24 January 2012

Surat Nomor Sepuluh: Ibu Calon Mertua

Bogor, 23 Januari 2012

Teruntuk, Calon Ibu Mertuaku


wanita kedua tercantik di bumi, setelah Mama


Bu, apa kabarmu? Saya harap Ibu baik-baik, dimanapun berada. Entah mengapa tiba-tiba terpikirkan oleh saya untuk menulis surat ini untukmu saat makan siang tadi. Panggilan hati, mungkin. :)

Bu, entah kapan Tuhan ijinkan kita bertemu. Bertemu denganmu pastilah lebih susah daripada bertemu jodohku. Tentu saja, wong bertemu jodoh saja sudah susah, lah ini mau bertemu ibunya. Tambah susah lagi. Hehehe..

Tapi Bu, ketahuilah bahwa sudah sejak lama calon menantumu ini merindu. Begitu ingin bertemu denganmu. Ingin mencium punggung tangan kananmu. Ingin ikut berbakti padamu.

Bu, jika suatu saat kita akhirnya saling bertatapmuka, berjanjilah pada saya tentang beberapa hal. Berjanjilah untuk mengajarkan saya mengenalmu, mengenal kebiasaanmu. Berjanjilah untuk mengajarkan saya berbagi dengan hidup dua keluarga. Berjanjilah untuk mengajarkan saya mencintaimu, juga suamimu dan anak-anakmu, seperti saya mencintai milik saya sendiri. Berjanjilah untuk mengajarkan saya mengurus rumah, memasak makanan kegemaran keluarga kecilmu. Berjanjilah untuk mengajarkan saya membesarkan cucu-cucumu kelak. Berjanjilah mengajarkan saya pahit dan manisnya para lelaki, yang didalamnya ada salah satu cintamu yang terdalam, suamiku.

Bu, Tuhan sudah lebih dari tau kalau saya berdoa setiap malam untukmu. Untuk wanita hebat yang telah melahirkan lelaki luar biasa. Lelaki yang nantinya Tuhan kirimkan untuk saya dan kelak menjadi ayah dari anak-anak saya.

Sampai jumpa di masa depan, Bu.. Peluk dan cium tangan hormat untukmu selalu.. :))


Dari saya,


calon menantu yang kelak banyak merepotkan



Oleh:

Diambil dari: http://abcdefghindrijklmn.tumblr.com/

No comments:

Post a Comment