15 January 2012

Some Say...


“Some say, I’ll be better without you.  But they don’t know you like I do.”
Yah, itu adalah penggalan kalimat dari lirik lagu Adele yg berjudul He Won’t Go. Isi dari lagu itulah  yang benar-benar aku rasakan dari tahun lalu, bulan lalu, minggu lalu, hari ini, saat ini, sampai detik ini, D.
Terkadang, kita mencintai seseorang tidak semuanya merestui dengan pilihan hati kita. Hati kita yang memilih, tidak pakai pikiran tapi dengan perasaan. Cinta itu buta. Ya tepat sekali! Walau dahulu aku anggap kalimat itu benar-benar norak. Tapi sekarang, aku benar-benar merasakannya sendiri. Yah, hidup itu memang adil.
D, aku mencintaimu. Hmmhh, ralat. Aku menyayangimu. “Mencintai” itu terlalu berlebihan, sangat. Bisa jadi kamu tidak benar-benar menyayangiku, tapi aku mencintaimu. Sungguh.. itu lebih dari kiamat besar haha. Maka dari itu, aku terus berlatih mengontrol hatiku agar tidak terlalu tenggelam lebih dalam. Mustahil memang hati bisa di kontrol. Tapi terus kucoba, terus. Sampai hati ini tidak berasa.
Aku sangat peduli padamu. Saking pedulinya aku terhadapmu seringkali aku mengambil resiko. Sampai harga diriku pun. Kamu ingat, pernah saat emosimu sedang tidak karuan kamu pernah berkataku jika aku satu-satunya manusia yang tidak peduli. Haha, menyedihkan.
Tahu tidak D, sampai sekarang aku tidak pernah menyangka bisa bersamamu, mempedulikanmu, dan menyayangimu. Dulu aku hanya mengagumimu, dan sempat menyukaimu. Sedikit. Karena itu mustahil bisa bersamamu. Kamu berbeda sekali denganku. Dari penampilan, pergaulan, dan isi otakmu yg menurutku jenius sangat bertolak belakang denganku.
Itu pemikiranku waktu dulu. Tapi seiring berjalannya waktu, kita tiba-tiba jadi dekat. Entah mengapa, masa depan itu sulit di prediksi. Hingga akhirnya kamu menyatakan cinta padaku. Ya, kamu benar-benar menyatakan cinta ketika hatiku masih belum stabil kala itu. Masih belum bisa menerima cinta. Kamu jahat D, kamu sungguh egois. Tapi hati kecilku mengatakan kalau kamu itu D! Benar-benar D! Dan aku menerimamu karena kamu D.
Asal kamu tahu, D. Baru pertama kali aku menjalani cinta tidak di restui oleh sahabat-sahabatku sendiri, bahkan keluarga sekalipun. Dan itu sungguh menyiksa. Sangat. Sebagian besar mereka tidak setuju karena masa lalumu D, sebagian lagi karena pergaulanmu yang jauh berbeda denganku, dan sebagian kecil menganggap kita berdua cocok karena perbedaan penampilan kita yang mencolok. Haha dunia memang sungguh beragam.
Sampai suatu ketika, ada hari dimana kamu tiba-tiba memutuskan untuk mengakhiri hubungan. Padahal hubungan kita sedang tidak ada masalah. Sungguh egois kamu D. Tapi aku menerima keputusanmu. Dengan perih dan lega. Perih karena aku masih sayang kamu dan masih belum jelas apa penyebab putusnya, lega karena aku memikirkan orang-orang yang peduli padaku agar tidak meneruskan hubungan. Baru kali ini aku mempunyai perasaan yang begitu aneh ketika putus cinta. Perih dan lega.
Orang-orang sudah cukup senang dengan berakhirnya hubunganku dengan D. Lalu kalian, sahabat-sahabatku. Kalian menghiburku dengan berbagai cara. Aku senang. Tapi hati kecilku masih memikirkan D. Masih.
Pagi itu, aku melihat ada 8 panggilan tak terjawab darimu tertera di layar ponselku. Tanganku langsung dingin, dan jantungku tak henti-hentinya berdegup sangat kencang sekali! Aku bingung harus bagaimana. Aku berpikir dan terus berpikir. Pikiran realistis dan emosi terus bergelut di otakku. Hingga sorenya aku memutuskan untuk meneleponmu, D. Dan kamu menerima telepon dariku.
Di akhir percakapan, aku tersenyum dan menangis. Kamu kembali padaku, D. kamu yang memintanya dengan memohon-mohon penuh janji dan permintaan maaf yang berlimpah karena kamu menyesali perbuatanmu. Aku percaya kamu bisa berubah, aku peduli padamu. Aku harap kamu tidak akan mengecewakanku, lagi.
Sekeras apapun usahaku buatmu, tidak akan bisa 100% karena tidak di dukung oleh kalian sahabat-sahabatku. Karena memang doa dari orang-orang terdekat kuat sekali, dengan hanya mengucapkan “langgeng yaa”, berarti orang itu sudah menaruh perhatian lebih terhadap hubungan kita. Semoga saja ada keajaiban datang dalam hubungan kita. Semoga.
Dan aku tahu, di akhir pasti kalian sahabat-sahabatku dan orang-orang yang percaya padaku akan kecewa lagi dan lagi terhadap keputusanku yang dangkal. Aku sudah tahu mereka pasti capek menasehatiku. Maaf. Kalian tidak merasakan apa yang aku rasakan saat ini. Aku benar-benar menyayangi D dan kalian tentunya yang lebih dulu mengenalku. Maaf, maaf, maaf. Aku akan mengambil resiko untuk yang kedua kalinya. Percaya padaku, aku mohon.
Teruntuk,
D yang aku sayangi dan Sahabat-sahabatku yang sejauh ini sangat mempedulikanku. Aku benar-benar sayang kalian. Sayang keduanya. Sangat.
Maafkan aku.


Oleh --@kinadneir

No comments:

Post a Comment