16 January 2012

Sang Pengembara

Kepada Sang Pengembara,
yang entah dimana berada.

Selamat pagi, pengembara.
Bagaimana kabarmu? Apakah baik? Atau buruk? Sungguh, jangan mengatakan kau kenapa-kenapa disana. Aku tak mau mendengarnya. Aku sudah cukup menunggumu dengan waktu yang lama, tolong jangan katakan kau sakit.
Pengembara, ada satu yang ingin kukatakan:

Bahwa aku masih setia menunggumu.

Aku yakin kau akan datang padaku. Dia juga masih menunggumu. Semua menunggumu. Walau kadang mereka mengeluh, bahwa menunggu hanya akan membuat lama. Tetapi aku tidak, aku tetap menantikannya. Aku juga bisa menerima ocehan-ocehan orang lain yang kadang menyentakkan hati.
Pengembara, bolehkah aku memiliki satu keinginan?
Cepatlah datang, Pengembara. Jangan berkelana terlalu lama. Datanglah kepada kami, aku sudah siap menampungmu. Aku hanya takut, mereka tidak setia lagi denganku, saat aku masih setia menunggumu.
Aku juga takut, kau sedang tersesat disana. Di dimensi lain yang sangat tidak kau mengerti. Katakan. Kau ada dimana? Di benua apa? Katakan padaku, Pengembara. Aku akan rela menjemputmu, walau sejauh apapun.
Aku sudah siap untuk memiliki uterus, plasenta, zona amniotik, untuk menampung dirimu, Pengembara. Dirimu yang kunantikan.
Sekian saja dari suratku, Pengembara. Semoga kau bisa mengertinya, walaupun kau belum pandai membaca.


“Cepatlah datang kepadaku, Pengembara!”

Salam rindu –teramat dalam,

Calon Ibumu.

oleh: @sofcrates
diambil dari: http://dapursampah.blogspot.com

No comments:

Post a Comment