14 January 2012

Empat Puluh Delapan Jam

Jakarta, 14 Januari 2012



“I’ve been searching for you
I heard a cry within my soul
I’ve never had a yearning quite like this before
Now that you are walking right through my door”


Kepada kenangan 48 jam,

Apa kabar sayang?

Bagaimana sakitmu? Sudah membaikkah?

Bagaimana luka di kepalamu? Sudah sembuhkah?

Bagaimana perih di hatimu? Sudah sehatkah?

Sudah bisa pulang sekarang?

Sayang, sudah empat puluh depalan jam kamu entah ada di mana, sudah genap dua purnama langkahku terkatung di jalan mencarimu.

Pulang sayang, dadaku lenggang. Aku sudah meminta maaf, bukan?

Pulang sayang, aku punya empat puluh delapan juta rintik rindu yang siap membasahi keringnya hatimu. Pulang sekarang, aku mau membayar empat puluh delapan janji yang membuat hatimu menangis kemarin. Pulang sayang, kemari.. ke hatiku, biar kuobati semua sakit yang kamu tanggung selama ini karena perlakuanku. Pulang..

Kamu tau? Aku menangis di sini, sendiri, tanpa bahumu yang biasanya menjadi tempat kepalaku bersandar hingga kaosmu basah karena air mataku. Menantimu sayang, mencarimu yang tak jua kembali.

Hatiku berteriak di tiap sudut kota yang kulangkahi meraba bayangmu, di mana kamu?

Apa kamu lupa jalan pulang? Atau memang kamu sudah tak mau lagi pulang?

Empat puluh delapan jam, harus berapa kali empat puluh depalan jam lagi aku lewati? Tidak, aku tidak akan berhenti, sayang. Sampai kamu pulang.


“All of my life, where have u been? I wonder if I’ll ever see u again. And if that day comes, I know we could win. I wonder if I’ll ever see u again. And everytime I’ve always known, that u were there, upon ur throne. A lonely queen without her king. I longed for u, my love forever.”


—-

Ah, andai susunan kalimat di atas benar kamu tuliskan untukku, andai surat ini adalah isi hatimu untukku. Ah, andai.. kamu benar mencariku yang telah berlari karena kamu lukai. Diary, simpan surat ini. Biar dia tau, semua salahnya telah kumaafkan tanpa dia minta. Biar dia tau, seberapa besar ‘andaiku’. Aku yang pergi, aku yang menunggu pulang.

Andai.



Mantan kekasihmu.



I wonder if I’ll ever see u again..



#NowPlaying Lenny Kravitz -Again



Oleh: @ekaotto


No comments:

Post a Comment