19 January 2012

Kau alir, aku di hilir

teruntuk Rahne Putri @rahneputri

Kamu mengalir dan biarlah aku menjadi hilir..

demikian tertulis di catatanmu ( http://rahneputri.com ), kak. Maaf aku menyadurnya tanpa ijin darimu. Kupanggil kakak saja ya, sebab aku menganggapmu seperti itu. Seorang kakak perempuan.
Entahlah, aku juga tak mengerti kenapa pilihan nama tertuju padamu saat menulis surat untuk selebtwit. Kamu merasa selebtwit? Merasa saja ya, biar surat ini sesuai dengan tema (maksa dikit gapapa ya kak). Dari segala kata yang pernah kau tuliskan, aku selalu merasa tenang, seperti sedang dinasehati seorang kakak perempuan. Apalagi mengenai rangkaian puisi yang rentetan katanya seperti magnet beda kutub, saling mengait tak terlepas. Kau ramu dengan apa aksara itu, sampai membacanya aku menjadi terikat dan masuk dalam leburan perasaanmu. Atau aku hanya terlalu berlebih dan mendambakan seorang kakak perempuan saja?
Sebab akhir-akhir ini, kau jarang mengicaukan puisi di @rahneputri. Lalu aku mengintip melalui catatanmu. Di sana, aku selalu kau buat terdiam. Entah kata-katamu, entah dari rangkaiannya aku mengingat sesuatu, kenangan misalnya. Aku ini juga penyuka aksara, kak. Mengenal kicauanmu adalah anugerah buatku. Ada hal yang terus kupelajari dari sana.
Kalau aku mohon sesuatu boleh? Tulislah satu atau dua puisi di twitter setiap hari. Malam mungkin, sesaat sebelum tidur. Aku hanya rindu, bagaimana mendongengkan puisi pada aksara yang ingin kurangkai. Dengan puisi, aku mampu menyangkal sepi. Puisimu kak, menghibur dan mendamaikan aku dengan sendiri.
Aku membaca tulisanmu, untuk dan dari Zarry. Indah. Kalian ini pengantin di bait-bait aksara di pelaminan puisi . hahaha… Ayo berbalas kata lagi dengan si Jepri itu. Meski kabarnya Zarry sudah punya kekasih, balas membalas kata kalian masih kuanggap kata yang tercipta dari seroang kekasih pada kekasihnya. Kekasih puisi.
Semoga kau membaca surat ini. Aku penganggummu. Jaga diri ya, kak. Oh ya, kudoakan semoga cepat dapat pacar, supaya ada yang menjagamu dengan cara bahagia. Nanti seandainya kita bertemu, ijinkan aku menjabat tanganmu, tangan yang mampu menuliskan kata dengan indahnya.
aku di hilir, dekat pantai
menangkap alirmu
supaya tak hanyut sampai laut
Salam… :) 

oleh:

No comments:

Post a Comment