16 January 2012

Setahun Kemudian


Bagaimana satu tahunmu kemarin?

Bagaimana kabarmu? Apakah kau baik-baik saja?

Apakah kau sehat? Seingatku dulu kau paling sering sakit masuk angin. Terutama ketika kau kecapekan. Lelah antara segala tugas-tugas kuliahmu dan pekerjaan sambilanmu.

Apakah sekarang kau mendapatkan cukup istirahat? Seingatku dulu kau selalu kekurangan tidur. Kau sering tertidur di bahuku ketika kita menonton TV bersama. Bahkan kau sering telat datang menjemputku karena tertidur.

Apakah kau bisa menjaga dirimu dengan baik? Seingatku dulu kau sangat pelupa. Lupa ini, lupa itu. Aku ingatkan kau ini, aku ingatkan kau itu.

Apakah kau bahagia? Dulu kau selalu membuatku tertawa. Dulu kita tertawa bersama. Ada saja yang selalu membuat kita tertawa.

Begitu banyak pertanyaan berkecamuk di kepalaku, tentang bagaimana kehidupanmu setahun ini. Setahun setelah perpisahan kita. Apakah kau baik-baik saja?

Aku menyimpan semua pertanyaan itu. Aku menyimpannya entah sampai kapan. Mungkin sampai kita berjumpa lagi. Entah kapan kita akan berjumpa lagi. Namun, ketika waktu itu tiba, sanggupkah aku menyampaikan seluruh pertanyaanku itu? Aku takut, ketika aku melihat wajahmu lagi, seluruh pertanyaan itu akan luruh tak terucapkan. Aku takut, pada reaksiku sendiri.

Setelah setahun berlalu, masihkah kau seperti yang dulu? Seperti yang ada dalam ingatanku.

Aku sering bertanya kepada diriku sendiri, apakah keputusan yang tepat untuk menghilangkanmu sepenuhnya dari hidupku, selama setahun ini? Mengingat kau adalah sosok lelaki yang paling mengerti dan memahamiku. Pantaskah kita menjadi seperti dua orang asing, setelah apa yang kita lalui bersama selama lima tahun sebelumnya?

Lalu ketika aku berkaca pada hidupku sendiri selama setahun ini, aku dapat yakin, benar atau salah, yang jelas tidak ada penyesalan. Selama lima tahun aku telah mengenali dirimu, lalu selama setahun ini aku mengenali diriku sendiri.

Bagaimana satu tahunmu kemarin? Aku di sini baik-baik saja.




No comments:

Post a Comment