teruntuk Rahne Putri @rahneputri
Kamu mengalir dan biarlah aku menjadi hilir..
demikian tertulis di catatanmu ( http://rahneputri.com  ), kak. Maaf aku menyadurnya tanpa ijin darimu. Kupanggil kakak saja  ya, sebab aku menganggapmu seperti itu. Seorang kakak perempuan.
Entahlah, aku juga tak mengerti kenapa  pilihan nama tertuju padamu saat menulis surat untuk selebtwit. Kamu  merasa selebtwit? Merasa saja ya, biar surat ini sesuai dengan tema  (maksa dikit gapapa ya kak). Dari segala kata yang pernah kau tuliskan,  aku selalu merasa tenang, seperti sedang dinasehati seorang kakak  perempuan. Apalagi mengenai rangkaian puisi yang rentetan katanya  seperti magnet beda kutub, saling mengait tak terlepas. Kau ramu dengan  apa aksara itu, sampai membacanya aku menjadi terikat dan masuk dalam  leburan perasaanmu. Atau aku hanya terlalu berlebih dan mendambakan  seorang kakak perempuan saja?
Sebab akhir-akhir ini, kau jarang  mengicaukan puisi di @rahneputri. Lalu aku mengintip melalui catatanmu.  Di sana, aku selalu kau buat terdiam. Entah kata-katamu, entah dari  rangkaiannya aku mengingat sesuatu, kenangan misalnya. Aku ini juga  penyuka aksara, kak. Mengenal kicauanmu adalah anugerah buatku. Ada hal  yang terus kupelajari dari sana.
Kalau aku mohon sesuatu boleh? Tulislah  satu atau dua puisi di twitter setiap hari. Malam mungkin, sesaat  sebelum tidur. Aku hanya rindu, bagaimana mendongengkan puisi pada  aksara yang ingin kurangkai. Dengan puisi, aku mampu menyangkal sepi.  Puisimu kak, menghibur dan mendamaikan aku dengan sendiri.
Aku membaca tulisanmu, untuk dan dari  Zarry. Indah. Kalian ini pengantin di bait-bait aksara di pelaminan  puisi . hahaha… Ayo berbalas kata lagi dengan si Jepri itu. Meski  kabarnya Zarry sudah punya kekasih, balas membalas kata kalian masih  kuanggap kata yang tercipta dari seroang kekasih pada kekasihnya.  Kekasih puisi.
Semoga kau membaca surat ini. Aku  penganggummu. Jaga diri ya, kak. Oh ya, kudoakan semoga cepat dapat  pacar, supaya ada yang menjagamu dengan cara bahagia. Nanti seandainya  kita bertemu, ijinkan aku menjabat tanganmu, tangan yang mampu  menuliskan kata dengan indahnya.
aku di hilir, dekat pantai
menangkap alirmu
supaya tak hanyut sampai laut
Salam… 
 
oleh: @dzdiazz 
diambil dari: http://dzdiazz.blogdetik.com
No comments:
Post a Comment