22 January 2012

Teruntuk Perajut Kata Kesayangan

Teruntuk: @jemarimenari @greenziezt @commaditya @adimasimmanuel,

Kalian, yang selalu indah berbusanakan aksara. Kalian, yang selalu mengagumkan dalam merangkai kata. Kalian, yang selalu membuatku terpesona dalam diam lewat karya.

Kak Disa,
yang kukenal lewat kelahiran kata dari jemari menarinya. Dengan setiap puisi-puisinya yang selalu memiliki nyawa. Aku merasa nyaman untuk berada di antara rangkaian kata yang telah tercipta.

Akan ada pagi di mana kau terbangun menyentuh dada, bertanya-tanya kapan aku menyelinap ke dalamnya.

Sekali di jendela, lalu di halaman buku — lagi-lagi kudapati jemariku sedang bergerak membentuk namamu.

Kak Kiki,
yang kutahu dari keindahan sajak-sajaknya. Yang kadang, sekali membaca hanyalah melahirkan tanya. Mungkin kali kedua atau ketiga, baru bisa kumengerti artinya.

SEMINGGU. Aku dan istriku belum memberikan nama bayi kami, akhirnya kita sepakat, kenamakan melati, agar tanahnya selalu wangi.

Adakah yang mampu tak tersenyum melihat keindahan yang menghilang dan kuhilangkan dengan senyuman?

Kak Adit,
dengan kata-katanya yang selalu sederhana. Yang kutahu lewat kerendah-hatiannya terhadap setiap pujian yang ada. Tetaplah menjadi dirimu yang apa adanya, jangan berubah walau hanya sekecil saja.

Saat kita merindu, jarak memang selalu antagonis. Tapi dia membuat kita menghargai kenangan.

Aku memujamu, Tuhan. Meski jarang kukatakan pada mereka yang ingin tahu.
Aku, cinta sejati yang tak kau perlu. Aku, cinta tulus yang tak kau mau

Kak Dimas,
dengan alur kata yang mengalir, seperti dari hulu ke hilir. Kicauan dengan sejuta gagasan yang bahkan tak pernah sekalipun terpikir. Kuharap setiap senyum yang ada padamu bukanlah manis yang sejatinya getir.

Cemburu tahu cara membangunkan anak kecil yang bersemayam di tubuh orang dewasa.

Aku mengarungimu, tapi kamu mengurangiku. Mungkin itu sebab Tuhan mengurung niat mengarang kisah kita.

Gak suka zebra, karena jadul. Hewan lain kulitnya udah berwarna, dia masih aja item putih.

Sekian caraku menceritakan begaimana kicauan kalian di mataku. Kicauan yang senantiasa menghibur setiap saat. Maaf bila rangkaian yang telah kucipta mungkin tidak berkenan. Aku hanya pengagum yang sedang belajar, dan penuh dengan kekurangan.

Terima kasih, karena telah dan sedang menjadi motivasi untukku dan mungkin bagi sebagian orang di luar sana. Tetaplah tumpahkan ide yang ada secara tertulis, dengan tulus.

Salam sungkem!

- @estipilami

No comments:

Post a Comment