24 January 2012

Assalamualaikum Umi

Assalamualaikum eyang umi..

Lama sudah kita tak bersua, apalagi bertatap muka. Apa kabar umi disana? Pasti baik baik saja, aku percaya itu. Umi pasti mendapat tempat terbaik di siniNya. Tak terasa sudah 2 tahun kau disana. Ya tepat hari ini, menurut kalender hijriah.

Ingatan itu masih lekat pada hari itu. Dua tahun yang lalu. Saat itu, menurut romawi tanggal 14, Valentine. Ya seminggu sebelumnya aku hanya mendapati kabar kalau penyakit yang kau derita kembali kumat. Hanya itu. Tidak ada kabar tambah parah ataupun bagaimana. Walaupun, ya memang kau jadi di rawat di puskesmas terdekat. Aku tidak menyangka. Secepat itu kah?

Dan saat ku lihat tubuhmu kaku, aku tak dapat berkata. Hanya air mataku yang tersisa. Saat ku tak bisa melihat wajahmu lagi. Isak tangisku menjadi jadi. Bukan maksudku. Aku tak ingin membuatmu sedih akan air mataku yang terus mengalir. Namun apa daya?

Ingatan akan dirimu berhamburan dari benak ini. Aku memang bukanlah cucu yang ‘baik’, menurutku. Aku jarang mengunjungimu. Itu yang sangat aku sesali. Seandainya aku bisa mengulang waktu. Menjadi cucu yang paling kau sayang.

Dulu, setiap aku mengunjungimu, aku senang tidur di pangkuanmu dan tertidur setelahnya. Dan sebelum pulang aku pasti selalu meminta doa restumu. Ah, aku rindu melakukannya.

Aku sudah mulai rajin sholat umi *senyum lebar* walaupun kadang bolong. Jangan benci padaku karna ini. Aku akan tetap neningkatkannya umi. Tenang saja.

Oh ia. Aku sudah di ceritakan oleh eyang kok. Apa yang umi katakan. Akan aku simpan dalam hati. Bantu aku ya umi. Aku tidak tahu apakah jalan keluar yang aku pikirkan itu baik atau tidak. Setidaknya itu yang tersirat dalam benakku.

Aku kangen umi. Kalau sekarang aku ketemu, aku mau meluk umi erat.

Sudah dulu ya umi. Air mataku sudah membendung di ujung. Biarkan aku merindukanmu di balik lantunan ayat Al-Quran yang ku ucapkan.

Dari, anty..
Cucumu yang durhaka.



oleh @oppsyshanty

diambil dari http://mulyaningrat.tumblr.com/

No comments:

Post a Comment