24 January 2012

Terakhir

Istriku,
Surat ini kutulis untukmu di masa lalu.
Sebagai hadiah ulang tahun pernikahan kita yang ke-50.
Terima kasih, untuk semua yang telah kita lewati bersama.
Untuk semua derai tawa,
Saat akhirnya kita mampu memiliki sebuah rumah.
Saat anak-anak kita lulus kuliah.
Dan saat si bungsu akhirnya berumah tangga.
Untuk semua penghiburanmu,
Ketika kita berkabung atas kehilangan orang-orang terdekatku.
Ketika aku jatuh sakit, diobati, hingga kembali sembuh,
Dan untuk tetap berada di sisiku, sekalipun masa jayaku telah berlalu.
Aku sungguh bersyukur, Yang Mahakuasa mempertemukan kita berdua,
Untuk menjalin kisah, dalam bahagia maupun derita.
Kini lima puluh tahun sudah,
Dirimu yang pertama setiap aku membuka mata.
Bukan hanya jalan indah yang pernah kita lalui,
Ada kalanya kita tenggelam di dalam sunyi
Yang diawali rasa ego dan mau menang sendiri,
Tapi tidak pernah sedetik pun aku membenci
Karena kamu adalah satu-satunya pilihanku, yang tidak akan pernah aku sesali.
Istriku,
Maknailah senyumku,
Jika ada hari-hari saat aku tak lagi mampu mengucapkan “I love you”
Maknailah anggukanku,
Jika ada hari ketika dirimu tak lagi mampu mengatakan “I love you too”
Genggamlah tanganku,
Karena kita akan bernyanyi di dalam hati.
Sebuah lagu indah yang kita bangun sendiri.
Aku ingin bersamamu seribu tahun lagi.
Bergandengan tangan, menuju ke altar itu kembali.
Menatapmu, satu-satunya hal yang paling berarti
Mengucapkan “I do” dan membiarkan dunia berhenti.
Kini usia kita sudah memasuki senja,
Mungkin tidak lama lagi waktu kita akan tiba.
Untuk kembali kepada-Nya.
Namun selama masih belum terlambat untuk mengurai makna,
Izinkan aku untuk menyelesaikan semuanya dalam cinta.
Supaya ketika kamu meninggalkanku sendiri di sini,
Aku akan tabah untuk menjalani,

Dan jika aku yang ditakdirkan terlebih dahulu menemui-Nya,
Aku akan menunggumu dengan setia di gerbang surga.

Happy anniversary, My Love.




oleh @NCLYS

diambil dari http://lampubiru.com/

No comments:

Post a Comment