30 January 2012

Semoga Harapan (masih ada)

Senja, segera setelah membaca suratmu, aku berlari menuju pantai itu, aku mengejar, berdoa di sepanjang jalan agar kamu masih berada di sana. Tapi, tidak.. tidak ada kamu di sana, hanya bulan merah jambu seperti yang kamu ceritakan di dalam surat yang tersisa. Senja.. aku menangis, ditemani angin sepoi yang aku yakin saat itu berbahagia bisa menyentuh wajahmu yang cantik lagi.

Aku belum sempat memelukmu disaat terakhir kita berjumpa tujuh bulan lalu, aku menangis Senja.. menangisi perbuatanku yang kini mengacaukan cerita kita. Entah apa rencana Tuhan kepada kita, katamu aku harus bersabar, bertanggung jawab dan katamu kamu akan tetap setia menunggu, katamu cerita kita tidak akan pernah berakhir selama kita masih bisa berharap. Jika bukan karena kamu, entah apa mungkin aku masih bisa berdiri di sini, sendiri. Aku percaya semua kata-katamu, Senja.. aku akan menuruti semua harapan-harapan yang selama ini kamu bekali ditiap langkah yang sekarang sendiri aku tapaki.

Sayangku.. kehamilan istriku sudah memasuki bulan kedelapan. Apakah janji kita masih sama? Apa kamu masih mau menerimaku lagi nanti setelah semuanya selesai di sini? Pertanyaan macam apa ini? Aku benar-benar lelaki brengsek. Satu hari sebelum pernikahanku, aku sudah berniat untuk meninggalkan istriku sendiri setelah dia melahirkan anak kami, dan masih berharap kamu mau menerimaku, setelah apa yang aku lakukan selama ini. Aku benar-benar brengsek.

Senja, bagaimana kabar ayah dan ibumu? Apa mereka masih membenciku? Pasti, ya.. pasti mereka muak mengingatku, aku membuat mereka sakit hati dengan menghamili sahabat anaknya sendiri di bulan-bulan menjelang pernikahan kita. Aku bodoh. Benar-benar bodoh.

Senjaku, aku sangat ingin bertemu denganmu. Membelai rambutmu, mencium keningmu, menggenggam jemarimu, memelukmu, mencintaimu dengan baik, tidak lagi menjadi bajingan dan membuatmu bersedih. Aku akan mencintaimu setiap hari seolah matiku besok, seolah tidak akan pernah lagi aku bisa memelukmu dikemudian hari. Mencintaimu dengan penuh dan tanpa perlu lagi ada air mata serta penantian disela-sela cerita kita. Menghargai tiap detik yang Tuhan beri saat kita masih bisa bersama. Semoga, Senja.. semoga saat itu akan segera tiba. Aku ingin mencintaimu dengan baik, mencintaimu dengan jiwaku.



“If I had no more time, no more time left to be here, would you cherish what we had? Was it everything that you were looking for? If I couldn't feel your touch, and no longer were you with me, I'd be wishing you were here to be everything that I'd be looking for.. I don't wanna forget the present is a gift, and I don't wanna take for granted the time you may have here with me, 'Cause Lord only knows another day is not really guaranteed...

So every time you hold me, hold me like this is the last time. Every time you kiss me, kiss me like you'll never see me again. Every time you touch me, touch me like this is the last time. Promise that you'll love me, love me like you'll never see me again..”

Senja, kita harus terus saling percaya.

Eros

#NowPlaying Alicia Keys -Like You'll Never See Me Again-

(part.4 bersambung...)

No comments:

Post a Comment