27 January 2012

Karunia Tuhan Yang Manis

Dear, @dindaskr.

Hai, kaget melihat suratku? Aku saja kaget melihat senyummu.

Dengar! Aku sudah bertemu dengan jutaan pasang mata di dunia ini, mereka semua memiliki senyuman, dan aku suka. Tapi ketahuilah, tidak semua senyuman aku kagumi. Mengetahui senyummu yang mengagumkan membuatku terkagum-kagum. Kalau saja aku bisa, aku ingin menyombongkan senyummu di hadapan jutaan pasang mata di dunia ini, kalau senyummu lebih mengagumkan daripada mereka. Setidaknya mereka akan tersenyum jika melihat senyummu, bagi mereka yang tidak tersenyum tidak pantas untuk aku senyumi. Hehehe..

Sudah berapa banyak kata senyum dan kata kagum yang aku tulis di atas? Kalau itu masih belum dapat membuatmu tersenyum aku akan… Ah. Aku tak percaya kau tak tersenyum, karena dalam hal tersenyum, kau begitu pemurah.

Menurutku, seseorang paling munafik adalah orang yang bilang senyummu biasa saja. Namun, sebiasa-biasanya senyummu, jika ada orang-orang berlalu-lalang di sekitarku dengan menyombongkan senyum mereka kepadaku selayaknya orang gila, aku enggan melirik.

Terkadang, di suatu waktu. Di kala kau merasa bosan, aku tahu malaikat pernah merasa bosan. Saat itu juga jantungku melambat, inspirasiku memudar. Ketahuilah, senyuman adalah inspirasi nomor dua paling kuat setelah rindu. Aku rasa kau tahu itu. Tapi kau tidak tahu kalau aku terlalu jatuh cinta terhadap senyummu. Aku menggilai senyummu mungkin karena Tuhan menggulainya terlalu banyak hingga terasa begitu manis di bibirmu. Senyuman satu-satunya diantara bermilyar-milyar senyuman. Jangan pernah lelah tersenyum, kalau kau tidak mau melihatku kelelahan karena memaksamu tersenyum. Hehehe..

Kekasih Senyummu,

Ghufron Gustafianto

No comments:

Post a Comment