06 February 2012

Surat Peringatan

surat peringatan kepada suamiku kelak,

sayang, hanya ada sedikit hal-hal penting dalam surat peringatan ini. tidak, aku tidak mengurusi hal sepele macam kebiasaan malas mandimu atau kebiasaanmu berkaca yang kadang jumlahnya melebihi perempuan normal kebanyakan. aku juga tidak akan menyinggung hobi ngupil sembaranganmu yang walau mengganggu tapi tetap dengan bangga kau lakukan. aku tidak pula akan mengomentari jam tidurmu yang sulit berubah mengikuti waktu Indonesia. tidak, itu adalah resiko aku memilihmu, sayang. tapi ada beberapa hal yang menurutku penting untuk kau tahu.

sayang, jika suatu saat nanti kita menikah, jangan salahkan aku kalau aku tak akan mau bercerai darimu. pilihan bagiku hanyalah, tetap bersama atau berpisah di saat kematian menjemput. tidak, jangan salahkan pola pikirku, sayang. salahkanlah lingkungan dan dunia yang mendidikku menjadi seperti itu.

sayang, jika nanti kita menikah, kamu harus selalu pergi beribadah denganku dan anak-anak kita setiap minggunya, tak peduli suka tidaknya kamu beribadah. kamu pria, sayang. kamulah yang harus menjadi panutan keluarga dan anak-anak. imanmulah yang harusnya kami teladani. jadi kuharap sayang, untuk masalah krusial seperti masalah ini janganlah kamu mengecewakanku, atau sang pencipta akan memberi izin kekecewaan datang terus-menerus ke dalam hidupmu.

sayang, jangan takut akan kesetiaanku padamu. sebanyak apapun pria yang melirikku, semenarik apapun mereka, kamu tetap jadi tuan di hatiku, sayang. saat kita menikah, aku tahu kalau itu berarti menjadi yang pertama dan terakhir di hidupku. aku bukan artis, sayang, aku tidak membutuhkan sensasi berlebihan karena menurutku, menikah denganmu adalah sensasi istimewa antara kita berdua. dan sayang, kamu pun juga harus begitu, setia padaku sampai kerut dan uban mulai tampak, atau kubuat kamu menyesal seumur hidupmu menyia-nyiakan hubungan kita di hadapan Tuhan.

sayang, saat kita memiliki anak-anak nanti, aku ma dan tahu kalau kamu akan menjadi ayah terbaik dalam hidup mereka. aku hanya meminta sayang, kamu tidak mengajarkan yang buruk seperti kebiasaan merokok pada mereka. cukuplah mereka nanti meniru kebiasaanku minum susu, sayang. cukuplah itu, tak usah kamu tambah lagi.

sayang, kamu tahu betapa besar kecintaanku terhadap anak-anak terbuang di luar sana. tidak semua tindakanku kuceritakan padamu saat ini, sayang. tapi jika kita menikah, aku mau kamu terlibat bersamaku membagikan cinta kepada mereka. aku mau kamu ikut merasakan kebahagiaan berbagi bersamaku.

sayang, bukannya aku mau membuat kamu menjadi enggan menikah denganku karena suratku ini, tapi sekali lagi kukatakan aku hanya ingin menikah sekali seumur hidupku. kamu tahu bagaimana perasaanku menjadi anak tanpa kasih sayang orang tua. aku tak tahu apa kamu tahu bagaimana perlakuan orang asing padaku, tapi sayang, percayalah, itu menyakitkan dan akan sulit untuk dihapuskan. karena itu, kelak jika menikah apalagi mempunyai anak, kuharap kamu ingat dengan suratku ini. aku tak mau ada anak lain lagi yang terluka.

kututup suratku ini dengan kepercayaan dan doa pada sang pencipta. aku percaya Dia mengirimkan kamu untukku, sayang. karena itu, aku percaya kamu kelak tidak akan mengecewakanku.

salam sayang,

istri masa depanmu


Oleh:

No comments:

Post a Comment