16 January 2012

Untuk Perasaan yang Kupendam

Hai,

Ah sungguh canggung aku harus menyapamu kembali, kau sudah usang terlalu lama kupendam.
Maafkan aku menyimpanmu dalam-dalam. Dalam kotak hitam, dalam gelap jauh darinya yang kau sayang. Kau begitu berdebu, serpihan-serpihan kenangan melapis tebal tubuhmu. Tapi dibalik debu-debu itu, kau masih sama walau 5 tahun telah berlalu.

Aku punya berita untukmu. Pasti kau akan suka mendengar ini. Aku ingin kau keluar kembali, menangkap cinta seseorang yang dulu pernah menghidupkan debar dalam nadi.

Kau pasti tahu maksudku memendammu selama ini. Dulu aku memang ingin kau menangkap cintanya untukku, pasti kau ingat itu. Tapi saat itu juga ada ragu yang buat limbung kaki-kaki penopangmu. Sehingga ku urungkan niatanku, dan memilih memendammu. Aku terlalu pengecut saat itu, aku mengkhawatirkan ragu akan robohkan kaki penopangmu, kau jatuh pecah hingga tak lagi satu padu.

Tapi kini berbeda. Aku makin tau apa itu arti cinta. Jadi aku tak lagi ragu melepasmu. Tapi satu pesanku, jika kau merasa lelah tuk menangkap cintanya, tak usah memaksa. Yang terpenting kau berbagi rasa sayang padanya, masalah ia membalas atau tidak, serahkan pada pemiliknya, Tuhan.

Tak ada luka jika kau tak memaksa. Seperti ketika ku memendammu sebagai rasa yang termakan usia.


Pemilikmu yang dulu pernah ragu,
 




dikirim oleh @biazrio_

No comments:

Post a Comment