23 January 2012

Bosan, Masih Tentang Kamu!

Kau yang selalu aku rindukan. Apa kabarmu? Ah, hanya hal itu saja yang selalu terlintas di benakku. Semenjak kita berpisah setengah tahun yang lalu, aku selalu bertanya dalam hati. Apakah kau bahagia dengan keputusanmu ini? Jujur, aku harap tidak. Karena aku pun sangat tidak bahagia.

Terkadang, saat rasa rindu ini padamu muncul, aku suka menghayal. Menghayal saat masa-masa kita masih bersama. Atau nggak, aku suka flashback tentang kenangan kita dulu. Saat kamu berusaha merebut hatiku, dan saat kamu telah mendapatkan hatiku ini. Itu lucu. Kamu masih mendapatkan tempat dihatiku sampai saat ini.
Autis, ya autis. Dulu aku selalu meledekmu dengan sebutan itu. Karena semua hal yang kamu lakukan itu lucu, menurutku. Dan itu selalu mampu membuatku tertawa geli. Ah, aku merindukanmu. Aku rindu menjadi orang yang selalu kamu ingat setiap kamu terbangun di malam hari. Seperti dulu. Itu hanya aku. Bukan yang lain.
Terkadang, aku ingin sekali kembali ke masa lampau. Dimana semuanya terasa bahagia. Dimana hanya cuma kamu yang mampu membuatku tertawa lepas. Dimana cuma aku yang mengingatkan hal kecil padamu. Dan cuma kamu yang membuat hariku terasa indah seperti pelangi sehabis hujan. Rindu menjadi orang yang kau rindukan setiap harinya.
Tak usah kau tanyakan, disetiap doaku selalu terselip namamu. Nama yang tak ayal membuatku gila. Walau sesekali aku rela menghapus air mata ini sendirian. Ketika lekuk wajahmu menyeruak disekitar otakku. Aku rela ketika aku harus melewati malam yang panjang untuk menunggumu. Bisakah aku menjadi perempuan yang selalu kau banggakan di depan sahabatmu? Setidaknya akupun bahagia ketika kamu menjadi milikku, lagi.
Aku tau, kamu sudah bosan dengan semua kegalauanku yang selalu aku tujukan padamu. Aku tau pula, suatu saat rasa ini akan memudar. Ingatkah? Dulu terang-terangan kamu menyuruhku untuk move on darimu? Sudah kulakukan. Berkali-kali. Tetapi belum bisa sepenuhnya tidak memikirkanmu. Aku gelisah. Menunggu kabar yang tak mungkin dikabarkan.
Aku rindu kamu. Aku rindu kita. Rindu semuanya yang kita lakukan bersama-sama. Toh, pada akhirnya, aku memang harus bersikap dewasa. Membiarkanmu bahagia dengan pilihanmu sendiri. Membiarkanmu bahagia walau nggak bersama aku. Aku ingin menjadi karang yang tetap berdiri kokoh ditepi pantai itu.
Sincerely.

No comments:

Post a Comment