07 February 2012

Satu



Selamat malam,
Aku tidak pernah berdiam di balik kegelapan, karena aku selalu berada di dalamnya. Itu, kan, yang kamu maksud? Aku tidak pernah muncul tiba-tiba pun lenyap pergi darimu. Kamu tahu kenapa? Karena aku adalah kamu. Aku adalah sisi terdalammu yang berusaha kamu singkirkan karena kamu takut terluka.
Aku mengerti. Bahkan aku yang hanya sebuah bayang pun takut terluka. Jika kamu ingin tahu, aku selalu terluka. Aku selalu berada di balikmu, bukan? Tapi lalu aku menerimanya. Itulah tugasku; menyokongmu dari belakang. Jadi, ketika kamu mengusirku, aku terluka. Bagaimana caraku menyingkir sedang aku sama sekali tidak memiliki kuasa untuk memindahkan diriku sendiri? Apakah kamu bisa menyuruh pantulanmu dalam cermin untuk pergi sementara kamu tetap berdiri di depan cermin itu?
Aku tidak menyuruhmu, tapi satu yang akhirnya aku tahu, kamu harus menerimanya. Kamu tidak perlu menjawab pertanyaan-pertanyaan itu. Kamu hanya harus menerimanya. Menerimanya akan mengundang damai di hatimu datang.
Aku tidak bisa menyingkir. Tapi kamu boleh berdiam diri jika ingin. Matikan lampu kamarmu. Saat kamu sadar dan membutuhkan, nyalakan kembali lampu itu dan berbaliklah. Aku ada di sini. Selalu.
Penuh cinta,
Bayang.
*Surat balasan untuk Surat Cinta @ikeyuningsih – “Untuk Bayang“
oleh: @prameswary
diambil dari: http://ayuprameswary.wordpress.com

No comments:

Post a Comment