada rasa sesal mengenal lo dengan cara seperti ini. karena kalau ga dengan cara seperti ini, kita ga mungkin kenal kan? gw ga akan pernah bisa kenal seorang Annisa Fitriani yang selalu gw suka senyum nya, binar mata nya, lesung pipi nya. bodoh mungkin ya alasan gw? Sa, gw kangen banget bisa ngabisin waktu gw sama lo. kesana kemari sama-sama. ketawa ketiwi di motor gw, berantem ga jelas.
Eh,panjang amat ini surat gw ya? hahahahaha! kangen lo,Sa! itu inti dari surat ini! sayang nya lo dibayangin ketakutan lo untuk "salah track". semoga lo selalu baik-baik aja ya.. pengen rasa nya punya waktu yang sangat privat sama lo, untuk ngomong dengan sangat dekat tentang kita.. baik-baik, Annisa :)
Surat Kaleng untuk @maullanas
Hai Tukang Listrik!
Bingung ngga tiba-tiba dikirimin surat? Bingung dong! Saya sendiri juga agak bingung sebenarnya kenapa saya harus menulis sebuah surat untuk Mas, tapi berhubung saya tidak merasa rugi yaaaa sudah saya lakukan :D
Ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan dalam surat ini. Mungkin sebagian besar (atau bahkan semua) sudah pernah Mas dengar. Mungkin Mas sudah bosan mendengarnya. Tapi kalau saya tidak menyampaikan hal-hal tersebut, lalu apa dong yang bisa sama sampaikan kali ini? Jadi saya sampaikan ulang saja yaaa hehehehehehe :D
Hal pertama yang ingin saya sampaikan adalah ucapan terima kasih. Begitu banyak terima kasih yang saya ingin ucapkan, sebanyak pulau-pulau yang bertebaran di bumi (jangan tanya kenapa perumpaannya harus pulau, saya pun kurang mengerti). Kalau Mas bilang, "untuk apa berterima kasih pada saya?", saya punya jawaban. Ada beberapa malah.
Terima kasih karena sudah meluangkan waktu mengajari kami, walaupun sambil ngantuk - atau sambil setengah tidur bahkan, sambil bau keringat setelah main basket, sambil main catur lawan komputer, sambil menebar polusi ke udara, dan sambil-sambil lain yang sama tidak mutunya, yang jelas terima kasih banyak. Terima kasih sudah menunggui saya waktu pacar saya yang ganteng, RK Cool 110, cari gara-gara, dan terima kasih untuk menemani sahabat saya waktu pacar saya itu diperbaiki. Terima kasih juga untuk menjadi teman yang baikkkkk sekali sejak kita membuat perjanjian perdamaian, untuk semangatnya, waktunya, kesabarannya, telinganya, dan terutama matanya. Kesannya sedikit ya?
Ini sangat diringkas sebenarnya, karena saya rasa saya tidak akan sanggup menyelesaikan tulisan ini kalau semua hal harus ditulis satu per satu. Terima kasih Kakaaak :D Hal kedua yang harus saya sampaikan adalah permohonan maaf. Maaf karena saya pernah 'menipu' Mas dan masih minta tolong untuk menyelesaikan kewajiban saya yang di dalamnya terdapat tipuan itu. Maaf untuk semua waktu yang terbuang (mungkin) sia-sia karena saya. Maaf untuk semua kebetean yang pernah saya timbulkan pada Mas. Maaf untuk semua emosi yang saya limpahkan ke Mas. Saya tidak pernah bermaksud untuk punya alasan minta maaf, tapi yaaaaa namanya juga manusia. Jadi sebagai manusia yang agak tidak tahu diri, saya mohon Mas berkenan memaafkan saya :)
Selanjutnya, yang ketiga, melalui surat ini saya mau bilang sekali lagi, ayo semangat semangat, kerjain TA-nya, cepetan lulussss!!! Sekalian, saya mau minta izin untuk jadi reminder Mas, jadi harap dibetah-betahin ya berkawan sama saya. Soalnya, sekalipun Mas bilang 'jangan' atau 'ngga boleh', saya janji saya akan tetep ngeyel. Siap ya pokoknya mendengarkan (atau membaca) celotehan saya :p
Kemudian melalui surat ini saya mau sedikit pesan...tolong disayang badannya ya. Jangan terlalu banyak kopi dan begadang. Kurangi rokoknya. Makan sayur. Olahraga. Banyak ketawa. Sering-sering pulang ke rumah. Jangan sampai usia masih muda (walaupun jauuh lebih tua dari saya) tapi badannya sudah tua. Jaga kesehatan, oke :]
Terus..apa ya? Ada ide tema apa yang mau saya omongin lagi? Hmm... Saya kok jadi bingung sendiri ya hehehehe. Ah, ya sudah, berhubung saya sudah tidak punya ide, sudah saja ya suratnya, ya? Ya? Ya? Terima kasih sudah mau menyempatkan diri untuk baca surat saya yang terdengar (eh terbaca) aneh ini dan maaf kalau bahasa saya yang aneh menyinggung Mas.
Ahoy,
Pelaut Keren :)
Bingung ngga tiba-tiba dikirimin surat? Bingung dong! Saya sendiri juga agak bingung sebenarnya kenapa saya harus menulis sebuah surat untuk Mas, tapi berhubung saya tidak merasa rugi yaaaa sudah saya lakukan :D
Ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan dalam surat ini. Mungkin sebagian besar (atau bahkan semua) sudah pernah Mas dengar. Mungkin Mas sudah bosan mendengarnya. Tapi kalau saya tidak menyampaikan hal-hal tersebut, lalu apa dong yang bisa sama sampaikan kali ini? Jadi saya sampaikan ulang saja yaaa hehehehehehe :D
Hal pertama yang ingin saya sampaikan adalah ucapan terima kasih. Begitu banyak terima kasih yang saya ingin ucapkan, sebanyak pulau-pulau yang bertebaran di bumi (jangan tanya kenapa perumpaannya harus pulau, saya pun kurang mengerti). Kalau Mas bilang, "untuk apa berterima kasih pada saya?", saya punya jawaban. Ada beberapa malah.
Terima kasih karena sudah meluangkan waktu mengajari kami, walaupun sambil ngantuk - atau sambil setengah tidur bahkan, sambil bau keringat setelah main basket, sambil main catur lawan komputer, sambil menebar polusi ke udara, dan sambil-sambil lain yang sama tidak mutunya, yang jelas terima kasih banyak. Terima kasih sudah menunggui saya waktu pacar saya yang ganteng, RK Cool 110, cari gara-gara, dan terima kasih untuk menemani sahabat saya waktu pacar saya itu diperbaiki. Terima kasih juga untuk menjadi teman yang baikkkkk sekali sejak kita membuat perjanjian perdamaian, untuk semangatnya, waktunya, kesabarannya, telinganya, dan terutama matanya. Kesannya sedikit ya?
Ini sangat diringkas sebenarnya, karena saya rasa saya tidak akan sanggup menyelesaikan tulisan ini kalau semua hal harus ditulis satu per satu. Terima kasih Kakaaak :D Hal kedua yang harus saya sampaikan adalah permohonan maaf. Maaf karena saya pernah 'menipu' Mas dan masih minta tolong untuk menyelesaikan kewajiban saya yang di dalamnya terdapat tipuan itu. Maaf untuk semua waktu yang terbuang (mungkin) sia-sia karena saya. Maaf untuk semua kebetean yang pernah saya timbulkan pada Mas. Maaf untuk semua emosi yang saya limpahkan ke Mas. Saya tidak pernah bermaksud untuk punya alasan minta maaf, tapi yaaaaa namanya juga manusia. Jadi sebagai manusia yang agak tidak tahu diri, saya mohon Mas berkenan memaafkan saya :)
Selanjutnya, yang ketiga, melalui surat ini saya mau bilang sekali lagi, ayo semangat semangat, kerjain TA-nya, cepetan lulussss!!! Sekalian, saya mau minta izin untuk jadi reminder Mas, jadi harap dibetah-betahin ya berkawan sama saya. Soalnya, sekalipun Mas bilang 'jangan' atau 'ngga boleh', saya janji saya akan tetep ngeyel. Siap ya pokoknya mendengarkan (atau membaca) celotehan saya :p
Kemudian melalui surat ini saya mau sedikit pesan...tolong disayang badannya ya. Jangan terlalu banyak kopi dan begadang. Kurangi rokoknya. Makan sayur. Olahraga. Banyak ketawa. Sering-sering pulang ke rumah. Jangan sampai usia masih muda (walaupun jauuh lebih tua dari saya) tapi badannya sudah tua. Jaga kesehatan, oke :]
Terus..apa ya? Ada ide tema apa yang mau saya omongin lagi? Hmm... Saya kok jadi bingung sendiri ya hehehehe. Ah, ya sudah, berhubung saya sudah tidak punya ide, sudah saja ya suratnya, ya? Ya? Ya? Terima kasih sudah mau menyempatkan diri untuk baca surat saya yang terdengar (eh terbaca) aneh ini dan maaf kalau bahasa saya yang aneh menyinggung Mas.
Ahoy,
Pelaut Keren :)
Subscribe to:
Posts (Atom)