20 January 2012

246

Untuk kamu, dan kenangan dalam hitungan harimu.



Ini tentang ‘the-unfinished-business’ yang terus kamu bongkar dan terus membuat kamu sakit.
Ini tentang luka yang tak terlihat yang tanpa sadar terus kamu sakiti hingga tidak sanggup lagi mengeluarkan rintihan kesakitan.

Ini tentang rasa sakit yang terus datang dan pergi karena ‘kenakalan’ kamu, kamu yang sudah tahu hal itu membuat sakit, tapi terus bermain – main dengannya, berupaya terlihat kuat tapi ternyata tidak sanggup menahannya dan hanya bisa terdiam menikmatinya.

Tidakkah kamu lelah?
Tidakkah kamu ingin berhenti?

Dua ratus empat puluh enam hari, sayang.
Sudah dua ratus empat puluh enam hari sejak dengan jelas dia membuang kamu.
Masih belum cukupkah semua waktu itu?

Sampai kapan kamu mau seperti ini, sayang?
Sampai kapan kamu mau berusaha terlihat kuat, memasang tembok tinggimu dan menjadi patung dingin tidak berperasaan?

Berhentilah berharap akan ada kata maaf, sayang. Itu tidak akan pernah terjadi.
Bahkan dalam mimpimu pun, kamu tidak bisa menemukannya, iya kan?

Kita harus berhitung sampai angka keberapa sayang?
Kita akan berhenti di hari keberapa sampai kamu benar – benar melepaskan semua kenangan itu?
Hari ini kita sudah sampai di dua ratus empat puluh enam, sayang.

Tertanda,
Hari dalam kenanganmu.




oleh @luilliciousmey

diambil dari http://luilliciousmey.blogspot.com/

No comments:

Post a Comment