14 January 2012

Surat untuk suratku

Untukmu, Suratku..

Ini aku, tuanmu. Mungkin ini kali pertama kita dipertemukan. Tapi, kau tak perlu merasa canggung di hadapanku. Sedikit pun jangan. Aku bukanlah tuan yg ingin memperbudakmu. Karena aku sadar, barangkali suatu saat tuanmu inilah yg justru akan diperbudak olehmu yg bersenjatakan ketulusan memberi ruang untuk tulisanku. Candu..

Konyol memang. Tapi seperti inilah tuanmu, yg terlanjur terbiasa menggilas sepi dengan bola kecil di ujung pena. Berharap sepi yg hadir turut tergerus bersama tinta.

Kau harus terbiasa dengan baris sederhara, sebagaimana keharusanmu untuk membiasakan diri menerima paragraf berbaris-baris. Tuanmu ini memang seperti itu, menulis semaunya, tak melulu menuliskan semuanya.

Suratku. Kali ini kutitahkan kau untuk menemani aku dan penaku selama 30 hari ke depan. Akan kuajak kau menjelajah rimba rasa yg berlangitkan rusuk dan alam nalar yg terselubung di dalam tempurung kepala.

Mungkin sesekali aku akan getir menyayatmu dengan mata penaku, yg konon bisa lebih tajam dari belati sekalipun. Tapi kau tak perlu khawatir. Karena aku juga tak akan lupa cara memanjakanmu dengan belaian penaku sembari tersenyum.
Bersiaplah, Suratku!

Dariku, Tuanmu..


Oleh:

No comments:

Post a Comment