06 February 2012

Ibukota Nggak Sebaik Ibu Kos

Hiya Bro! Adikku si beruang kutub!

Akhirnya, datang juga kesempatan yang selalu kamu mimpikan. Punya pekerjaan sesuai hasrat dan hobi. Mungkin di mata banyak orang ini bukan langkah yang besar, tapi aku yakin buatmu ini seperti pintu gerbang taman bermain luas yang terbuka lebar.

Nikmati setiap detik yang kau habiskan sebagai seorang pekerja rantau. Apalagi sekarang ada pengalaman baru jadi anak kos. Punya ortu baru, Pak Rozali dan Bu Ella. Pasangan ketua pengurus mesjid dan ketua RT, anggap saja mereka pelindungmu di sini. Ketulusan mereka terpancar begitu jelas. Jangan ragu membalas kebaikan mereka dengan amal perbuatan yang mulia.

Dek, sebagai kakak yang sedang meniti “karir” sebagai istri dan menata rumah tangga, jujur saja tak banyak yang bisa kuberikan untuk membantumu. Sekedar kecerewetan pengingat untuk menjaga kesehatan, atau mungkin oleh-oleh seperangkat alat pembersih kamar, secuplik perhatian yang bisa kuhadiahkan untukmu.

Kau sudah dewasa, sudah saatnya bangkit, melompat, dan melesat ke angkasa. Adakalanya dalam perjalanan kita mengalami jatuh-bangun dengan beberapa lecet dan luka. Yah, dari rasa sakit dan kegagalan, kita akan belajar makna dalam dari sebuah kemenangan. Saat hari terasa begitu penat dan berat, ucapkan saja dalam hati, “Wajar dong, Dit. Ibukota nggak sebaik Ibukos.”

Jikalau Mamah meneleponmu dengan frekuensi tinggi dan kekhawatiran melewati ambang batas, maklumilah saja. Kita sama-sama tahu, kecemasan yang ditunjukkannya berbanding lurus dengan rentetan doa yang ia kumandangkan pada Yang Maha Kuasa.

Hari ini kala perdana kau berkarya di Jakarta. Semoga sukses, adikku sayang. Tetaplah semangat untuk taklukkan masa depan.



PS: You can always count on me and my hubs if you need someone to talk or just a silly company



Love,
Big Sis

No comments:

Post a Comment