30 January 2012

Aku Jatuh Cinta Pada Laut

Mungkin tidak dengan “surat dalam botol” sebagai perantara kepada laut untuk ungkapkan perasaan ini, cukuplah melalui surat dalam blog saja. Sederhana, tanpa harus memasukkannya ke dalam botol dan melemparnya ke tengah laut. Toh dengan cara ini beberapa pasang mata (mungkin) akan membacanya, dan kalau beruntung mereka mungkin akan menyampaikannya pada laut.

Angin, pasir, matahari, dan lautan biru membentang indah didepan mata adalah lukisan nyata yang tidak pernah membuatku bosan.
Sentuhan pasir di kaki telanjang memberi efek yang jauh lebih ampuh dibanding “pijat reflexi”.
Panasnya matahari pantai tidak membuatku repot untuk mengoleskan “sunblock” ke sekujur tubuh.
Lautan air yang berpadu dengan batu karang menghasilkan warna yang sulit diungkapkan dengan kata-kata, hanya membuat terdiam, dan seperti membisikkan rayuannya untuk menggulungku.

Saat sore tiba, tak kunjung ingin pulang. Yang aku tunggu hanya satu, momen-momen turunnya matahari sore, seakan kembali ke peraduannya di dasar samudera.
Kau tau? Bias-bias warna senja itu, jingga, oranye, keunguan, semua bercampur jadi satu, membuat terpaku, terpukau, dan merubah suasana menjadi begitu hangat.

Laut dan kawan-kawannya, tidak akan pernah jadi hal yang membosankan. Lagi dan lagi, pantai dan laut manapun, selalu berhasil membuat aku ingin kembali.


No comments:

Post a Comment