Kepada Gadis Korek Api,
Maaf jika surat ini mengganggumu, mengacaukan jam kerjamu dan lainnya. Aku hanya ingin mengatakan -kau benar-benar orang yang beruntung, Gadis.
Ditengah  banyaknya orang yang ada didekatmu, mereka benar-benar merugi. Mereka  terlarut dalam seduhan dunia yang memang nikmat. Mereka tidak tahu cara  menyeduh dunia ini agar benar-benar manis. Mereka tak tahu. Tetapi, kau  tahu itu.
Mungkin kau benar-benar menganggap ini tak penting,  tapi cobalah. Aku selalu mendukungmu. Aku selalu memantaumu. Kau yang  selalu berada di pinggir-pinggir kota, dibalut salju yang begitu dingin  -sehingga kau menenggelamkan kepalamu dalam jubah merahmu. Memandang  batang-batang korek api, dan...
Kau selalu menyisakan aku untuk hal itu, Gadis.  Kau memancarkan api dari korek api yang selalu kau bawa, membayangkan  kasih sayang keluargamu, aku tahu itu. Kau memang butuh mereka. Tapi  tenang, Gadis. Aku selalu ada untukmu. Memantau kau dari kejauhan yang  benar-benar kau tak sadari. Aku juga percaya bahwa kau tak akan larut  dalam permainan dongeng ini. Aku tahu kau bisa merubah dongeng-dongeng  yang sudah ada.
Dan masihkah kau tak menyadari bahwa ada orang yang sangat menyayangimu dari kejauhan?
Sadarilah,  Gadis. Aku jatuh hati padamu, karena kau benar-benar orang yang  menghargaiku. Kini, ikutilah pernyataanku. Ambil sebatang korek api, dan  pancarkanlah cahaya dari sana.
...Karena aku, ada disana.
Pemantaumu,
Waktu.
oleh: @sofcrates
diambil dari: http://dapursampah.blogspot.com
No comments:
Post a Comment