22 January 2012

Kepada Hujan

Dear hujan,
Titik titik mu yang berjatuhan dari langit itu, sungguh romantis tauk. Dan aku selalu menyukai bau tanah yang menyeruak setelah hujan. Dan pelangi, pelangi yang cantik itu hadirnya setelah hujan.

Jakarta sedang lucu lucunya, disebabkan kamu datang sesuka hati, aku merasa itu sangat lucu. Tiba tiba orang orang akan memanyunkan bibir sambil berkata *yaaaah hujan* lucu :))
Dan dikarenakan kamu pula, aku kemudian membeli payung berwarna merah jambu, yang akan menemaniku di hari hari yang akan dipenuhi kau, hujan. Intinya apa? Intinya cuman mau bilang aku punya payung berwarna merah jambu :p

Aku menyukai hujan seperti aku menggilai malam, karena disaat hujan, kita bisa leluasa mengingat kenangan, yah itu mungkin aku saja sih. Tapi, scene scene romantis di film film pun biasanya digambarkan pada saat hujan, never failed. Iya kan?

Kadang aku suka mengeluh sih ketika kau turun, karena kau hadir beserta petir petir yang menyambar, itu menakutkan ku. Kau selalu sepaket dengan petir yah kalau datang? Kalian tak terpisahkan? Begitu? Manis sekali, tidak seperti aku dan dia :(

Dia lagi, tampaknya dia muncul lagi di otakku ketika sedang menulisi mu surat hujan…benar kan? Kau membangkitkan kenangan kenangan…well, itu bukan salahmu sih. Otakku saja yang terlalu banyak terisi dia, menyebalkan.

Baiklah, aku tutup dulu suratku ini. Jangan marah yah, aku tak pernah membencimu hujan. Percayalah.

Dariku yang memiliki payung merah jambu :)



oleh @fickka

diambil dari http://raficka.tumblr.com/

No comments:

Post a Comment