DEPARTEMEN PLANOLOGICHA
Jalan Tikung Sana Tikung Sini Gak Ada yang Jadi Nomor 212
Semarang Kaline Banjir
Semarang Kaline Banjir
Telepon: 108 Email: andhikacitra@yahoo.com Twitter: @ichahahalo
___________________________________________________________________
Nomor          : 2/30HariMenulisSuratCinta/1512012
Perihal          : Surat Ijin Mencintai
Lampiran       : Senyuman Selebar Jalan Tol
Kepada:
Yang Terakreditasi A @agoyprayoga
di mana kakimu berpijak di situ langit dijunjung di mana fansmu akan berteriak
Dengan hormat,
Sehubungan  dengan adanya kewajiban menulis surat cinta selama 30 hari, maka ada  kiranya aku menyelipkan salah satunya untukmu. Aku membagi tujuan surat  cinta itu sama rata ke semua teman kita yang aku rasa perlu aku jatuhi  cinta atas semua yang telah mereka lakukan terhadapku selama empat  tahun. Termasuk kamu. Maka siap-siap beli helm dengan ukuran yang lebih  besar kalau-kalau kepalamu membesar tanpa disadari karena banyaknya  cinta yang aku jatuhkan kepadamu.
Aku  ijin menjatuhi kamu cinta karena kepintaranmu. Aku selalu mengagumimu  karena kepintaranmu. Kamu itu makannya apa sih? Perasaan aku dan kamu  ini sama-sama penikmat warteg, makanan Ibu Kantin kampus, pelanggan  setia kucingan simbah bule kan? Maka ijinkan saja aku mengagumi  kepintaranmu sambil berharap kamu akan menularinya kepadaku.  Ketidakpuasan yang selalu kamu tunjukkan saat tau IPmu tidak sesuai  dengan harapanmu (padahal aku tau IP kamu selalu nyaris sempurna),  membuatku kagum. Artinya kamu mengajarkan untuk tidak dulu cepat berpuas  diri. Aku mengagumimu karena katidakpuasanmu yang akan membuat kamu  pasti akan berusaha lebih keras lagi. Aku mengagumimu.
Aku  ijin menjatuhi kamu cinta karena tanggung jawab, kredibilitas, dan  konsistensi yang kamu miliki. Kamu pantang menyerah, kamu bertanggung  jawab atas segala hal yang dilimpahkan kepadamu walaupun kamu sering  uring-uringan karenanya. Aku mengagumi etos kerjamu yang tinggi, tidak  pernah main-main walaupun kamu mengerjakannya sambil bermain. Aku  mengagumi profesionalitasmu dan kesempurnaan yang selalu kamu sajikan  atas hasil kerjamu. Aku perlu belajar banyak lagi darimu tentang hal  ini. Aku mengagumimu karena kegigihanmu dalam melakukan semua hal yang  membuat kamu dipercaya banyak orang. Aku mengagumimu.
Aku  ijin menjatuhi kamu cinta karena ketampananmu yang sesungguhnya masih  jauh kalah tampan dibandingkan Rio Dewanto. Toh kan semua cowok di dunia  ini tampan. Bedanya hanya sedikit tampan, kurang tampan, tampan, tampan  sekali, dan amat sangat tampan sekali. Aku mengagumi ketampananmu yang  katanya mampu membuat banyak gadis berteriak histeris sementara aku  berjengit miris. Aku mengagumimu.
Aku  ijin menjatuhi kamu cinta karena prestasimu. Kamu lulusan pertama di  angkatan kita dengan nilai terbaik. Kamu terpilih untuk menjadi  pembicara di seminar sekolah perencanaan di Perth, Australia waktu itu.  Kamu selalu meraih IP tertinggi dan selalu sukses membuat aku iri. Kamu  itu bagai pedang bermata dua. Di satu sisi kamu membuat aku semangat  berusaha agar bisa setidaknya menyamai prestasimu. Di sisi lain, kamu  bikin aku cakar-cakar-tembok karena prestasimu yang tidak mungkin  kukejar itu. Kamu tega membuat aku bersemangat namun sekaligus membuat  aku down di saat yang bersamaan, sungguh. Kamu menusukkku di kedua sisi  dengan mata pedangmu. Menohokku dengan wasiat-wasiat dan berupa  pencerahan yang aku pinta darimu. Aku mengagumimu karena kebaikanmu  membantuku berjibaku dengan Tugas Akhirku. Kamu itu unofficial mentorku.  Aku mengagumimu.
Aku  ijin menjatuhi kamu cinta karena bakatmu. Aku suka suara rendahmu dan  juga wajah sendu yang kamu pancarkan setiap kamu bernyanyi. Aku  mengagumimu karena walaupun kamu bernyanyi dengan wajah sendu, kamu  sukses membuat aku tertawa. Aku juga ikut mendukungmu sewaktu kamu  menjadi finalis Teknik Idol. Aku mengagumimu.
Aku  ijin menjatuhi kamu cinta karena bakatmu yang lain. Aku mengagumi hasil  fotomu. Aku mengagumi hasil desainmu. Aku mengagumi tulisan-tulisanmu.  Dan ah, aku mengagumi kecanggihanmu berbahasa inggris. Memilikimu di  timelineku seakan aku memfollow seorang bule. Aku mengagumimu karena  melalui tweetmu, aku jadi bisa sekalian belajar bahasa inggris. Jadi  hemat uang. Aku mengagumimu.
Aku  ijin menjatuhi kamu cinta karena keanehanmu. Kadang dingin seperti es,  kadang secerah matahari jam duabelas siang, kadang seganas halilintar  musim hujan, kadang setenang air di bak mandi, kadang sekeras batu yang  dihempas ombak, namun kadang selembut ilalang yang dibuai angin. Aku  mengagumimu karena ke-manusia-anmu. Kamu wajar adanya, manusia  seutuhnya, hidup dengan berupa rasa dean sejuta misteri di dalamnya. Aku  mengagumi caramu menikmati hidup dan penghargaan yang kamu berikan  sendiri untuk hidupmu. Serius tapi santai, santai tapi serius. Aku  mengagumimu.
Mungkin  aku memang tidak mengenalmu sedalam mereka mengenalmu. Aku kan  mengagumimu. Aku mengagumimu karena membuatku bangga bisa mengenalmu  secukupnya. Tidak berlebihan agar aku tidak sok tahu jika menceritakan  tentang kamu kepada orang lain. 
Ijinkan  aku menjatuhi kamu cinta. Ijinkan aku mencintaimu dengan cara yang  berbeda dengan orang tuamu, dengan kakak-kakakmu, dengan pacarmu. Eh  mantan pacarmu. Eh atau pacar putus sambungmu. Eh atau calon pacarmu  atau yang hubungannya tidak jelas denganmu itu. Tuh kan aku sok tau.  Ternyata mengenalmu lebih jauh itu memang tidak ada kata cukup.
Ijinkan  aku menjatuhi kamu cinta karena tawamu yang sumringah disertai gelengan  kepala antusias saat membaca suratku ini. AKu yakin kamu pasti tertawa  karena keisenganku menulis ini di hari minggu pagi dengan tumpukan  deadline kerjaan yang menghantui dan membuatku malas mandi. Masih  sempet-sempatnya aku begini. Aku mengagumi komentarmu nanti, hujatan  atau pujian akan aku terima dengan senang hati. Aku juga terima kiriman  pizzahut dengan senang hati kok.
Aku  mengagumimu karena kamu membuatku bisa berkata-kata lebay bertele-tele  seperti ini. Aku tidak suka sebenarnya kalau terlalu mengagumimu bisa  membuatku begini efeknya. Tapi nasi sudah menjadi bubur, jadi tinggal  bagaimana membuat bubur itu menjadi enak bukan?
 Aku  mencintaimu sebatas aku mengagumimu namun dengan seluruh kekagumanku.  Aku mengagumimu sebagai calon orang sukses yang suatu saat nanti pasti  akan membuatku lebih bangga lagi dan aku bisa memamerkan fotoku saat  berdua denganmu. "Aku foto sama orang sukses" mungkin itu ujarku saat  itu.
Kamu  memang bukan anggota boyband. Kamu juga bukan calon presiden. Kamu  bukan orang yang aku cintai diam-diam karena kamu bukan dia. Kamu sudah  cukup mendapat banyak cinta dari semua orang yang mengenalmu termasuk  cinta dariku. Aku yakin kamu tidak akan mengartikan cinta terlalu  dangkal. Kamu itu orang yang aku kagumi dan aku cuma salah satu orang  yang senang mengenalmu. Titik. Jadi apakah aku fans beratmu? Tidak.  Apakah aku mencintaimu? Tidak juga. 
Demikian mohon untuk dijadikan periksa. Terima kasih.
Semarang Bagian Barat, 15 Januari 2012
Hormat saya,
No comments:
Post a Comment