07 February 2012

Aku sayang kamu, tapi tak cinta kamu.

pada istriku yang mencintaiku,
pada ibu dari anak-anakku.
pada teman hidupku yang telah menemaniku 10 tahun terakhir ini.
bila biasanya seorang suami mengirimkan surat untuk istrinya karna ingin mengucapkan sesuatu yang romantis. tapi kali ini, surat ini bukan surat cinta padamu. namun pernyataanku dimana lidahku selalu kelu tiap aku ingin memulai pembicaraan ini. istriku, maafkan aku. aku tak mencintaimu.

maafkan aku,
dari awal pernikahan kita ini, tak pernah ada sebersit rasa cinta padamu. kamu begitu sabar dan telaten menantikan hadirnya cintaku. tapi aku tak pernah bisa. walau pada akhirnya, aku menikahimu, karna aku iba pada dirimu. tak tega mendengarkan perkataan orang-orang. meski kamu tau aku ini homoseksual, tapi kamu begitu teguhnya ingin membuktikan pada orang-orang itu bahwa aku juga manusia normal. kamu rela dikucilkan dari teman-temanmu, kamu rela berjuang pada bapak ibumu demi bisa bersamaku.

maafkan aku,
kala itu aku berani melamarmu hanya berdasarkan rasa kasihan. tak ada yang lain. dan selama 10 tahun pernikahan kita ini, hanyalah pengkhianatan yang selalu aku lakukan. pasti kamu merasakan itu, tiap kali aku berbohong, tiap kali aku berkelit, tiap kali dimana aku tak pernah merasakan puasnya batinku kala kita bercinta. aku tetaplah seperti aku yang dulu, aku seorang homoseksual.

maafkan aku,
betapa sabarnya kamu. betapa tegarnya kamu. kamu adalah wanita tangguh yang pernah aku kenal. tak pernah memintaku mengucapkan kata-kata cinta seperti suami yang lain pada istrinya. tak pernah memaksa untuk memuaskan nafsu batinmu. aku selalu berusaha untuk bisa mencintaimu, tapi tak pernah sanggup. hati kecilku tak tercipta untuk mendengarkan inginku.

terima kasih karna kamu mau membesarkan anak kita. kamu beri mereka kasih sayang yang seutuhnya dan begitu tulusnya. kamu sosok ibu yang diidolakan mereka. tapi aku tak bisa menjadi ayah yang jujur pada mereka. percayalah, aku juga sangat mencintai mereka. aku rela bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan dan segala keinginan mereka. dan sekali lagi maaf, aku tak bisa mencintaimu seperti aku mencintai darah dagingku ini.

dan inilah permohonan maafku untuk kamu. aku sayang padamu tapi aku tak mencintai kamu. aku sayang padamu hingga akhirnya sekarang aku jujur, aku tak lagi bisa bermain peran ini lagi. aku merindukan kehidupanku yang sesungguhnya. aku tak ingin menyakitimu lebih lagi karna aku menyayangimu, sebagai sahabat karibku, sebagai orang yang menerimaku apa adanya, sebagai ibu dari anak-anakku. aku yakin, kamu seorang wanita tangguh yang meski aku ceraikan, kamu bisa mengarungi hidup ini lebih baik lagi. aku titip anak-anak ya, besarkan mereka. bila nanti sudah waktunya, ceritakan pada mereka siapa ayahnya yang sebenarnya. seorang homoseksual yang mendapat banyak cinta dari kamu.

Burhan.




oleh @mareretha

diambil dari http://primariayu.wordpress.com/

No comments:

Post a Comment