11 February 2012

Surat Kaleng untuk @galihsetyasa

Setahun lalu. Sudah berlalu.

Halo @galihsetyasa

Mudah-mudahan surat ini sampai tepat ketika setahun lalu. Setahun ketika aku menunggu kamu jemput di halte depan gedung Pramuka. :’)

Waktu itu kamu terlambat padahal sudah berangkat pagi untuk menjemputku dari perjalanan panjang Malang-Jakarta. Ditengah penantian pagi itu, dada ku berdegub kencang. Berharap itu bukan mimpi.
Dan yak itu bukan mimpi! Kamu menelepon dan mencariku. Lalu kita bertemu setelah sekian bulan terpisah jarak. Motormu melaju mengarungi padatnya jalan raya ibukota. Aku duduk diam di belakanganmu sambil terus memelukmu erat.

Peluk dan cium sudah tidak lagi mimpi. Sesampainya di rumah aku benar-benar bisa merasakan peluk dan cium darimu. Pertama seumur hidupku. Dan aku menyerah begitu saja. Bukan karena tidak berdaya. Tapi aku menyerah setelah sekian lama berjuang melawan jarak dan tembok besar yang menghalangi kita.
Itu semua setahun lalu. Sesuatu yang sudah berlalu.

Kini?
Aku datang lebih awal dari setahun lalu. Tapi aku tidak lagi menunggu kamu untuk mengarungi padatnya jalan raya ibukota sambil duduk diam dan memelukmu.

Sesampainya di rumah, tidak ada peluk dan cium itu lagi. Yang ada hanya aku meminta berkali-kali untuk sekedar bertemu dan memandangmu. Dari pintaku itu, aku pun menyerah. Menyerah pada keadaan yang tidak mungkin lagi berputar.

Di ruang tamu yang sama kita bertemu. Kita berusaha untuk tidak kaku. Tapi nyatanya ada ragu untuk sekedar memulai percakapan yang biasa saja. Sentuhan singkat namun menenangkanku. Tidak bisa menghapus rindu ku. Jika rindu ini adalah luka, maka sentuhanmu hanya obat merah yang diteteskan tapi tetap ada perihnya.
Nanti?

Aku tidak tahu apa yang akan terjadi nanti. Kamu memutuskan untuk tidak lagi menemuiku. Padahal kamu tahu aku masih rindu. Dan aku kemudian lelah membujuk supaya kamu mau. Nanti mungkin saja kita tidak akan pernah bertemu. Dan aku tidak ingin itu. Atau mungkin kita hanya butuh waktu dan jarak untuk kembali seperti awal kita kenal. Tidak ada rasa seperti dulu. Mungkin.

Ah apapun yang terjadi nanti, aku hanya ingin kamu bahagia. Entah denganku atau bukan. Semoga nanti kita bisa bertemu kembali.

Terima kasih banyak untuk kisah yang tidak pernah dimulai. Terima kasih banyak untuk kasih sayang yang tidak pernah bisa aku gantikan. Terima kasih untuk kesabaran yang berlebih untuk menghadapiku. Terima kasih banyak sudah mengijinkanku untuk menyayangimu kemarin, hari ini dan nanti.
‘Orang baik pasti akan mendapatkan yang baik. Walaupun caranya sulit’
Aku sayang kamu.

Tertanda
Kamu tahu siapa aku.

No comments:

Post a Comment