15 January 2012

Hai!

Hai, kamu.

Jadi bagaimana hidupmu hari ini? Masih penuh dengan ketidakadilan dan penderitaan kah? Masih penuh masalah dan pantas dikeluhkan kah?  Ohya, aku mendoakanmu agar segera keluar dari itu semua. Keluar dari alam ini maksudku. *aku bukannya jahat, tapi memang kalau mau berhenti dari masalah ya mati aja, iya toh?*

Hosh. Ini surat cinta pertamaku di #30harimenulissuratcinta . Tidakkah kau bayangkan betapa istimewanya dirimu sampai-sampai kau yang menggunting pita. Demikianlah.

Kau begitu istimewa karena kau berhasil membuatku pernah kehilangan selera makan di suatu siang. Waktu itu sudah lama tidak kudengar kabarmu. Maka ketika salah seorang sahabatku bilang bahwa kau sekarang berubah menjadi lebih aku, aku terhenyak. Yah. Setelah kukunjungi satu-satunya sosnet yang menghubungkan aku dan kau, kulihat kau yang sekarang. Sejak kapan kau suka fotografi juga? Ohya. Itu ada beberapa foto, mirip sekali dengan koleksiku! Dan kau sadarkah, bahasa di statusmu, omaigod, kenapa aku seperti kenal? Lihat gaya berdandanmu. Lihat hobimu. Lihat tulisan-tulisanmu. Lihat peliharaanmu. Lihat warna favoritmu. Lalu nama akun sosnetmu yang lain itu, hey, are you my lovely sister? Atau apakah kita putri kembar yang selama ini tertukar?

Kau juga begitu istimewa karena kau mampu menghadirkan tontonan kisah cinta dari negeri di awan untukku. Kau tahu, aku terkadang sampai butuh tissue saat iseng-iseng mengamati kisah kasihmu. Sangking terharunya, aku pernah menangis karena muntah-muntah. Oh Tuhan, ya kamu, ya ceritamu, so suit.. huekk!
Kau begitu istimewa karena kau sering menghadirkan aku sebagai pemeran penting dalam kisah itu. Aku sebagai tokoh serbabisa. Bisa menjahatimu sampai-sampai mengutukimu hingga mati. Bisa mengasihimu sampai-sampai mengalahkan bidadari. Bisa menjadi apa saja, apapun itu persepsimu.

Kau begitu istimewa. Kau tahu? Maka surat ini kubuat untukmu. Kau perlu tahu sesuatu, kupikir. Aku tak punya banyak harapan untuk orang lain tapi untuk kau, aku punya pengecualian. Berhentilah menguntitku. Blogku punya kamera sisi tivi dan aku selalu menemukanmu disana. Berdiri melototi dindingku dengan antusias. Menjengukku seperti pesakitan. Kau pikir aku pasien rumah sakit jiwa dengan terus mencintai mantanku?

Aku tak pernah benar-benar menyesal memutuskan kisahku dengan lelakimu. Kalaupun kau tersiksa dengan perasaan bodoh yang menganggap aku pantas  dikasihani untuk kisah itu, terimakasih. Atau kau merasa aku menekanmu dengan semua itu? Oh! Maap. Itu bukan mauku. Selama ini kau tahu apa tentang aku yang menuturkan perasaan atau aku yang sedang berlatih berkata-kata. Kau pikir itu semua nyata? Aku punya banyak cerita, lantas kenapa kau harus selalu mengganggap ada kau di dalamnya. Untuk semua ceritaku itu, aku pun tak pernah pula memintamu menyimaknya, camkan itu.

Jadi bisakah kau pergi yang jauh? Jauh. Jauh. Jauh. Plis! You, b*tch!


dikirim @ezapia dari http://komidiputar16.wordpress.com/2012/01/14/hai/

No comments:

Post a Comment