16 January 2012

Surat Kedua: Jembatan, Kado, Bahagia. Tanpa Papa

Jembatan itu apa, Mama? Alat penghubung dari satu tempat ke tempat lain, Nak.
Kado itu apa, Mama? Kado itu hadiah ungkapan perasaan kita kepada orang lain, Nak.
Bahagia itu apa, Mama? Perasaan dimana kamu merasa senang yang berlebihan, Nak.
Tiga pertanyaan itu yang aku ingat kamu pernah tanyakan padaku ketika kita duduk di teras rumah. Usiamu saat itu belum genap enam tahun, karena kamu sudah pandai membaca tentunya kamu akan terus banyak bertanya tentang kata-kata yang tidak kamu mengerti artinya. Membuatku terkadang kewalahan.
Yura,
Mama masih ingat, kamu yang rajin menemui mama di rumah ini, diantar Nyima dan Kipa, sambil membawa buku cerita bergambar. Setelahnya kamu ajak mama untuk mendengarkan kisah dari suara cemprengmu. Mama masih belum terlalu gila kan, buktinya masih bisa kujawab pertanyaan itu dengan baik.
Pertanyaan pertamamu yang aku langsung mendadak kambuh lagi, juga masih terekam luar biasa. Tidak, itu bukan salahmu. Memang sudah seharusnya kamu bertanya Mama, Papa dimana? Tapi memang aku saja yang kesulitan menerima ada sosok lain di antara kita, bernama Papa.
Sesaat sebelum aku harus kembali ke dalam kamar, diantar Suster Maria tentu saja, aku ingat kamu sempat berkata, “ Ma, aku mau membangun jembatan untuk kado ulang tahun Mama. Biar Mama bahagia“.
Surat ini aku tulis untukmu, Yura anakku sayang, karena Mama merindukan kamu. Cepat temui aku agar kita bisa duduk berdua di teras rumah sambil membaca.
Peluk cium,
Mama
- surat ini lanjutan dari surat http://t.co/3PD5uf8m -

oleh: @starlian
diambil dari: http://starlian24.wordpress.com

No comments:

Post a Comment