15 January 2012

Teruntuk Ibu, Wanita Paling Hebat Sepanjang Masa

Selamat siang, ibu. Aku tak tahu bagaimana cara memulai menulis surat untuk ibu. Seumur hidupku, aku hampir tak pernah menulis surat, apalagi surat cinta untuk ibu. Selain dikarenakan aku tak tahu apa yang harus aku bicarakan, kita kan tak pernah berpisah cukup lama, sehingga tak ada alasan bagiku untuk membuat dan mengirim surat untuk ibu. Jadi, aku sangat berterimakasih pada @PosCinta yang mengadakan 'hajatan' #30harimenulissuratcinta ini, sehingga aku bisa menulis sepucuk 'surat modern' untuk ibu. Aku mulai ya..
Ibu, pertama, aku mau berterimakasih untuk semua yang sudah ibu lakukan untukku. Semua pengorbanan ibu. Mulai dari 17tahun lalu, saat ibu mulai mengandung aku. Kepayahan, selama 9 bulan lebih. Dengan ikhlas menggendongku kesana kemari. Tanpa pernah sekalipun mengeluh ini itu (aku tahu dari bapak loh, bu.. :")) ) Bagaimana ibu mempertaruhkan nyawa ibu untuk melahirkan aku ke dunia ini. Bahkan dengan operasi yang pada tahun segitu masih langka dan beresiko cukup besar. Aku tak berani membayangkan bagaimana sakitnya menahan kontraksi yang hebat itu. Sampai ibu mengambil keputusan untuk melakukan operasi yang resikonya besar.
Hingga saat aku akhirnya lahir, ibu selalu menjaga dan merawat aku dengan kasih sayang yang tak terhingga. Terimakasih ibu.. Terimakasih.
Ibuku, wanita paling hebat sepanjang masa.
Perjuangannya, pengorbanannya, kasih sayangnya, ia beri tanpa harap balas jasa apapun dariku, anaknya. Terimakasih ibu, yang sudah 'pasang badan' paling depan waktu aku bikin masalah. Aku masih ingat, waktu kecil, aku dengan sengaja me'rampas' mainan kawan TK ku. Masih kuingat jelas bagaimana ibu melindungiku di balik punggung, dan bagaimana ibu berdalih bahwa aku tak bersalah. "Masih kecil.." kata ibu.
Ibu, dalam surat ini juga, aku hendak mengucapkan maaf, bu. Maaf yang mungkin tak akan pernah bisa kusampaikan di hadapanmu. Egoku terlalu besar untuk mengakui kesalahanku, bu. Padahal, aku tau, begitu banyak kesalahan yang sudah aku perbuat selama ini.
Miris. Bagaimana aku mengingat saat paling buruk dalam hidup kita. Saat aku dengan sengaja, dengan segala luapan emosi mudaku, menampar ibu dengan kata-kata yang sungguh tak layak aku ucapkan. Bagaimana aku membantah segala ucapanmu, membohongi ibu, sengaja tak mengangkat semua panggilan ibu ke ponselku; saat aku sudah pulang terlambat waktu.
Bu, aku sadar, aku bukanlah anak yang kini bisa membanggakanmu. Tapi aku janji, bu. Aku akan membuatmu menangis bahagia satu saat nanti. Aku tak bisa membalas semua pengorbananmu, tapi yakinlah bu, aku bisa berubah dari gadis kecil nakalmu yang hanya bisa membuat masalah, menjadi wanita dewasa yang sanggup membuatmu bangga memilikiku sebagai putrimu.
Ibu, aku mencintaimu. Sangat, dan akan selalu mencintaimu.
Ibu, wanita terhebat selamanya, dalam hidupku.





Oleh --@kaskiskuss


diambil dari http://lunaticanggie.blogspot.com/

No comments:

Post a Comment