20 January 2012

Dear, Daniella.

Dear, Daniella.

Aku harap kamu tidak marah padaku. Ya, setelah beberapa tahun belakangan ini aku tak pernah menyapamu. Tak pernah lagi melewati malam-malam-sesi-curhat ala kita, walau selalu hanya aku saja yang bercerita, dan hanya kamu saja yang setia mendengarkan.

Daniella, akhir-akhir ini kamu jarang kelihatan. Mengapa? Apa kamu memang sengaja menghindariku? Apa kamu marah padaku? Atau karna akhir-akhir ini sering hujan? Ya, aku tentu masih ingat kamu tak pernah suka hujan. Setiap hujan datang, kamu selalu mengurung diri di rumahmu, tak mau keluar.

Sesungguhnya aku merindukan momen-momen keakraban kita dulu. Setiap malam aku selalu menemuimu, bercerita kepadamu tentang banyak hal. Tentang sekolah, keluarga, teman-teman, juga tentang hati. Banyak hal telah kuceritakan, banyak hal telah kamu dengarkan. Kamu adalah pendengar setia, sekaligus penjaga rahasia yang paling baik. Tak pernah sedikitpun kamu bocorkan rahasiaku kepada orang. Karena itu aku selalu nyaman bersamamu. Aku nyaman, oleh binarmu yang mampu teduhkan hati yang lara. Oleh pancar kasihmu yang selalu mampu ku rasa.

Daniella, kamu ingat pembicaraan terakhir kita? Sekitar empat setengah tahun lalu. Malam itu aku bercerita di mobil, sedang dalam perjalanan entah kemana. Aku menangis diam-diam karena seorang lelaki yang telah membuatku patah hati. Seisi mobil tak ada yang tau, aku hanya menunjukkannya di hadapanmu. Untung saja di dalam mobil gelap. Aku ingat kamu berbisik, ‘sudahlah, sayang. Dia akan menyesal telah menyakitimu.’ Dan kamu tau? Benar saja, dia kembali lagi padaku meminta maaf, namun tentu saja aku tak mau. Rasanya sudah cukup.

Daniella, walau sudah tak pernah lagi bercerita padamu karena aku yang beranjak dewasa, bukan berarti aku sudah benar-benar dewasa. Aku, sahabat kecilmu, tak pernah bisa menjadi berani sepertimu. Berani berbeda, bersinar paling terang di antara yang lainnya. Seperti arti namamu yang kuganti semauku menjadi Daniella, karena Daniel artinya orang yang pemberani, dan ku tambahkan La karena kamu wanita.

Daniella, kamu tetaplah bintangku yang paling terang. Sahabat kecilku yang paling setia. Walau kamu tak lagi menjadi tempatku berbagi cerita, namun memandang cahayamu di langit tanpa berkata apa-apa saja sudah membuatku tenang. Walau aku sudah beranjak dewasa, aku tau kamu kamu selalu disana, di langit, memancarkan sinarmu yang lebih terang dari bintang lainnya, berkelap-kelip mengawasiku sambil tersenyum, lalu berkata:

“Aku selalu ada untumu, Beatrice.. Dan aku menyayangimu dari sini.”


 
PS: Sekarang aku sudah punya dia yang selalu ada untukku membagi cerita. Aku yakin kamu sudah pernah melihatnya. Kapan-kapan aku kenalkan ya..


- @beatricearuan

No comments:

Post a Comment