27 January 2012

Jantung yang Sering Disebut Hati

Selamat siang.
Hari ini cukup terang benderang.
Awan mendung pun seakan hilang melayang.
Hari ini hari kamis.
Hari kamis yang dimulai dengan sebuah senyuman manis.
Senyuman manis dari pria idaman nan rupawan yang sudah lama kunantikan.
Walau senyum bukan hanya untukku, senyum itu ia berikan pada setiap mata yang terpaku pada layar kaca yang mereka sebut televisi itu.
Tapi tetap saja aku suka.
Suka suara ramah nan renyahnya.
ah sudah, sudah, tak akan ada habisnya jika aku memulai sebuah cerita tentangnya.
Yang jelas ini sudah hari ke-13, dan hari ini aku kembali akan menuliskan sebuah surat cinta.
Dan kali ini, surat ini akan kutujukan pada sesuatu yang selamanya akan menjadi bagian dalam hidupku.
Sesuatu yang sangat mengerti tentang apa yang kurasakan.
Sesuatu yang pertama memberitahuku bahwa aku sedang sedih, aku sedang marah, aku kecewa, atau bahkan saat aku jatuh cinta.
Baiklah, kita mulai saja surat hari ini.

Teruntuk ..
Jantung yang sering disebut hati.
Hai jantung, ah bukan, hai hati.
Ah aku bingung harus memanggilmu apa,
Aku ingin memanggilmu jantung, tapi mereka sering menyebutmu hati.
Saat aku memanggilmu hati, sebenarnya kau bukan hati tapi jantung.
Hmm, lalu aku harus memanggilmu apa?
Baiklah begini saja,
Hai jantung yang sering disebut hati, apa kabarmu hari ini?
Apa rasa sakit yang tadi malam masih tersisa?
Masih ya?
Tapi bukankah tapi bagi kau sudah berdetak dengan semangat?
Kau ingat tidak??
Tadi pagi saat aku melihat senyum ramah di balik layar kaca itu, kau berdetak seolah ingin melompat.
Saat aku mendapatkan balasan pesan dari orang itu, kau tiba-tiba melemas, seperti berhenti berdetak sejenak, ah aku suka kau yang begitu.
Mereka sering menyebut perasaan mu yang seperti itu dengan jatuh hati.
Kau yang seperti terasa sakit tapi sebenarnya tak merasa sakit.
Karena rasa sakit sebetulnya adalah saat kau tiba-tiba terasa seperti tertusuk, seperti remuk, dan seperti patah.
Dan saat itulah mereka menyebut rasa sakitmu yang seperti ini dengan patah hati.
Jadi, jantungku yang sering mereka sebut hati, apa perasaan yang paling sering kau rasakan saat bersama ku.
Perasaan jatuh hati? Atau patah hati?
Aku pikir sepertinya seimbang ya??
Awalnya,kau diam-diam jatuh hati, dan kemudian kau perlahan sakit hati.
Ah aku jahat ya?
Aku dengan seenakku membiarkanmu jatuh terlalu dalam hingga membuatmu sakit hati.
Dan saat ini, aku benar-benar semakin tak tau diri, aku membiarkanmu tenggelam dalam sebuah fase bernama kegalauan.
Dalam satu hari aku bisa membuatmu jatuh dan beberapa menit kemudian aku membuatmu sakit.
Dan begitu seterusnya.
Tadi malam aku berkata, aku memilih untuk berdiam diri dan sakit hati.
Aku memutuskan hal itu tanpa bertanya dulu padamu.
Aku tak pernah bertanya padamu apakah kau masih cukup kuat untuk tersakiti lagi.
Apa kau masih kuat saat harus kuajak jatuh hati dan kemudian tertampar sakit hati lagi.
Ini benar-benar tak adil untukmu ya.
Untuk jantungku yang sering kusebut hati, terima kasih sudah menemaniku, maaf aku terus menyakitimu.
Tapi aku berjanji, akan ada saatnya nanti kau tak perlu tersakiti lagi, karena nanti akan ada seseorang yang mampu mengobati semua lukamu ini.
Seseorang yang saat orang-orang bertanya padaku, “Hey Chika, siapa dia?”
Aku akan menjawab dengan senyum kebahagiaan “Dia., dia adalah sang pengisi hati yang mampu mengobati luka di hati ini” ..


No comments:

Post a Comment