14 January 2012

Hei!

Hei! tentu saja aku pernah ingin menyapamu berindah-indah, tapi entah, hasrat itu pergi dengan sendiri. Sekarang, apa aku harus berbasa-basi, pura-pura peduli dan menanyakan kabar? rasanya janggal.

Disini jam 2 pagi kalau kau ingin tahu, harusnya aku sudah tidur dari tadi,tapi tidak. Bagaimana aku bisa tidur kalau keluhmu menyentak bising setiap kali aku memejamkan mata. Bagaimana aku bisa tidur kalau rengekmu menyembul di balik lampu tidur? Bagaimana aku bisa tidur kalau ocehmu tak berhenti menyaingi suara jarum jam di atas meja? Jadi, mari kita selesaikan!

Ini surat pertama yang sepertinya akan jatuh ke tanganmu. Sebenarnya aku ingin mengirimkan pada lelaki tampan yang mengendarai scoopy di ujung jalan, tapi yasudahlah. Semua tentangmu begitu menyesakkan sehingga harus segera ditatalaksana. segera ditemukan obatnya.

Hei! Sebegitu istimewakah dirimu kau anggap, seenaknya memeloroti satu persatu pakaian dari lemariku, merusak lipatannya, memakai, kemudian menumpuk dan memaksaku mencucinya? Lalu dengan akun socmed-ku yang ntah bagaimana kau tau username dan password-nya bercanda, tertawa, bahagia, dengan lelaki tampan pengendara scoopy yang aku sukai dalam diam?

Sebegitu istimewakah dirimu kau anggap, beraninya bercerita panjang lebar dengan ibuku tentang hari mu yang mengabu dengan namaku? Lalu dengan kemampuanmu merangkai kata kau meminta uang jajan berlebih untuk membeli Hp dari ayahku. Kan sudah ku bilang jangan ganggu mereka, cukup aku saja yang kau susahkan!

Sebegitu istimewakah dirimu kau anggap, mencuri waktuku dengan kelabilanmu yang menjijikkan, dengan kesensitivan tidak tau tempatmu? Kan kau sudah cukup dewasa untuk mensugesti dirimu, apa perlu aku ajarkan cara menepuk dada dan berujar ‘all is well’ seperti film India yang sering kau tonton?

Sebegitu istimewakah dirimu kau anggap, membalas sms orang-orang sebagai aku, menulis dengan kata-kata kebiasaanku, tertawa dengan caraku, bertingkah layaknya aku. Kau tau? mereka pikir aku dan kau adalah orang yang sama! Ya, kau memang berbakat dan sangat terlatih sebagai aku. Begitu banyak yang salah sangka, dan akhirnya aku yang menanggung semua tingkah busukmu itu! Mengapa tak kau cari saja wajah lain? wajah baru yang mungkin bisa kau perankan lebih sempurna? Kenapa tak kau cari saja orang lain? Orang yang namanya bukan Manda! Tolong! hampir 20 tahun menguntit hidupku, tidakkah lelah?

Hei!Untuk semua sikapmu itu, Kau pikir yang resah menjelang seminggu ujian itu cuma kamu? aku juga. Kau pikir yang ingin masuk klub teater itu cuma kamu? aku juga. Kau pikir yang homesick dan takut ga bisa pulang itu cuma kamu? aku juga. Kau pikir yang gelisah memahami kasus tutorial itu cuma kamu? aku juga! Jadi berhentilah bersikap seolah-olah kau wanita paling malang di dunia.

Karna kau tau, aku pernah melihat wanita dengan wajah sama denganmu-ya tentu saja, wajahnya juga sama denganku- tapi semangat berbeda di seberang sana. Aku yakin kau mengenalnya, karna dia pun telah memata-matai hidupku hampir 20 tahun, Apa dia semacam kembaran yang hilang di rumah sakit hampir 20 tahun lalu? Karna orang-orang juga acapkali mengira dia adalah aku. Entah,tapi ya sebaiknya kau belajar padanya!

Hei! Disini sudah jam 3. aku ngantuk, maukah kau lebih tenang dan membiarkan aku tidur? ku mohon. pergi dulu. berhenti mengganggu. kamu!


Oleh: @imandahusna

Diambil dari: http://imandahusna.tumblr.com

No comments:

Post a Comment