24 January 2012

Variatio 10. Fughetta a 1 Clav.

Untuk Hrenovuha terduduk di depan perapian bermandi kepulan berlarian,



Entah dimana keberadaan saat pagi terlanjur datang, dan cahaya merobek cakrawala menjelang. Di tengah remeh remah – remah manusia, atau selewat jejari besi yang mencengkram bumi Andalusia. Yang Aku tahu, adalah tiada susu dan madu yang menyelimuti pantas. Pula kemeja kertas yang disetrika semalam jelas. Hanya rintik – rintik debu yang diramu beton – beton cadas.

Adalah tak nyata jika hidup itu pilihan bagimu, karena di balik lempengan tiang rumah, ada manusia yang meneteskan  derita  demi sekolah. Tidak saudara, tidak untukmu yang satu ini. Tapi bukanlah kerinduan jika ia bisa diraba, dirasa, atau tertulis sebelum masa. Bukan kau sebagai manusia, bukan. Tapi tulisan hidup sengit. Kau, pakis pahit, dan binatang – binatang yang melata di kaki langit.

Bahwa sehebat – hebatnya manusia, laut tak teraba, dan pilar – pilar neraka entah kemana. Atau juga makhluk bersayap yang mengiang dua tulang belikat, mengikat. Yang aksara takkan terpukat dalam jiwa pikat.

Maka akhirnya kutuliskan juga, tahu kan’ terbaca perlahan. Karena ketidakmampuan bumi mematahkan jemari lehermu membuat takjub, mengiangkan ke seantero jagat sayup – sayup. Kemudian Aku menembus daun telinga, segarang singa. Untuk meniupkan rindu dan ibu, Kamu.




oleh @MungareMike

diambil dari http://mungaremike.tumblr.com/

No comments:

Post a Comment