16 January 2012

Kamu Terlalu Sabar dan Aku Takjub!

Kepada seorang Ibu hebat dengan 2 bidadari dan 2 jagoan: @saryahd

Sary,
Sudah berapa lama sih kita saling kenal? Ada 20 tahun? Belum. Ada 10 tahun? Belum. Baru juga 4 tahun. Itu pun melalui blogwalking, yang justru aku tahu dari blognya Mas Aar dan Mbak Lala. Hihihi… Karena dulu kamu salah satu penggiat homeschooling, kan?

Lantas, sudah berapa kali kita ketemu? Setiap bulan? Boro-boro! Seminggu sekali? Yakale bisa? Kita baru saja bertemu dua kali dan itu pun di acara Nulis Buku Club tahun 2011, kan?

Tapi Sary yang baik,
Apakah kuantitas pertemuan tatap muka itu dapat diartikan bahwa kita hanya berteman biasa? Bagi kebanyakan orang mungkin, ya! Tetapi bagiku pribadi, mengenalmu baru hari ini, kemarin, empat tahun lalu, atau satu dasawarsa yang lalu ya sama saja. Kamulah yang paling mengerti aku. Ini, suatu kelebihanmu yang tak dimiliki oleh banyak perempuan.

Sungguh demikian,
Kamu adalah perempuan dengan segenap kekuatan yang maha dahsyat di balik tubuh mungilmu. Membesarkan empat anak yang beranjak remaja tidaklah mudah. Jika aku menjadi kamu, tak akan sekuat dan setegar itu. Kamu mengenalku sebagai pribadi yang cengeng kan? *yak, sadar diri!*

Banyak pelajaran yang dapat kupetik hikmahnya dari perjalanan hidupmu. Tentang pernikahan, tentang pergaulan, tentang mengasuh dan mendidik anak, tentang berdamai dengan diri sendiri, dan tentang arti berpikir positif.

Sary,
Bagaimana kamu bisa sesabar itu? Kamu tahu aku selalu menangis panik jika ada sesuatu yang tak beres. Kamu, selalu hadir seperti peri yang menenangkanku hingga reda tangisku dan lega hatiku. Sungguh, ingin rasanya aku memiliki sedikit saja kekuatan darimu.

Mama Moses,
Tak banyak yang akan kutulis di sini. Coba saja, belum lagi tuntas surat ini, aku sudah menangis. Menyadari betapa beruntungnya aku memilikimu sebagai kakak dan sahabat.

Sudahlah, cukup sekian saja. Daripada terlalu panjang surat ini, kamu malah akan meledekku habis-habisan. “An lebaynya kumat!”

Terima kasih Sary,
Dari lubuk hatiku yang paling dalam. Semoga Allah memberimu yang terbaik sepanjang sisa hidupmu.

PS: lah trus kapan dong kita rumpi lagi?


dikirim oleh @andiana

No comments:

Post a Comment