22 January 2012

Dear You, H.

make you feel my love



Dear H,

Jeda sehari aku tak berkirim kabar (sepihak) padamu. Apa kabarmu, Cinta? Cerahkan di sana ?, ataukah gerimis kembali menyapa desamu, lagi. Karena Januari ini, hujan sepertinya jatuh cinta pada bumi di bawah, terlalu sering menyambangi tanah. Seperti aku yang selalu jatuh cinta, kesekian kalinya, pada kenangan kita. Semoga kau merasa.

Dan jika membaca surat ini, bersiaplah, mungkin saja, kau akan berairmata, seperti aku yang bahkan belum menjabarkan apa-apa. Sejak kapan, airmata begitu akrab dengan kita ya, H.

When the rain is blowing in your face
And the whole world is on your case
I could offer you a warm embrace
To make you feel my love


Dan ritualku, menuliskan surat padamu ketika matahari bergelagat lelah, turun dengan gelisah, siang perlahan petang. Dulu, waktu-waktu inilah biasanya kita bertemu. Ketika sore datang dan suara anak-anak yang berebut mandi di pinggiran “batang”. Masihkah kau suka, H. Bertelanjang dada, memamerkan kokoh bahu secara tak sengaja, membuat jutaan kupu-kupu beterbangan di dalam perutku, ingin memelukmu. Setelahnya aku sering mengutuki waktu, mengharap detiknya tak bergeser, membeku. Lalu aku kekal di sana, selamanya. Adakah kau merasa ?

When the evening shadows and the stars appear
And there is no one there to dry your tears
I could hold you for a million years
To make you feel my love


Sore selalu terasa singkat untuk kita kan, H? Walaupun tidak secepat senja yang disuguhkan petang sebagai penggantinya. Lalu ketika langit berubah warna, di pinggiran beranda rumah rakit itu kita duduk, bersisian. Merasakan gelombang perahu yang lewat menggoyangkan penopang-penopang rumah itu, mengayunkan tubuh kita perlahan. Lalu, memandang bianglala yang berwarna jingga, sekali berdebat bahwa warna senja tidak hanya jingga tapi juga merah muda, kadang sesekali ungu, menurutku. Lalu kau pun terpingkal sambil mengacak rambutku, sengaja mengalah padaku, menarik kepalaku ke dadamu. Dan itu membuatku diam, senyap dan lesap di sana. Kau tahu tidak ada yang lebih indah ketika senja turun di matamu, dan telingamu dengan lekat mendengarkan detak jantung seseorang yang kau sayang, begitu dekat, begitu hidup. Dan terasa hangat. Bahasa tubuhku mungkin menunjukkan itu, meringkuk dengan nyaman dalam lingkupan lenganmu, dunia pribadiku, hingga jingga lenyap digantikan kelabu. Dan jutaan bintang mulai menampakkan diri malu-malu. Aku mencintaimu, H.Saat itu,mencintaimu sampai ketulang-tulangku. Merasakah kau??

I know you haven’t made your mind up yet
But I would never do you wrong
I’ve known it from the moment that we met
No doubt in my mind where you belong


H, andai aku bisa memilih takdirku. Andai aku bisa kerkompromi dengan Tuhan dan menegosiasikan jalan hidupku, aku tentu akan mencatatkan namamu dalam daftar hal-hal yang kuinginkan dalam hidupku. Tapi tidak seperti itu akhirnya. Bukan aku sutradaranya. Bukan aku yang seenaknya mengubah skenario bahagia menjadi luka menganga. Akupun terluka H, adakah kau merasa ?

I’d go hungry, I’d go black and blue
I’d go crawling down the avenue No,
there’s nothing that I wouldn’t do To
make you feel my love


H, masihkah kau menjaga telaga nelangsa?

Tak cukuplah, penyesalan kita dan tangis pada malam-malam itu menjadi hujatan terhadapNya. Sumpah serapah dan amarah di matamu serupa neraka yang siap membakar pendosa, lalu kemudian membeku, luruh menjadi airmata. “Tuhan, saat itu, aku berharap mati rasa”

The storms are raging on the rolling sea
And on the highway of regret
The winds of change are blowing wild and free
You ain’t seen nothing like me yet


Maafkan aku, H. Penyesalanku membuatmu jatuh sedalam itu. Lalu pergi dan berpaling begitu saja. Ahh, sebenarnya tidak sesederhana itu, H. Akupun terluka sama sepertimu. Akupun menangis lebih darimu. Dan akupun menyesal, penyesalan yang selalu akan menjadi hantu dihidupku. Adakah kau merasa?

Semoga.

Maafkan aku,

- @alithdqueen

*Lyric by Adele (Make you feel my love)

No comments:

Post a Comment