06 February 2012

Dari aku, yang telah gugur


Hei, kamu. selamat pagi!
ya, kamu! emang siapa lagi yang setiap hari nya hilir mudik di otak ini?
masih ga ngerti ya, kenapa kamu masih aja jalan-jalan di dalam sana meski telah di usir berkali-kali. dasar ga tau malu!

wahai soul collector!
tidak cukup kah jiwa mu sendiri yang di perangkap mati? atau kamu justru bahagia melihat banyak orang menjadi zombie? oh bukan, bukan banyak orang. tapi aku yang jadi zombie! puas, hah?
kamu senang kan, melihat aku hidup tanpa jiwa. aku berjalan kesana-kemari dengan tatapan kosong, hampa, dan hambar. aku bergerak tanpa bisa merasa. aku kehilangan keseimbangan jiwa, ketenangan telah tiada. ia pergi jauh dan terpenjara semu.

eh, maling!
balikin hati aku yang hilang. jangan setelah kamu ambil dengan paksa, terus saat kamu ga butuh lagi, kamu gantung-gantungin aja itu hati. udah.... kalo kamu ga perlu lagi sama hati yang kamu maling itu, balikin ke pememilik nya kenapa? ga berani balikin? atau... kamu emang lebih suka bermain-main dengan banyak hati manusia, mengantungnya sesuka hati, lalu membiarkan hati itu kering, dengan balutan darah dan nanah. Dasar sakit jiwa!

orang gila!
cukup kamu deh yang gila, jangan nyebarin virus kemana-mana. cukup kamu.... dan jangan bawa-bawa aku. ah, aku terlalu lugu, terlalu empuk jadi sasaran, terlalu mudah di cekoki berbagai virus, terlalu sabar untuk di sayati.

Cukup! aku sudah meradang, basah, bersimbah darah dan masih saja terus-terusan kau taburkan merica dan garam di atas nya. ini perih! sangat perih. Aku dedaunan kering yang berjatuhan pada kemarau panjang. lihat, itu aku. itu aku yang terlalu lelah untuk menunggu pergantian musim. itu aku yang letih bertahan pada ranting-ranting yang tak memberi ku nutrisi. Itu aku yang terlalu sabar untuk mencinta pohon yang bahkan tak memperdulikan aku ketika ku jatuh. hahaha... si pohon justru bersyukur aku gugur, mengurangi penguapan katanya.

ah~ dasar tak punya hati...
Si pohon terus berdiri dengan nyaman, menunggu dedaunan segar hinggap kembali. sedang aku? aku terus mengering dan tak bersemi kembali.





No comments:

Post a Comment