04 February 2012

Surat Kaleng untuk @fitriandiani

Untuk : @fitriandiani

Sebuah Epilog Tentangmu

Hey Simpanse Kesiangan ..

Mungkin ketika kau membaca tulisan ini, aku sedang tidak berada di sampingmu. Mungkin juga
kamu sedang berada di suatu tempat terbaikmu. Bersama orang yang kau sayangi itu, seperti pekan
sebelumnya. Tapi, bagiku tak ada masalah. Aku di sini -di tempat yang membosankan ini- hanya ingin
menyapamu. Hanya itu …

Hey wanita berbehel merah muda ..

Entah mengapa untuk menulis surat ini aku lebih tertarik membicarakan ‘kita’. Bukan personalitiku,
bukan juga cerita mengenai kamu –dan dia tentunya-. Ya, beberapa bulan lalu, ketika kita masih belum
saling kenal. Ketika kita tidak pernah bertatap wajah sedekat seperti sekarang. Dan ketika canda tawa
kita masih sekedar agenda Tuhan. Aku, masih mengingatnya dengan sempurna. Bahkan jika disuruh
menceritakan setiap detilnya, aku masih dapat menggambarkannya dengan jelas ..

Aku masih ingat, ketika kita ‘membandel’ pertama kali. Di tempat favorit itu, berdua. Kamu memakai
baju seperti sweater biru toska, celana panjang hitam, sepatu creem, serta behel -biru toska- pada
bagian atasnya. Oh, ya satu lagi .. kacamata oval dengan frame warna hitam. Dan, itu adalah malam
minggu kalau tidak salah. Malam yang seharusnya orang-orang menghabiskan waktu dengan yang
disayangnya ..dikasihinya ...dan yang diberi cinta di hatinya. Tapi justru malam itu kita habiskan berdua,
tanpa rasa sayang .. kasih .. apalagi cinta yang semestinya.

Sejak saat itu, perlahan semuanya berubah. Yang pasti, jika gelas-gelas eskrim –yang telah kita habiskan-
itu dapat berbicara, mungkin mereka akan menyalahkanku. Atau bahkan menghakimiku. Karena akulah
yang mengenalkan ‘nama’ mereka kepadamu. Serta menjerumuskan mereka ke dalam cerita ini. Ke
dalam rekam jejak kita….

No Confession

Sepersekian detik, dalam pikiranku terlintas suatu pesan singkat yang pernah kau kirim.

“…mengapa kamu menjadi seseorang yang special untukku , kenapa bukan dia…”

begitulah kalimat yang aku terima melalui messenger handphone-ku. Serta beberapa pertanyaan
lainnya. Yang belum sempat ku jawab ..belum bisa aku nyatakan. Dan sebuah hal sederhana, yang
mungkin ingin kamu ketahui.

Namun, jika aku berkata sekarang –mengenai pertanyaanmu-, mungkin akan ada nada-nada minor yang
keluar dari lidah sebagian orang. Beberapa lainnya akan tersenyum dingin, sambil menahan cacimaki
terhadapmu, terhadap kita.

Bedanya, aku sering berada dalam situsi seperti ini. Bagiku, ini hal yang lumrah. Dan juga bisa
dimaklumi. Meski beberapa orang, mungkin belum bisa menerima hal-hal tersirat dalam kemakluman
itu. Tapi aku biasa menghadapinya. Satu-satunya kekhawatiranku adalah kamu. Khawatir persepsi orang
tentangmu. khawatir akan sesuatu yang tak dapat dicegah nantinya. Dan juga semuanya.

Entah itu berlebihan atau tidak, bagiku kekhawatiran itu akan tetap menyenangkan. Meski mungkin tak
lama lagi .. Karena suatu saat, Tangan Tuhan pasti akan bergerak dengan sendirinya, menyentuh hati
kita masing-masing. Dan menyadarkan mimpi buruk ini. Yang terasa indah di setiap skenarionya.

Dan jika saat itu tiba, aku –harus- siap. Begitu juga kamu ..

Dan juga, Kita ….

*Saya …

No comments:

Post a Comment