Aku beri julukan itu, karena matamu  lebih kecil dari mataku. Dan juga karena aku tidak tahu siapa namamu.  Aku bukan stalker-mu. Aku juga bukan pengagummu (bisa dibilang begitu).  Aku mulai memperhatikanmu karena setiap ibadah hari Minggu pukul 9 pagi,  aku pasti melihatmu. Ya, itu karena orangtuamu bertugas di kebaktian  pagi.
Sadar tidak kalau sesekali aku  memperhatikanmu? Tentu tidak. Karena aku pasti memilih duduk jauh di  belakangmu. Sudah berapa lama ya aku melihatmu di hari minggu? Dua tahun  lebih. Sejak aku berkuliah di ibu kota. Dan aku tahu kau punya adik  lelaki yang tingginya tidak jauh darimu.
Aku memperhatikanmu karena bagiku kau  mirip Leeteuk, leader dari grup Super Junior di Korea itu. Tapi setelah  kupikir-pikir, kau tidak mirip lagi dengannya. Mungkin karena gaya  rambutmu yang kau ubah.
Omong-omong, kita pernah bertemu mata.  Ingat? Padahal aku tidak menyukaimu, tapi saat bertemu mata denganmu,  cepat-cepat aku alihkan pandanganku. Entah, kalau bertemu mata dengan  lelaki yang aku suka, aku pasti gugup. Tapi aku kan tidak menyukaimu.  Lalu kenapa aku gugup? Ah, sudahlah. Lelaki yang aku perhatikan di  Gereja juga bukan hanya kamu. Hehehe.
Tapi tadi, entah mungkin sudah Tuhan  rencanakan, aku berjalan di belakangmu saat menaiki eskalator. Perlu 5  eskalator untuk kita sampai di tempat kebaktian, dan di eskalator  terakhir, aku berada tepat di belakangmu. Tentu, karena gugup aku tidak  berani memandang ke depan. Dan kau berjalan sangaaat lama sambil  memainkan ponselmu. Yah, barangkali itu kekasihmu. Siapa yang tahu.  Langsung saja aku berjalan mendahuluimu. Bodohnya aku.
Entah, kalau aku rajin, aku pasti akan  ibadah pukul 9 dan pasti akan melihatmu duduk di tempat biasa kau duduk.  Dan kalau aku malas, aku tidak akan melihatmu karena aku lebih memilih  kebaktian sore. Hei lelaki bermata sipit, semoga, ya semoga saja, suatu  hari aku bisa tahu siapa namamu. Sampai ketemu lagi di ibadah  selanjutnya! 
 
oleh: @ragatniaclara
diambil dari: http://ragatniaclara.wordpress.com 
No comments:
Post a Comment