11 February 2012

Surat Kaleng untuk @arauzi

to : @arauzi

baca, lalu (ajak aku) bicara

Bismillahirrahmaanirrahiim.. *gosok gosok tangan*

Aku gugup loh nulis surat ini, sebenernya nulis-nulis begini bagian dari kegamaranku tapi yang kukirimi surat ini tetep berhasil membuatku gugup...

Akang yang baik, pasti tau lah yang nulis surat ini siapa. Kita kenal sudah lebih dari lima tahun, sudah banyak cerita tentang kita dari mulai yang bener samapai yang seperti bener padahal engga.

Mungkin banyak yang akang kenal lebih dari lima tahun, tapi aku adalah makhluk yang pernah kau ajak nonton twilight di bandung diam-diam tempo hari, lalu makan steak cikawao, dan pulangnya ngebut takut dimarahi ibuku. Masih ga inget? Ahh baiklah! Aku kasih satu clue lagi, emmh aku adalah makhluk (kemungkinan sih manusia) yang pernah sama-sama naik busway berdesakan keliling jakarta, dan orang pertama yang menemanimu naik bajaj sambil ketawa ketiwi, itu sekitar pertengahan tahun 2011 lalu. Inget kan? *angkat alis*

Agak aneh mungkin kenapa aku nulis surat ini, padahal dengan mudah apapun bisa aku bicarakan denganmu lewat BBM. Tapi ini lain kang, kalo di BBM akan terlalu panjang, belum lagi kalo kepotong delay, lowbatt, sibuk ini itu, ahh ribet. Meskipun terlihat konyol, minimal baca aja sekali surat ini lalu delete dan jangan pernah baca surat apapun setelah ini.

Ini soal aku dan akang. Akang pasti tak pernah merasa ini per-“soal”-an kan, soalnya setiap aku tanya akang pasti bilang ini bukan apa-apa dan engga apa-apa. Maaf kalo terlihat memburu jawaban, tapi ini sudah terlalu jauh untuk diambangkan. Aku butuh penyelesaian, manis pahit aku siap.

Aku lupa kapan pertamanya gosip ini berhembus di dunia pertemanan ibu-ibu kita, seingatku dari jaman aku berseragam SMA lah dan saat itu akang masih kuliah. Banyak yang bilang aku akan dijodohkan sama akang karena ibu kita sudah terlanjur bersahabat, dan ingin menjadi keluarga. Aku cuek aja dan menganggap itu Cuma gosip. Lama-lama aku denger sendiri dari ibu akang soal niat baik orang tua kita, aku tidak menjawab iya atau tidak tapi aku mengikuti saran orang tua akang untuk menunggu langkah akang selanjutnya. Tapi menuru perkiraan beliau, akang mau.

Sejujurnya ada atau tidak ada tujuan kita kedepan, aku menganggap akang dan keluarga akang kayak keluarga sendiri. Ada atau tidak gosip perjodohan kita, aku akan sama hormatnya sama orang tua akang. Malah gosip yang terlanjur berhembus bertahun tahun itulah yang membuat aku jadi banyak tak enak. Aku baik, dikira ada maunya. Aku ga baik, dikira sombong dan gatau diri. Jadi mau apa-apa harus mikir berkalikali, takut salah.

Awalnya ini bukan masalah, aku anggap ini gosip yang mungkin Cuma akan bertahan beberapa bulan saja. Aku asik dengan duniaku yang remaja (sepertinya ini sudah lewat lamaaaa sekali hehe) saja dan masa bodoh dengan omongan orang lain soal aku dan akang. Tapi lama-lama malah makin kenceng, dan tiap aku main sama akang dikira ada apa-apa, aku main sama ibu akang dikira apa-apa, sekedar main kerumah akang aja pasti digosipin.. L lama-lama gerah kang! Sedangkan akang sendiri terkesan cuek, jadi rasanya aku kaya nanggung ini semua sendirian gitu kang. Serba salah sendiri.
Orang tua aku yang sama gerahnya jadi ikut-ikutan nanyain tentang kita, aku jawab gak ada apa-apa mereka juga bingung. Bingung juga aku jawabnya gimana, emang bener kan akang ga bilang apa-apa soal itu kan ya?! Dan sampai saat ini kita ga ada apa-apa kan ya?!

Sekarang usia aku 21 tahun kurang sebulan, mulai kepikiran buat merencanakan masa depan. Manusia emang Cuma bisa berencana dan Allah yang nentuin, tapi aku akan melakukan yang semua yang terbaik yang bisa aku lakukan sebagai manusia. Aku mau berencana dulu, siapa tahu Allah berkenan... aku mulai kepikiran untuk merencanakan kapan aku harus lulus, kapan aku akan menikah, dengan siapa aku menikah, punya anak berapa, kerjannya apa. Banyaklah pokonya...
Nah salah satu yang akan jadi bagian penting adalah siapa calon suamiku. Banyak yang datang untuk kenalan dan berniat ingin jadi calon suamiku, tapi aku merasa aku lagi menunggu akang. Ehmm akang ga pernah nyuruh aku nunggu sih, lebih tepatnya aku pernah berjanji sama ibu akang buat nunggu langkah akang selanjutnya. Masih kuat sih nunggu, tapi mau berapa lama lagi?! Kalo emang akang ga ada niat kan jauh lebih baik ketauan sekarang kan. Setelah jawab pertanyaanku, hal pertama yang harus akang lakukan adalah kasih tau ibu bapak akang kelanjutan pertemanan kita mau kaya apa, soalnya mereka kayaknya paling penasaran soal ini. Buat aku pribadi sih sebenarnya jawaban akang apapun itu ga jadi masalah. Aku akan menerima dengan lapang dada. Tapi yang paling penting dari jawaban akang nanti, gosip ini akan berakhir. Mungkin udah waktunya kita hidup atas rencana kita sendiri, bukan atas dasar gosip-gosip menyebalkan itu. Mau tidak mau, akang harus bilang apa mau akang biar orang lain tidak menerka-nerka. Mending kalo Cuma urusan pribadi akang sendiri, kalau menyangkut aku dan keluarga aku apa akang tega?! Aku yakin akang orang baik, pasti bisa membuat semuanya lebih baik.

Sebenarnya masih banyak yang ingin aku bicarakan sama akang, tapi akar dari semua pertanyaan adalah apa keputusan akang soal kita, aku sama akang. Berteman biasa atau akan ada sesuatu yang baru. Sederhana saja.

Aku mohon secepatnya akang luangkan waktu buat kita bicara. Tolong rahasiakan surat ini dari keluarga atau siapapun yan akan menambah lebar gosip yang sudah ada. Kalo ada apa-apa bicarakan langsung padaku dulu. Kontak bbm dan nomor hpku masih ada kan ya? ;)

Terimakasih banyak sudah meluangkan waktu beberapa puluh menitnya ya kang, caranya emang agak konyol tapi isinya penting. Maap jadi sok-sok misterius, dan harus lewat pos segala padahal kita hampir tiap hari bbman. aku mohon pengertiannya.

Selamat malam akang..

No comments:

Post a Comment