14 January 2012

Teruntuk Dirimu Yang Terindu

Teruntuk dirimu, percayalah setiap aku memikirkanmu seketika aku hanyut dalam rindu yang tak pernah surut. Bahkan saat aku menuangkannya dalam lembaran tulisan, hatiku pun ituk deg-degan. Aku bingung, entahlah. Faktanya, setiap aku berhadapan denganmu aku kehilangan independensiku dalam berbahasa, mengerikan bukan? Bagaimana milyaran simpul logika bisa kalah hanya dengan bulir-bulir rasa.

Sebut aku tunawicara cinta, yang hanya mampu memuntahkan rasa ini dengan aksara, tak apa lah barangkali memang cinta hanya perlu dirasa tanpa perlu terungkap lewat suara. Ah, tidak juga sepertinya hatiku sudah bersuara namun bisa jadi tidak ada sambungan rasa antara hati kita yang biasa ku sebut “sinkronisasi hati”.

Tahukah kamu, katanya jika kita dalam kangen yang sungguh maka niscaya itu lah kafein paling mujarab bagi para pencinta. Aku membuktikannya, dengan memendam kangen yang tak tahu seberapa tapi berhasil tidak tidur hingga adzan subuh bersuara. Ah, sebentar coba aku kira-kira, ada total 23 hari lalu kalikan 24 jam lalu kalikan lagi 60 menit dan terakhir kalikan lagi 60 detik. Wow, ini bisa jadi prestasi bagiku karena aku baru saja menjadi milyarder asmara.

Namun, walaupun bagiku rindu ini siksa aku akan berusaha untuk menyikapinya dengan sukacita, akan ku seberangi luapan imaji rasa yang tak terungkap untuk menjadi cerita. Jika kamu terburu-buru untuk membacanya, aku cukupkan saja kata-kataku. Karena setelah ini aku akan membakarnya dan membiarkannya tertiup angin, berharap angin menjadi pak pos yang ahli dalam urusan hati. Kepadanya ku titipkan rindu lewat surat yang tak mampu ku antarkan padamu.
-JD-


2 comments: