22 January 2012

Di Mana?

Mentari, di mana kamu?
Aku sudah berada di sini sedari subuh tadi. Menepati janjiku menunggui kedatanganmu mengusir dingin dan gelap hingga ke ujung barat.

Apa tidak kamu dengar ayam-ayam itu ramai memanggilimu? Mereka rabun tanpa pendarmu.
Atau coba kamu lihat embun yg sengaja menjatuhkan diri dari pucuk-pucuk daun. Mereka menyerah untuk menguapkan diri.

Andai kau tau, di balkon kamar ini aku sedang ingin menuliskan surat cinta untukmu. Surat yg nantinya akan kuisi dengan kata-kata pujian dan ucapan terima kasihku kepadamu. Yg barangkali merupakan perwakilan ucap syukur makhluk-makhluk penghuni bumi.
Tentang hangatmu yg mampu mengusir gigil tanpa terasa menyengat.
Tentang binarmu yg menyeka pekat.
Tentang ronamu yg membangkitkan semangat.
Tapi sayang, kamu belum juga nampak. Penaku terbata untuk menuliskan kata jika tanpa melihat wujudmu yg nyata.

Di mana kamu?
Sekarang jarum jam telah membentuk garis vertikal. Segelas teh hangat di hadapanku pun sudah tak lagi layak disebut hangat.
Dan, kenapa aku malah terlebih dulu menemukan satu-dua bayangan pohon, bukan kamu?
Ah, aku baru sadar, aku dan balkon kamarku menghadap arah barat.
Maaf..
Selamat pagi, Mentari! :)




oleh @herv_

diambil dari http://perekamgumam.tumblr.com/

No comments:

Post a Comment