04 February 2012

Surat Kaleng untuk @nungkiawalya

Live in Fairy Tales

Don’t rush into Love!
Because even in a fairy tales, the Happy Ending takes place on the last page ;))
Dear @nungkiawalya , gadis labil yang kukenal di kantor

Hai hai…
Gimana liburanmu nduk? Pulang ke cilacap semoga bisa mengurangi rasa gundah di hatimu. Bertemu Ibu, pasti lebih menyegarkan pikiranmu. Bertemu sahabat-sahabat pasti membuka cakrawala baru bagimu.
Nungki sayang,
Gimana kabar Daru? Masih sering berantem juga? Padahal biasanya juga karena masalah sepele. Sabar yah, begitulah LDR. Kamu harus bersyukur masih dititipi Tuhan orang yang harus kamu jaga dan sayang. Tuhan pasti punya maksud tersendiri mengapa kamu harus menjalin kasih dengan cara seperti itu, jadikan itu senjata supaya kamu makin kuat. Banyak kok pasangan yang berhasil melewati fase terberat pacaran seperti LDR.

Nungki,
Masih pengen buru-buru nikah juga? Baru pacaran sebentar juga, masa udah ga sabar aja. Katamu harus nikah pas umur 25, trus kamu pikir bagaimana dengan aku yang tahun ini 26? Pacar saja aku tak punya. Kasihan ya :p

Beginilah nasib kita sebagai perempuan, selalu menunggu pria baik yang menawarkan kebahagiaan, yang mau menyambut tangan kita untuk merajut kisah kasih bersama. Sejak kecil kita dijejali dengan cerita dongeng ‘happy ending’, membentuk mimpi kita agar mendapatkan pangeran yang akan membawa kita ke indahnya dunia antah berantah. Saat kita dewasa, kita sibuk mewujudkan mimpi masa kecil itu, menemukan pria yang tepat. Seringkali kita kecewa, ternyata happy ending story hanya ada di cerita dongeng, malah buatku cinta hanya ada di drama korea. Lol!

Setiap perempuan seperti kita, pasti menginginkan sebuah pernikahan, menghabiskan hidup dengan pria yang mencintai kita. Tapi coba kamu buka mata lebih lebar, banyak di luar sana yang kisah cintanya tidak berakhir bahagia. Perpisahan menjadi satu-satunya jalan keluar permasalahan, lalu apa kabar dengan janji semati pernikahan di hadapan Tuhan? Menikah tidak semudah yang kamu kira sayang! Menikah membutuhkan kesiapsediaan. Hanya Tuhan yang tahu kapan kalian punya rasa ‘siap’ dan ‘sedia’ itu.

Aku yakin Tuhan pun mempertimbangkan kesiapanku dalam menjalin hubungan. Kamu pikir cuma kamu yang ingin menikah? Aku juga. Namun Tuhan belum berkehendak mengabulkan hajatku itu. Mungkin aku belum siap, mungkin aku akan terluka bila memaksakan, atau justru melukai pasanganku nantinya. Mungkin aku harus sendiri dulu, menata hatiku, sehingga nantinya teras hatiku sudah siap dimasuki pangeran yang akan membawaku mewujudkan manisnya dunia khayalku. Tuhan menunggu aku siap, namun tetap memberikanku banyak berkat. Hidup tidak selalu soal jodoh kan?

Kamu beruntung sayang, memiliki kekasih hati seperti Daru. Setiap kamu bertengkar dan terfikir untuk menyerah, ingat di luar sana banyak orang yang kekurangan cinta, seperti aku contohnya :p

Sabar yah sayang, jika sudah waktunya Tuhan bertindak, semua akan menjadi lebih indah. Jauh lebih indah daripada yang pernah kamu bayangkan. Karena sesungguhnya rancangan Tuhan lebih sempurna dari rancangan kita hambanya. Biarkan Tuhan berkerja dalam hubungan kalian berdua. Semangat kakak!

No comments:

Post a Comment