01 February 2012

Rangking Satu

Untuk si-selalu-rangking-satu,

Hei kamu, lama sekali kita tidak bertemu. Kali terakhir kita saling bertegur sapa itu kira-kira 2 tahun yang lalu ya? Saat itu adalah acara buka puasa bersama sekaligus reuni kelas kita yang ke-2 kalinya. Tapi, pertemuan yang berkesan justru pada saat acara buka puasa sekaligus reuni kelas yang diadakan untuk pertama kalinya, di tahun 2009, setelah 7 tahun lamanya saya tidak bertemu kamu.

Saat itu saya tidak banyak melihat perubahan yang signifikan dari sosokmu di jaman SD dengan sosokmu yang kini telah menjadi lelaki dewasa. Saya masih ingat dengan detail sosokmu di jaman kita SD dulu. Lelaki berperawakan kecil, pendek, kurus dengan kulit kecoklatan dan rambut ikal keriting. Menurut saya, kamu bukanlah pria terganteng di kelas tapi kepintaran dan semangat kamu telah membuat saya tertarik hingga akhirnya bisa menyukaimu. Ah, apakah itu suka, atau jatuh cinta. saya yang waktu itu masih 3 SD tidak tahu perbedaannya dan apa artinya. Yang saya rasakan pada saat itu, jantung saya berdebar sedikit lebih kencang dari biasanya jika kita secara tak sengaja saling bertatapan, kemudian ada rasa senang luar biasa saat kita bisa saling berinteraksi, tertawa atau sekedar sapa basa-basi.

Saya suka melihat kamu tertawa. Saya suka melihat kamu dengan lincah dan penuh semangat saat bermain bola. Saya suka melihat kamu dengan gesit menjawab soal-soal yang diberikan guru di papan tulis. Saya suka melihat kamu sedang menyelesaikan soal-soal matematika. Entahlah, wajah kamu yang super serius itu membuat saya betah memandanginya lama-lama. Tentu saja kamu tidak pernah tahu, saya memandangi kamu secara rahasia. :)

Saya suka melihat kamu puas dan senang saat ujianmu mendapatkan nilai paling sempurna. Saya suka mendengar kamu melafalkan ayat-ayat Al-Quran dengan fasih saat pelajaran Agama di sekolah. Saya senang saat kamu menghampiri meja saya dan mengajak saya berdiskusi bersama tentang pelajaran yang kamu belum paham atau mengajak saya untuk mengerjakan soal yang belum kamu jawab di LKS. Rasanya senang bisa diandalkan oleh kamu si-selalu-rangking-satu.

Saya senang saat kamu mengabaikan pendapat yang lain dan mendengar pendapat saya ketika kamu sedang membutuhkannya. Kamu bilang: “kalau dini bilang gitu, saya percaya..” Ya, ampun! Senang rasanya bisa dipercaya oleh kamu si-selalu-rangking-satu

Namun dibalik semua rasa senang dan suka yang saya miliki terhadap kamu, tersimpan juga rasa bersaing yang tinggi untuk mengalahkan kamu-si-selalu-rangking-satu. Sayang, saya hanya berhasil mengalahkanmu sekali, itupun ketika kamu sedang jatuh sakit dan tidak masuk sekolah dalam waktu yang cukup lama. Saya merasa kurang puas, “lawan” saya tidak seimbang, kamu kalah karena ketinggalan banyak pelajaran di sekolah.

Kita sangat dekat waktu itu, saya-si-selalu-rangking-dua dan kamu-si-selalu-rangking-satu. Hingga berhembus gosip bahwa kita pacaran. Ah, darimana gosip itu timbul aku tak tahu, dalam hati sih meng-aamiin-kan :P

Saya sedih loh waktu kamu sepertinya suka sama teman satu kelas. Kamu memang tidak pernah bilang apa-apa, tapi saya bisa lihat mata kamu berbinar dan wajah kamu terlihat lebih sumringah saat berbincang bersama dia. Pertama kalinya saya merasa apa yang sekarang orang sebut “patah hati”. Saya sedih saat kita kemudian berpisah karena melanjutkan sekolah di tempat yang berbeda. Kamu membawa perasaan saya turut serta. Perasaan saya terhadap kamu bertahan hingga saya kelas 2 SMP awal. 4 tahun itu cukup lama ya? Cukup lama untuk menyadari bahwa selama kita bersama, mungkin kamu tidak punya perasaan terhadap saya, perasaan yang saya miliki terhadap kamu. :)

Lalu, datang kesempatan itu. Kesempatan untuk bertemu kamu setelah sekian lama. Kamu yang telah dewasa, masih saja berperawakan kurus, rambut ikal dan kulit kecoklatan. Agak tinggi sedikit sih dan ada jambang halus di wajahmu. Perasaan saya setelah bertemu kamu ternyata sudah jauh berbeda dengan yang dulu. Lalu, kamu dijebak dengan permainan ‘truth or dare’ yang membuat kamu menyebutkan nama saya sebagai salah satu dari 3 orang yang kamu sukai ketika di SD dulu. Wajahmu memerah ketika menyebutkannya. Saya? berusaha menutupi rasa canggung dan ya jujur aja, saya senang loh mendengarnya. Ternyata saya sempat salah duga, ternyata kamu sempat memiliki perasaan suka juga terhadap saya. :)

Bagi saya, sempat disukai olehmu si-selalu-rangking-satu sudah lebih dari cukup. Tidak ada keinginan lebih dari itu (entah ya, kalau Tuhan menghendaki lain :D)

Terima kasih ya karena sempat memiliki perasaan suka terhadap saya. Semoga kamu selalu menjadi rangking satu di kehidupanmu dan di hati wanita yang akan menjadi istrimu nanti. :)

Salam,

si-selalu-rangking-dua :D





oleh @naminadini

diambil dari http://berceloteh.tumblr.com/

1 comment: