22 January 2012

Menunggu Reda

selamat siang, kamu.

ini cerita tentang kemarin senja.
aku tertidur pulas di kasur ibu. kurasa belum sampai satu jam tapi saat kulihat sudah jam enam.
PAGI? teriakku dalam hati. syukurlah. aku berhasil melewati malam.
ku toleh kiri kanan, baru sadar ternyata hujan.
sejenak kupandang cermin.
"kusut sekali, kau belum tidur sejak dua hari" ku kasihani diri sendiri.
kembali kuhempaskan tubuhku.
ini belum pagi.
sayup sayup kudengar alunan ayat di mesjid.
kedekap guling, kupejam mata. kata mereka berdoa dikala hujan akan dikabulkan Tuhan.
sibuk aku bergumam, mencari kata-kata yang pas untuk membujuk Dia yang diatas sana.
dengan ragu kuutarakan inginku. aku meyakininya dengan pasti. hingga nyaris menjerumuskan keyakinanku sendiri.
kugerakan tanganku pelan, menadahkan, lalu bergerak pelan menggenggam.
cara berdoa macam apa?
sesak dadaku tiba-tiba.
masih saja hujan diluar sana. deras sekali.
apa yang salah dengan kita?
lama aku diam. naif memang.
kurasa bukan itu alasannya.
mungkin memang keinginanmu tak sehebat semula. atau aku yang terlalu perasa. begitu cepat kubiarkan kau masuk. terlalu gembira hingga lupa menutup pintu.
saat kau rasa di dalam tak nyaman dan membosankan semudah itu pula kau melesat keluar dan aku hanya mampu menatap nanar.
aku bukan lupa menutup pintu, aku memang sengaja membukanya, aku pasti akan mempersilahkanmu pergi tapi tentu tidak secepat ini.
"sudahlah sesak ini hanya sementara" kutenangkan sendiri resahku.
samar samar ku dengar suara adzan, sebelum berdiri mengambil wudhu, dalam rebahku ku pandangi secuil kenangan di chatbox, pelan ku bisikan namamu lalu sambil menyeka sedikit genangan air di sudut mata "aku rindu.."



oleh @innfebb

diambil dari http://iininiiniiin.blogspot.com/

No comments:

Post a Comment