01 February 2012

Surat Untuk Cinta (monyetku)

Untuk pria pertama yang mengirimiku surat cinta,

Surat ini kukirimikan padamu dengan penuh rasa malu dan rindu. Sebenarnya aku malu karena dulu kita terlalu lucu. Cumbu-cumbu asmara yang timbul ditemani dengan beberapa rasa cemburu. Karma yang mengenalkanku padamu. Dari benci jadi cinta. Dari duduk semeja jadi timbul isyarat cinta. Dari surat pertama tentang cerita jadi surat yang kau kirimi tentang cinta. Dan kau yang mengawali bilang suka sehingga membuat aku lama-lama tergoda. Lucu, karena kita terlalu malu padahal seluruh sekolahan sudah tau. Cerita cinta saat kita masih berseragam merah putih dulu adalah cerita paling menggemaskan yang paling kuingat. Bagaimana tidak? Seorang anak laki-laki seumuranmu membawakan bunga dan boneka beruang disaat ulang tahunku dan bilang “I Love you”. Rasanya sayap-sayap hatiku lepas dan terbang ke segala penjuru. Rasanya tak ada anak laki-laki semanis dirimu waktu itu. Aku ingat saat main basket bersama, bertemu di bandung tanpa sengaja, mencoret-coret nama kita di pohon sekolah, pergi jalan-jalan ke mall, dan bicara di telepon hingga lupa waktu. Tapi rasanya, dulu segala pertemuan denganmu begitu berarti untukku.

Masih ingat teman baikmu yang naksir juga padaku dan hal itu membuatmu sangat-sangat cemburu? Kalau ku ceritakan tentangnya hari ini, apakah kau masih cemburu? Hahaha aku yakin tidak. Karena segala rasa suka waktu itu sudah tak lagi menetap disitu. Dia anak laki-laki kedua yang nekat memberikan cincin berbalap-balapan denganmu. Cincinnya memang lebih bagus darimu, tapi kau tak tau kan kalau cincin itu ku kembalikan lagi padanya waktu bertemu di hari Minggu. Karena apa? Karena aku suka padamu. Tapi, kau tetap saja cemburu dan memasang senjata diam padaku. Dan dari situlah muncul nama-nama wanita yang kau dekati agar aku ikutan cemburu. Astaga aku tertawa menulisnya. Masalahnya kita kan hanya sekedar suka, apalagi dengan dia? Aku sama sekali tak ada perasaan apa-apa. Lucu saja ya rasanya, tapi aku berterima kasih karena setelah bertahun-tahun kita bertemu lagi di dunia maya, rasa cemburu dan tidak mau bertemu itu sudah tidak ada padamu. Kau tumbuh jadi pribadi yang dewasa, begitupun aku. Menulis surat ini seperti mengobrak-abrik memori yang sudah bertahun-tahun tak dibuka. Dan sekarang yang tertinggal hanya rasa rindu karena sudah lama tidak bertemu. Aku ingat, dulu kita kan paling tidak suka ketika cinta kita dibilang cinta monyet oleh mereka. Karena pertama spesies kita bukan monyet dan menganggap kita sama-sama beneran cinta. Semua anak sd akan begitu kan dulu? Tapi beranjak dewasa kita pasti mengerti dan akan menertawai. Aku akan selalu menyimpan namamu di loker memoriku. Karena pernah kau bagi cinta bersamaku. Terima kasih ya cinta (monyet)ku, semoga suatu hari kita bisa bertemu dan aku akan berbagi cerita lucu tentang kita dulu denganmu.

Dari cinta monyetmu.




oleh @lovepathie

diambil dari http://simpleloveable.blogspot.com/

No comments:

Post a Comment