15 January 2012

1998


Palembang, 14 Februari 1999
Kepada seorang pemuda berusia 15 tahun bernama “Nico” yang mengenakan kacamata culun di sebuah sudut sekolah.
Hey diriku di masa lalu,
Mengulang-ulang lagu “Bukan Pujangga” sebanyak 32 kali tanpa henti tidak akan mengubah kenyataan bahwa kita baru saja ditolak. Penolakan pertama dalam hidup yang kelak akan membuat kita membenci Hari Valentine selama belasan tahun lamanya sekaligus mengajarkan bahwa “Nembak cewek tanpa PDKT itu cuma punya kemungkinan berhasil jika kamu setampan Leonardo Di Caprio.”
Kamu konyol..
Hanya bermodal secarik kertas dan amplop. Tulisan sederhana dan sepenggal lirik “Bukan Pujangga” nya Base Jam, lalu menyerahkan itu semua pada gadis paling populer di sekolah persis setelah Ujian Sejarah akhir Cawu 2.
Menurutmu ia akan menerimamu hanya karena kamu pernah menolongnya mengerjakan PR? HAHAHAHAHA..
Aku ingin terus mengomelimu, tapi sayangnya ini adalah Surat Cinta. Dan sejujurnya, memang banyak hal di dalam dirimu untuk dicintai. Kamu pasti belum menyadarinya saat ini.
Kelak, dalam perjalanan hidupmu, akan banyak kebahagiaan dan perasaan sakit yang jauh lebih dalam dari apapun yang telah kamu rasakan saat ini. Dan kamu akan  melewati semuanya dengan baik. Kita, akan melewati semuanya dengan baik. Percayalah padaku, bahwa suatu saat kelak, setelah belasan kali mencoba, kamu akan menemukan wanita yang terbaik untukmu. Siapa orangnya? Aku tidak akan memberitahumu. Supaya saat kamu menemukannya, kamu akan bersyukur dan paham, kenapa Yang Mahakuasa memperkenalkanmu pada banyak orang lain sebelum ia memasuki hidupmu.
Dan ia akan membuatmu belajar mencintai hidupmu, melalui dirinya.
Aku pun mencintaimu,
Aku mencintai apa yang kamu kerjakan. Aku mencintai setiap petualanganmu. Dan aku mencintai daya tahan yang kamu miliki ketika berada di titik-titik terendah dalam hidup kita di masa depan.
Kamu perlu tahu, bahwa sakit yang saat ini kamu rasakan karena penolakan, adalah sakit yang sama yang akan membuat kita paham pentingnya arti seorang wanita dalam hidup ini. Jangan putus asa, kita justru beruntung bisa belajar tentang cinta dengan pangkal kekecewaan.
Ya. Kekecewaan dan Harapan. Kebahagiaan dan Keputus-asaan. Tangis dan Tawa. Itulah warna-warna yang akan selalu ada dalam setiap hubungan yang kelak akan kamu jalani. Sedih itu wajar. Marah itu lumrah. Tapi jangan terlalu lama. Dan sekali lagi, menyetel lagu “Bukan Pujangga” tidak akan membantu. Lebih baik nyalakan lagu Firehouse dan bikin ortu kita marah. Ya, aku tau itu yang akan kamu lakukan sebentar lagi.
Terakhir,
Ketahuilah bahwa meskipun saat ini, usiamu mungkin baru setengah dari usiaku, tapi kesederhanaan dan keberanian yang kamu miliki, adalah sesuatu yang justru harus lebih banyak aku pelajari. Jadi jangan pernah berhenti mencintai dirimu sendiri, karena dari sanalah, kamu baru bisa mencintai orang lain.
Jadi Nico kecil, selamat tinggal. Aku berharap bisa selalu membahagiakanmu dan mengajarimu banyak hal, tapi mencintai adalah proses yang harus kamu rasakan dari dalam. Selamat berjuang ya..

With love,

Nico


Oleh --@NCLYS

diambil dari http://lampubiru.com/

No comments:

Post a Comment