07 February 2012

Kepada ESOK

Siapa yang paling saya rindukan hari ini? Jawabannya kamu, ESOK. Kelompok yang membuat saya gemar membaca sastra mulai dari yang ringan hingga sastra dengan bahasa kiasan tak terjangkau. Di awal, saya pikir nama ESOK adalah tentang bagaimana tetap bertahan menulis meski banyak rintangan. Ternyata ESOK merupakan singkatan Emperan Sastra Cok (Cok dalam bahasa Surabaya artinya umpatan). Saya bahagia ketika salah satu karya saya berupa resensi buku kumpulan puisi Nietzsche masuk dalam buletin komunitas tersebut. Ini tanda, kesempatan saya belajar menulis semakin besar. Kemudian, kenal satu per satu anggota

Mbak Nisa

Terima kasih atas semua kritik dan semangatnya.

Mbak Gita

Cewek di luar cowok di dalem haha peace mbak ;P

I just wanna say I miss u…

Bunda Niken

Rumah kedua para punggawa ESOK. Terima kasih bunda.

Mas Dika

Ajari saya masaaaak maaaas… Bikin coklat gitu. Ich!

Mbak Icha + Mas Iwan

Semoga koleksi bukunya nambah dan semakin telaten ngerawat. Semoga si kecil jadi anak jenius. Amin.

Mbah Yus

Sang penyihir kata lewat puisi-puisinya

Mbak Retha

Ibu tangguh yang jadi salah satu inspirasi saya

dan beberapa teman yang tak mampu disebutkan satu-satu. Kita sudah sangat akrab sehingga perbedaan pendapat lumrah terjadi tapi bisakah persahabatan para punggawa ESOK hanya menjadi masa lalu kemudian dilupakan ketika kita makin sibuk mengurusi diri sendiri?

ESOK itu wadah untuk kita jadi saudara. Maka, jika ESOK berhenti tidak lantas membuat hubungan pertemanan kita putus pula bukan? Jangan sampai pikiran negatif dan prasangka-prasangka memperburuk keadaan. Apa salah menunggu sejenak saja untuk mengendapkan emosi agar bisa didapat hasil lebih baik?

Semoga pikiran positif tetap melingkupi teman-teman


No comments:

Post a Comment