16 January 2012

Untuk Cinaku

Dear Cina,
Aku masih ingat hari pertama bertemu denganmu, empat tahun yang lalu.

Rambutmu agak gondrong.
Dengan kemeja kotak-kotak lengan panjang yang terlihat agak kedodoran, mungkin milik kakakmu.
Logatmu medok. Jauh lebih medok daripada sekarang.
Tampangmu pun culun. Agak ndeso.
Jerawatan, banyak pula.
Tampak seperti minder, dan masih asing di tempat yang baru.
Sama sekali tidak keren.
Sungguh bukan kesan pertama yang menarik.

Tapi ketika kau berbicara di depan kelas, kau tampak yakin dan tak ragu-ragu.
Kata “eee….” yang berkali-kali terucap kulihat bukan karena kau tak yakin, tapi hanya karena kau masih memilih kata-kata yang tepat untuk mengungkapkan pemikiranmu.
Terlihat dari konsistensi dalam setiap kalimatmu,
Dan dalam keberanianmu menyampaikan pendapatmu.

Dosen paling berwibawa di kampus yang sangat aku hormati pun menaruh kepercayaan padamu.
Seseorang dengan pengalaman seperti beliau pasti tak akan sembarangan menilai orang.
Baru hari pertama, tapi seisi kelas sudah sepakat mengangkatmu menjadi ketua.
Penilaianku saat itu tentangmu, di balik kesederhanaanmu kau punya bakat memimpin.


Cina,
Ingatkah kamu, saat itu bulan Ramadhan.
Entah kenapa, aku sangat kecewa melihatmu minum dan merokok di siang hari bolong.
Padahal hampir semua teman kita yang lain juga melakukannya.
Tapi aku tak kecewa pada yang lainnya.
Hanya padamu saja.
Aku merasa, aku sudah salah menilaimu.

Kuakui masih ada orang lain di hatiku saat itu.
Tapi aku sudah percaya padamu.
Aku percaya kau memiliki kelebihan yang tak terlihat dari fisikmu.
Saat itu aku merasa, kau berpotensi jadi orang hebat di kemudian hari.
Maka aku pun dengan senang hati selalu membantumu saat kau butuh.
Sebagai temanmu, sebagai sahabatmu.

Dan hari berlalu,
Ternyata kau benar-benar berbakat menjadi pemimpin.
Ternyata benar penilaianku.

Tapi saat itu, aku tak pernah terpikir, perkembangan kita akan seperti sekarang.
Tak pernah terlintas, aku akan mencintaimu seperti saat ini.

Aku jatuh cinta kepada dirimu,
Orang yang tak pernah kubayangkan,

Tak pernah kupikirkan untuk bisa jadi pacarku….
(Tompi — Aku Jatuh Cinta)

Yang aku tahu, aku sudah mempercayaimu sejak awal.
Dan makin hari, kau bisa benar-benar meyakinkanku.
Makin hari, aku makin nyaman bersamamu.
Dan sampai hari ini, aku masih mempercayaimu.

Aku masih yakin, kau akan jadi orang hebat nantinya.
Aku akan membantumu mewujudkannya.
Satu-dua kekuranganmu tak akan membuatku mundur.
Memang ada kecewa, melihatmu tak sepenuhnya seperti harapanku.
Tapi aku tahu bahwa di dunia ini memang tak ada manusia yang sempurna.
Begitupun aku, yang mungkin juga tak sempurna untukmu.

“Di balik perempuan sukses ada cinta yang gagal. Di balik laki-laki sukses ada perempuan yang mencintai.”
Itu kata sebuah buku.

Aku akan bantu membuatmu sukses.
Dunia dan akhirat.
Meski tak akan mudah,
Meski harus jatuh bangun,
Meski akan penuh perjuangan.

Aku akan membantumu.
Aku akan di sampingmu.

Semoga untuk selamanya.

I’ll be at your side,
There’s no need to worry.
Together we’ll survive,
Through the haste and hurry.
I’ll be at your side,
If you feel like you’re alone,
And you’ve nowhere to turn,
I’ll be at your side…
(The Corrs — At Your Side)



Oleh:
Diambil dari: http://scrabbleholic.blogspot.com

No comments:

Post a Comment